12

3.1K 142 18
                                    

Irvin berlarian menuju kelas Netta pagi-pagi buta, nafas nya terengah-engah. Beruntung cuma ada Netta di kursinya sedang menata buku-buku di atas meja, kelas masih sepi. Ia baru bisa menemui Netta kini, kemarin ia sibuk dengan anak Osis--karena Irvin merupakan wakil Osis sekolah ISG.

"Net!"

Irvin nyerobot masuk, tiada peduli dengan Netta yang melotot dengan wajah kaget. Bahkan ia sampai menjatuhkan bukunya. Netta menunduk hendak mengambil, namun Irvin mengambil nya duluan.

Tak sengaja bagian akhir buku tersebut terbuka, mau tak mau mata Irvin menangkap tulisan terbold di iringi hiasan-hiasan love yang sepertinya sudah diberi warna merah stabilo. Di sana tertulis :

Barameru
❤️
De Netta

💞Bima Love-na💞

"Tak lekang oleh waktu, tak terpisah oleh jarak."

ILY, from the beach to mountain.

Irvin mengerjap linglung, tak dapat ia cegah perasaan kecewa menderanya amat besar. Jelas kalimat tersebut menunjukkan betapa sayang nya Netta dengan Bima. Lalu, apa ia berhak marah kalau Netta belum resmi menjadi miliknya?

Irvin menghela nafas berat, lalu menutup buku tersebut dengan wajah datar. Ia menyerahkan nya pada Netta yang diam-diam meneguk salivanya cemas.

"Maaf, itu udah lama banget. Waktu Gue masih anget-anget nya sama Bima."Netta berupaya tertawa kecil."Gue udah lupa tulisan itu, mungkin Tuhan kasih tau agar Gue lupain kenangan masa lalu."Di depan mata Irvin, Netta menarik kertas tersebut dan merobek nya menjadi bagian-bagian kecil. Ia kemudian membuang nya ke tempat sampah yang berada di sudut. Irvin menonton dalam diam.

Lalu Netta kembali dan masih mendapati Irvin di tempat semula, menunduk menahan denyar sesak di dada. Sial! Gue bukan siapa-siapa, Pikir Irvin.

Netta jadi merasa tidak enak, sungguh! Netta benar-benar tidak tau, lagipula tulisan tadi sudah lama sekali. Ia tau Irvin menahan kesal."Maaf buat Lo gak nyaman, tapi Gue bener-bener lagi usaha melupakan."

Irvin mengangkat kepala seketika, wajahnya pias. Meski hati kecilnya terluka namun Irvin mati-matian menahan ego."Kenapa Lo takut gitu? Gue gak berhak marah, tanpa ikatan. Lo bukan pacar Gue, jadi Lo gak perlu menjelaskan keadaan seolah-olah Lo memikirkan perasaan Gue."

Deg!

Telak, jawaban Irvin membuat hati Netta bagai di lempar dari ketinggian. Kenapa rasanya tidak nyaman saat Irvin mengatakan hal itu, padahal kalimatnya tidak salah. Jelas Netta ada rasa dengan Irvin namun masih kadar kecil, ia juga tak bisa menampik jika rasa suka itu hadir karena perhatian Irvin padanya semakin menjadi.

Cuma, Netta masih ragu menerima cowok kembali di hatinya setelah ia terluka begitu parah. Bima memutuskan nya tanpa alasan yang jelas, saat dirinya masih sayang-sayangnya.

Ya ampun, jika begini malah Netta yang jahat. Ia seakan hanya memikirkan diri sendiri, Irvin di jadikan cadangan dan tempat untuk bersenang-senang setelah terluka. Jujur saja, Netta tidak bermaksud memanfaatkan cowok itu. Tidak sama sekali! Irvin terlalu baik, mana mungkin Netta menyakiti hati nya.

Padahal Netta sedang berusaha menata ulang perasaan nya, membuka hati untuk yang lain."Lo mau apa kesini?"Tanya Netta setelah sekian lama hanya memandang Irvin saja, karena cowok itu mendadak jadi diam.

MANTAN DOI ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang