10

3.5K 160 11
                                    

Lasi mengangkat kepala dari dada Saga, kali ini ia membuang ingus di kaus Saga."Kebiasaan, elah. Jorok banget! Abis deh baju Gue bau ingus rasa spiteng."Keluh Saga, Lasi merenggut.

"Ga, Lo bisa bohong sedikit gak si? Jujur Lo nyakitin tau."Pian menyambung geli."Bilang aja, La ingus Lo bau banget kayak bangkai tikus, gitu!"

"Lo makin parah, Yan. Orang ingus nya Lasi wangi kok,"Netta membela."Wangi tai ayam."Lanjutnya setelahnya.

"Bangke Lo semua!"Lasi melotot garang, mendadak matanya melirik Erra yang menunduk takut-takut."Heh, Erra."Sebut Lasi tak tenang."Lo liat plat nomor kendaraan mobil yang nabrak gak? Mau Gue aduin ke anak-anak Racer, biar mereka yang ngendus mobil sialan yang lari abis nabrak Alta-Gue!"

Deg!

Erra mengangkat kepala, kedua tangan nya ia tautkan. Matanya memanas, mengancam akan mengeluarkan air mata.

"Ra?"Panggil Bima lebih lembut dari Lasi, hal itu sontak membuat Netta membuang muka dengan luka yang menonjol."Lo liat? Atau Lo inget-inget sesuatu?"

Erra gemetar, antara takut dan ingin mengucap. Antara rasa terimakasih dengan seseorang yang menyelamatkan nyawanya dengan seseorang yang hendak merenggut nyawanya."Aku--"Erra memandang Bima, ada rasa sesak di sana.

"Yaelah, yang nanya Gue yang di tatap malah si kunyuk."Ucapan Lasi sontak saja membuat Raung berdecak gemas.

"Makan nya Lo ngomong sama Gue, biar Gue tatap muka Lo sampai Lo puas."

Tapi komentar Lasi membuat Raung mendelik tak percaya, ia jarang mengumbar kata-kata. Cewek itu malah membalas nya dengan enggan.

"Bisa gombal juga tukang batagor, untung Gue gak baperan. Hati Gue aman, strong dari modus-modus cowok zaman now!"

Pian, Saga dan Netta sontak menahan tawa mendengar sahutan Lasi. Jauh dari kata merona maupun suka, membuat Raung mengumpat.

"Udah-udah, balik ke pertanyaan semula."Saga mengganti topik, ia menatap Erra lagi."Itu mobil harusnya nabrak Lo kan? Lo punya musuh gak, secara Lo itu pacar ketua anggota The Bass ( Nama kelompok geng Bima )--"Saga ganti melirik Bima."Atau Lo Bim, ada yang Lo curigai? Kalo Lo udah pasti banyak musuh!"Selidik Saga curiga, pasalnya meski ia tidak masuk dalam geng manapun. Ia paham, antara Geng Alta dan Geng Bima tidak mungkin akur. Apalagi setelah kejadian ini, mungkin saja Racer akan murka--ketua geng nya sampai masuk rumah sakit menolong pacar Bima yang notabene nya adalah musuh bebuyutan.

"Musuh Gue banyak, gak usah di tanyakan. Cuma, mereka gak mungkin nyakitin pacar Gue kalo gak mau habis di tangan Gue."Balas Bima percaya diri, membuat Lasi dan Pian kompak berdecih."Semua orang tau Erra pacar Gue."Bima meneguk salivanya, ia tau kata-kata ini begitu menyakiti perasaan Netta yang sedari tadi enggan menatap nya. Netta pasti terluka, atau hanya perasaan Bima saja.

Netta tersenyum kecut, ia mengatur nafas berat. Hatinya meluap-luap sesak, Netta tak pernah di banggakan sebagai pacar Bima selayaknya Erra."Gue di mata Lo cuma mainan, pantes gak ada harganya."Batin Netta getir.

"Terus?"Pian menyambar.

"Dia save, mungkin aja itu malah fans berat Gue yang benci sama Erra makan nya berusaha buat Erra terluka."

"Sok ganteng banget Lo, tahu bacem!"Lasi melotot geli."Emang Lo segitu perfecto sampai-sampai punya penggemar panatik? Muka macem keset kamar mandi aja bangga. Kalo bisa Gue injek, dari dulu Gue lakuin."

Semua orang melotot, termasuk Netta. Ia menatap tak menyangka pada Lasi yang dengan berani mengatakan hal tersebut pada Bima, Raung sampai menganga terlebih Erra. Semua orang tau, Bima jauh dari kata jelek. Bima saja sampai mengedip-ngedip saking syok sekaligus gemas dengan Lasi, satu-satunya cewek yang berani melawan nya. Didikan Alta memang gak sia-sia, Lasi jadi cewek yang keras kepala dan gak mudah di taklukan.

MANTAN DOI ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang