MANTAN DOI ( TAMAT )

46. Atlena Vs Nuspaka

"Silakan dipakai ruangannya, nggak usah sungkan."

Alta melirik tangan Rama yang masih menggenggam Erra kuat. Kemudian Alta menatap pintu di depan dengan wajah dingin. "Lo mau bawa Erra?"

Satu alis Rama naik, seringainya muncul. "Gue nggak perlu izin lo kan?"

"Jagain dia." balas Alta acuh, memasuki ruangan tanpa menoleh ke belakang.

Erra yang mendengarnya tertegun, sampai kemudian pegangan Rama ditangannya menguat. Membuat Erra mendongak untuk memastikan reaksi Rama, tapi cowok itu hanya tersenyum ke arahnya.

"Sialan! Jangan-jangan Alta naksir Erra?" batin Rama, benci.

"Mau ketemu Bima nggak?" tanya Rama mengalihkan perhatian Erra.

"Boleh?"

"Iya dong! Ayo gue anter." balas Rama, merangkul Erra seraya berjalan.

Beberapa murid sekolah melihat Erra dengan bingung sekaligus sinis, bisa-bisanya gadis luar sekolah itu di rangkul oleh Ketua Osis idaman.

"Rama pasti salah satu most wanted-nya Atlena ya?" cibir Erra melirik cowok itu dari samping.

Rama terkekeh. "Hmm... gimana ya? Muka ganteng gue menonjol sih."

"Gantengan Bima!" kata Erra dengan senyum geli.

"Masih kalah dia sama Prince of Ice nya Atlena!" sambung Rama dengan wajah serius.

"Oh ya? Siapa?"

Rama menghela nafas. "Nanti lo paham." ujarnya menepuk-nepuk kepala Erra yang cemberut.

***

Prisci menyenggol lengan Netta saat tengah duduk di tribun, melihat tim sekolah pemanasan dan menunggu tim lawan datang. Ada cewek yang begitu menarik perhatian seluruh siswi Atlena karena begitu lengket pada Bima dan kawan-kawan.

"Net, itu yang dulu selingkuhannya Bima?" bisik Prisci, agak tak percaya.

Wajah polos Erra dan binar bening matanya terlihat tulus. Dia juga imut dan berbadan mungil. Prisci malah gemas daripada benci.

"Gue kali yang dijadiin selingkuhan!"

Prisci berdecak mendapati wajah sebal sahabatnya. "Masa sih, net? Dia kayak cewek baik-baik."

"Emang baik." serobot Netta malas, tapi kemudian ketika melihat Erra tertawa bersama Bima ia jadi tersenyum. "Tapi kasihan hidupnya."

"Lah?" Prisci mengedip-ngedip takjub mendengar penuturan Netta. "Lo nggak gedek sama tuh cewek?"

Netta mengedikkan bahu. "Awal dulu iya, sampe pengen gue cakar aja mukanya. Gua juga mikir dia sok polos, taunya dia tuh tulus. Yaa... kalo lo tau cerita hidupnya, lo bakal sama kayak gue kok."

"Aneh lo, net." turur Prisci geleng-geleng. "Kalo gue jadi lo, gue jambak habis-habisan dia di sini."

Netta melirik Prisci yang mendengus sejadi-jadinya melihat Erra terlihat bahagia dengan Bima, sampai main lari-larian segala. Bikin empet matanya aja!

"Dia juga nggak tau dulu Bima pacaran sama gue. Singkatnya, kita sama-sama korban selingkuhannya Bima." Netta lalu menatap Bima dari kejauhan dan mengerang sebal, tangannya bergerak seolah akan mencakar Bima. "Emang tuh cowok brengsek!"