Netta terkaget-kaget saat menoleh ke arah sang suara yang mengejutkan semuanya, ia sampai mundur dan menabrak Rama di belakang nya."Lo ngapain mundur-mundur sih, mau saingan sama kepiting?"Netta meneguk salivanya cemas.
Punai mulai nyerocos, ia bilang Netta murahan dan tak tau di untung pada Bima. Lasi merespon cepat."Heh gagang sapu! Ngomong sekali lagi Gue sumpel pake sirih Lo!"Raung yang di dekatnya melotot jatam, menyuruh gadis itu diam."Apa Lo? Mau Gue sumpel juga?"Raung menggeleng pelan.
Sedang Bima yang mendengar mendadak mengepalkan tangannya, wajahnya sebenar merah sebentar putih menahan amarah."Siapa yang bilang kayak gitu?"Desis Bima terus memandang Netta penuh kilat khusus.
Punai menyeringit."Hampir semua sekolah tau dia udah gak utuh."Punai memainkan jari-jemarinya, Katrin dan Yola masih diam. Energinya terkuras setelah berkelahi dengan Lasi, namun keduanya heran melihat respon Bima yang di luar dugaan.
Bima memandang Punai tajam."Jangan sekali-kali Lo nyebar berita murahan! Gue Mantannya, Gue tau persis gimana Netta. Dia beda jauh dari Lo, Punai!"Bima menunjuk Punai dengan sadis nya, lalu menghadap Netta tanpa memikirkan resiko nya."Lo gak papa?"
Netta diam, ia bengong melihat respon Bima yang jauh dari eskpetasi."I-iya."Bima mendekat, memeriksa kondisi nya. Bahkan cowok itu tak segan menyingkirkan rambut Netta yang basah karena keringat di kening nya dengan helaan nafas panjang. Lagi-lagi Netta kalah dengan kata hatinya, ia tetap diam membiarkan Bima bertindak seenaknya. Bukan nya apa, di samping syok Netta juga tak menampik rasa ingin di pedulikan lagi oleh Bima.
"Kecakar?"Bima mengelus pipi Netta lembut, membuat jantung Netta bergelombang tak karuan. Usaha move on nya kembali di gagalkan dengan perhatian Bima."Jangan berantem lagi, Lo gak seliar Lasi. Kenapa Lo putus dari Gue jadinya gini si? Bandel!"Bima mendengus kesal, karena jika Netta terluka mau tak mau hatinya bergerak ingin menyembuhkan.
Lasi yang melihat itu melotot sempurna, ia hendak memberi mereka wewejangan sebelum Raung kembali menahan lengan nya. Kali ini wajah Raung tampak sangat-sangat tidak bersahabat."Tetap di tempat Lo!"Desis Raung, bagai hipnotis untuk Lasi.
"Apa yang mereka lakukan salah, Bima jelas udah punya pacar. Temen Lo harusnya jaga perasaan Erra, bukan malah perhatian sama Mantan."Lasi mencoba menjelaskan."Biar temen Gue juga gak berharap lagi dan terluka kesekian kali."
"Lo gak berhak ikut campur."Balas Raung.
"Jelas Gue berhak, temen Gue sedang salah. Sudah sepatutnya Gue nyadarin dia, meski mungkin melukai nya. Bukan kayak Lo yang cuma diam liat temen Lo sesat, itu bukan kawan!"Menohok kalimat Lasi membuat Raung diam.
"Lo gak tau masalah nya, La."Raung mencengkeram lengan Lasi kuat-kuat."Temen juga harus tau batasan."
Rama melirik Bima dan Raung bingung, mereka berdua seperti bara api yang akan meletus."Masuk kelas sana Lo berdua, Gue ada perlu sama mantan Lo, Bim."Saat melihat tatapan mata Bima yang berapi-api, Rama berdecak.
"Jangan sentuh, Netta. Biarin dia lolos, atau Lo mau main-main sama Gue?"Bima ganti mendekati Rama, berdiri di sampingnya seraya berbisik tajam."Udah lama Gue gak buat masalah, buat anak orang babak belur kayaknya enak."
Rama berjalan pelan, menepuk bahu Bima."Mantan kok perhatian? Ngarep balikan atau masih sayang?"Sindir Rama geleng-geleng kepala, ia berkacak pinggang dan berseru."Punai dan kedua temen Lo ini ikut Gue! Lo juga gadis alien, jangan cuma natap Raung kayak pengen makan orang. Sini, ikut Gue."Putus Rama yang di sambut gerutuan oleh ketiga gadis itu, dan amarah oleh Lasi.
"Gak mau."Lasi bersedekap angkuh."Netta aja enggak."
Netta masih mematung bersama Bima, ia menyampirkan anak ramput nya yang jatuh saat ia menunduk ke telinga. Bima memandang nya nyaris tak berkedip, entah mengapa Netta merasakan desiran kuat di dadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MANTAN DOI ( TAMAT )
RomanceSemesta Series 1 ( Mountain ) Young Adult Bima Bumi Barameru, sesuai arti namanya Bumi yang berkuasa di gunung Merapi. Bima, terkenal sebagai penguasa di sekolah maupun jalanan. Bima pernah mempunyai pacar bernama Aquanetta de Lovina, sering dipangg...