5

5.5K 241 41
                                    

"Orang jatuh cinta tuh emang begini, Net. Jangan kan tawa denger suara nafasnya aja udah bahagia."

J.s Row

*****

Erra terus berjalan ke arah mobil Bima, tak memperdulikan jika Bima masih membeku di tempat. Bima menggeleng, setelah menghembuskan nafas ia mengekori Erra cepat-cepat.

Tak seperti biasanya, mobil Bima tampak suram. Erra hanya mampu terdiam seraya memandangi langit jingga di balik jendela.

Sementara Bima memilih bungkam, dan fokus menyetir ke arah depan. Dalam diam dia menyesali perbuatannya, tapi apa boleh buat?

Semuanya harus terjadi, Bima harus berkorban demi rasa bersalah yang ditanggung nya selama ini. Sedikit tak suka karena kediaman Erra, Bima tersenyum tipis.

Erra terbiasa berceloteh dengan nya, kian ceria setiap kali menceritakan soal Buku-buku Novel kesukaannya. Kemudian saat Erra diam, Bima merasa kehilangan.

Bima menghentikan mobilnya, sekali lagi membuang nafas tak sedap."Sampai."

Erra tersenyum, turun di ikuti Bima."Makasih ya."Kemudian berbalik hendak pergi sebelum Bima menahan langkahnya dengan cara menarik lengan Erra.

"Tunggu, Ra."Bima menelan ludah saat Erra mendangak dengan sorot kecewa.

Erra menunggu Bima bicara, namun seseorang sudah meneriaki namanya lebih dulu."Erra!"Erra tersentak ketika melihat wajah sepupunya, Geisler Sameara diambang pintu.

Jantung Erra berdetak cepat, mendadak dilepaskan nya tangan Bima dengan cara cepat. Wajah Erra pucat, takut-takut dia bilang."K-kamu pulang aja. Aku capek, mau istirahat. Sekalipun kamu bicara pasti hanya kebohongan belaka kan? Atau semacam pembelaan dari suatu penghianatan?"

Bima menyeringit, wajah pias sekaligus suram Erra membuat Bima kebingungan. Erra seperti orang ketakutan melihat Geisler. Di liriknya Geisler yang masih bersedekap angkuh menatap Erra.

"Heh! Anak idiot! Cepet balik, gak tau diri banget Lo!"Sekali lagi suara Geisler terdengar tak bersahabat.

Erra menoleh."I-iya Kak."Kemudian berpaling kembali pada Bima."Tolong, sebaiknya kamu pulang. Ini sudah sore, apapun yang ingin kamu katakan jika hal itu bukan kejujuran aku gak bersedia mendengar."

Bima tak dapat menahan Erra, dirinya sendiri tengah dalam keadaan kalut luar biasa. Bima terus memperhatikan Erra dan Geisler.

Terlihat dari posisinya, Erra menunduk dengan Geisler yang menunjuk-nunjuk nya galak. Bima menghembuskan nafas, mendadak teringat dengan kalimat seseorang.

"Giza, maafin Gue."Ucap Bima pelan.

Akhirnya Bima memasuki mobil dengan perasaan gusar, sebaiknya ia tidak pulang dan menghabiskan malam di luar rumah. Jika saja hubungan nya dengan Irvin sedang baik-baik saja, Bima pasti akan menginap di rumah lelaki itu.

***

Saga menggebrak meja."Lo nganggap Gue apa, Net?!"Sentaknya galak, Netta hanya bisa menunduk dalam Kafe milik Alta.

Lasi memang berhasil menyusul keduanya, khawatir Saga tak sabaran dan meledak Lasi meminta Alta mengebut.

Netta masih menangis, beruntung sekarang sudah ada Lasi. Alta juga yang melihat Netta sesenggukan langsung mengajak mereka masuk dalam ruang kerja.

Sejak kedua orang tuanya bercerai, Alta memang memutus segala hubungan dengan mereka.

Alta kecewa lebih tepatnya hancur berantakan, Alta tidak sanggup melihat mereka kembali. Uang kiriman yang di kirimkan kedua orang tuanya pun tak pernah ia jamah, Alta memilih mencukupi kebutuhan hidupnya sendiri.

MANTAN DOI ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang