2

7.1K 346 16
                                    

"Mantan itu kata lain dari 'Bekas orang', kalo gak mau di cap begitu jangan pacaran langsung nikah aja biar dapet cap sah."

*****

Netta tak tau harus merespon perkataan Irvin bagaimana. Ini terlalu mendadak dan mengejutkan.

Kerja nya sekarang juga cuma menganga lebar dengan bola mata membesar tak menyangka. Namun, ia tak menampik jika dirinya deg-degan.

Mungkin jika statusnya sejak lama Jomblo dia akan menjerit kesenangan di tembak salah satu cowok paling di sukai di sekolah. Apalagi Irvin terkenal ramah juga pintar.

Sementara Irvin, terlihat santai bahkan sesekali menikmati wajah Netta yang pucat dengan kekehan geli.

Ia sadar diri jika ini terjadi begitu cepat, padahal Netta baru saja putusan dengan sang kawan. Tapi perasaannya sudah tak dapat ia tahan.

Netta bingung, dirinya baru patah hati dan untuk move on sendiri tentu hal yang sulit.

Masa iya, baru aja putus dirinya sudah pacaran dengan orang lain. Teman mantan sendiri lagi, bisa di kira dia selingkuhin Bima jauh-jauh hari.

Irvin yang paham berujar."Gue berani nembak Lo karena status Lo sekarang udah Mantan kan sama Bima?"Netta melotot, entah mengapa hatinya selalu terasa di cubit kerap kali mendengar kata 'Mantannya Bima'.

Irvin mengedikkan bahu acuh."Gue gak nguping pembicaraan kalian tadi, Sorry to say, dari semalam Bima juga sudah ungkapin keputusan nya sama Gue."Irvin membuang nafas.

Dada Netta rasanya pilu tak terbendung, itu artinya Bima memang sudah merencanakan sejak lama akhir hubungan mereka.

Ia merunduk, tak mengerti mengapa bisa jadi secengeng ini hanya karena masalah percintaan. Netta menghapus air matanya dengan gusar, ia tak ingin menangis.

Irvin menggaruk tengkuknya."Gue...emang bego buat ngungkapin perasaan, Net. Jadi jujur aja, sejak lama sebenarnya Gue suka sama Lo."Netta mengangkat kepala, menatap Irvin dengan sorot mata 'Are you seriously?'."Tapi Bima keburu ngincer Lo duluan, Sebagai teman dekat nya Gue gak mungkin tikung dia kan?"Lanjut Irvin terang-terangan.

Netta menghela nafas, akhirnya setelah mencari kata-kata yang tepat ia mengeluarkan suara."Ugm, Vin. Lo tau kan Gue...baru aja putus. Dan--"

"Lo perlu waktu."Sambar Irvin terkekeh geli."Gue ngerti, kok."

Netta tersenyum tipis."Thanks."Lalu memejamkan mata menahan mati-matian rasa sakit di dadanya.

Irvin mengangguk, bangkit lalu mengulurkan tangan membantu Netta berdiri."Gue serius sama perkataan Gue. Lo pikir-pikir dulu aja jawaban Lo, Gue siap nunggu."

Netta terperangah, Irvin mengacak rambut nya gemas. Kemudian mendahului nya jalan duluan.

Tepat saat itulah Netta berteriak."Irvin!"Membuat langkah cowok tampan bermata sipit tersebut menoleh dengan gerakan slow.

"Gue belum siap buka hati, sebaiknya Lo cari yang lain."Kata Netta agak kencang.

Sejujurnya sulit mengatakan hal ini, di satu sisi Netta tak ingin menyakiti dan di sisi lain ia tak ingin membuat Irvin menunggu sesuatu yang tak pasti.

Tapi ternyata, Irvin tersenyum. Manis sekali, dia lantas berujar."Gue udah nunggu Lo lama banget, nunggu beberapa waktu lagi bukan hal yang sulit."Irvin menaikan sebelah alisnya."Bilang aja Lo gak enakan sama Bima kan?"

Netta merona padam."Eh?"Tak menyangka isi kepalanya dapat di tebak dengan begitu mudah.

Irvin menarik bibir ke bawah."Sekarang Lo cuma mantannya, bisa gak lupain aja? Jangan ngarep balikan, sebenernya itu cuma harapan yang ujungnya sia-sia."

MANTAN DOI ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang