18

2.5K 122 12
                                    

Prisci mengeluh seraya menancap kan sesuatu untuk berdirinya tenda, namun sejak tadi ia memukul. Benda itu tak bergerak seinci pun padahal tenaganya terkuras banyak.

Sekolah membebaskan muridnya untuk memilih teman satu tenda, asalkan masih tetap satu jenis."Langit Lasiana! Jangan diem aja Lo!"

Lasi berdecak malas, mendekati Netta yang mulai mengomel membantu Prisci."Suruh aja si cowok-cowok yang suka sama kalian, manfaatin dong! Mereka pasti mau, Bucin mah apapun di lakukan."Ujar Lasi, membuang sampahnya ke belakang. Prisci dan Netta melongo mendengar ucapan nya yang terkesan ekstrem.

Baru saja Lasi berjalan, seseorang dengan tidak berperasaan menarik telinga nya amat kuat. Memelintir nya hingga Lasi menjerit maksimal."Ambil sampah Lo!"

Netta dan Prisci melotot, melihat Raung berdiri dengan angkuh menjewer Lasi."Ra-raung?"

Lasi menoleh dan meringis."Gak mau! Pungut aja sendi-Aw!"Lasi memekik karena Raung meningkatkan volume kekejaman nya."Iya-iya, Gue ambil!"

Raung mendengus, menonton Lasi yang menunduk mengambil bungkus Snack. Kening nya berkerut kala Lasi malah memberikan sampah tersebut padanya."Lo nyuruh Gue buang sampah ini?"

Lasi mengedip-ngedip polos, Raung tau itu hanya kepura-puraan nya saja."Buanglah sampah pada tempatnya, tas Lo bisa kan di jadikan tempat sampah. Yaudah Gue buang ke elo."Raung melongo takjub, di belakang Lasi Netta dan Prisci melakukan hal sama.

Geram, Raung menarik rambut Lasi dan menyeretnya sebelum Saga menahan tangan nya."Jangan kasar sama dia!"

Raung mendengus geli."Mau jadi pahlawan?"Ia mendesis tak suka kala Lasi merajuk ke Saga dan meminta perhatian cowok itu dengan mengusap-usap kepala nya. Sialan! Kenapa hatinya panas?

Saga mencium kepala Lasi dengan sayang. Lalu melirik Raung tajam."Kenapa si, Lo sama Bima selalu cari gara-gara sama dia? Ini menyangkut status nya sebagai adik musuh Lo atau hal lain?"Lasi memeluk Saga erat-erat, Lasi sebenernya tidak keberatan Raung menjambak rambutnya. Hanya saja, melihat kedua pria itu bertengkar seperti nya akan seru, Pikir Lasi tersenyum menyeringai pada Raung.

"Ck! Lo liat muka nya, gak keberatan sama sekali kok."Raung beralasan, Lasi segera melotot dan mendangak ke arah Saga dengan wajah sedih. Melihat itu Raung gemas ingin melempar Lasi ke jurang dekat sini."Bilangin sama temen Lo, buang sampah yang benar."

Lasi terbahak-bahak, Saga sampai bingung di buatnya."Ya ampun, Raung. Lo itu jadi orang terlalu kaku, kebanyakan makan sajen sih."Raung berdecak."Okeh! Maaf, gak bakal Gue ulangi. Puas?"Raung tak menjawab, ia sebenernya masih ingin menyiksa gadis itu, namun melihat kehadiran Saga rasa-rasanya tak akan menyenangkan. Akhirnya Raung berlalu pergi dengan tatapan elangnya ke arah Saga.

"Kenapa lagi sih? Gak bosen Lo berurusan sama dia?"Saga tau Lasi orang yang susah di atur, makan nya ia usahakan mempunyai jantung cadangan menyikapi tingkah gadis yang kadang bikin orang senewen ini.

Lasi menggeleng berulang."Bantuin Gue bikin tenda, Yuk."Saga menyentil hidungnya, Lasi sampai melorot.

"Gak ada! Gue bukan tipe cowok yang biarin ceweknya manja dan ketergantungan, Lo harus mandiri. Buat tenda sendiri sana, gak usah ngeluh."Saga melambaikan tangan seraya terbahak mendengar rentetan umpatan Lasi. Ternyata pas balik, Lasi di suguhkan pemandangan yang menguras jiwanya sebagai jomblowati. Di tempatnya, Prisci terlihat merona di bantu Pian yang memeluknya dari belakang. Sialan!

Lalu Lasi melirik Netta yang sedikit malu-malu di bantu, Bima. Eh? Mereka sudah akur rupanya, Lasi menghela nafas dan melanjutkan pekerjaannya."Inget, jangan sampai perhatian bikin CLBK."Bima tak menghiraukan, ia hanya tersenyum tipis. Sedang Netta, ia amat nelangsa. Meski hatinya senang, nyatakan perbuatan nya ini memang sulit di terima banyak orang. Bima sudah Mantan, apalagi Netta sedang dekat dengan Irvin.

MANTAN DOI ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang