14

2.7K 126 3
                                    

Saga duduk setengah berdiri di ranjang Alta, dekat posisi kaki. Sementara Lasi duduk di kursi samping Alta, memakan es krim mangkuk besar yang di beli Saga di jalan."A-a?"Lasi menyuapi Alta berulang, ia menyuruh cowok itu membuka mulut kesekian. Alta menerimanya dengan lapang, Saga yang melihat itu berdecak.

"Gue, La?"Kata Saga menunjuk dirinya, Lasi menyodorkan sendok. Saga jadi tersenyum dan mencondongkan diri menghadap Lasi dengan segera.

Saat Saga sudah hampir menelan, Lasi memutar haluan tangan hingga sendok itu masuk kembali dalam mulutnya. Saga melotot, tak bisa marah karena ada Alta yang menatapnya berapi-api. Ia menonton Lasi yang tertawa setengah ikhlas, ingin rasanya menjitak kepala cewek itu. Namun lagi-lagi, Alta sepertinya bakal murka dan bukan nya Alta yang di rawat bisa-bisa dirinya juga.

"Sia-sia duit Gue sedekah sama orang kaya tapi penampilan rakyat jelata kayak Lo. Mending Gue kasih tuyul, biar mereka gak usah keliling rumah lagi. Kasihan Gue, ngeri kalo di kejar-kejar orang celana nya melorot. Kan bahaya, bisa-bisa cewek pada khilaf."

Alta melongo di tempat, kalimat Saga tak di tata benar-benar. Sementara di posisinya Lasi terbahak sampai es krim dalam mulutnya keluar.

"Gak ikhlas banget Lo, Ga. Dasar degig! Orang pelit matinya serem tau, kuburan nya nanti meledak. Tubuh Lo gak di terima tanah. Terus angin kenceng, kerandanya goyang-goyang deh. Orang-orang pada lari, Lo mati gak ada yang doain. "Komentar Lasi dengan konyol nya.

Saga menoyor kening Lasi takut-takut."Korban sinetron! Kurangin nonton yang gak guna, coba baca berita atau denger radio. Jangan terima berita halu atau Hoax! Itu cuma orang-orang gak punya kerjaan yang pengen tenar dan dapet duit banyak dari hasil berita bohongan. Sekarang ini berita itu gampang di bolak-balikan, jangan mudah percaya sama sesuatu yang viral. Jadilah netizen cerdas, bukan nyinyir doang bisanya."

Lasi mengedikkan bahu, melirik Alta."Pak ustadz kesasar dia, Bang. Orang-orang khutbah di Masjid ini di rumah sakit."Oceh Lasi, Alta membalasnya dengan ciuman di kepala.

Saga menatap dengan muak, baru saja mulutnya terbuka ingin mengumpat. Pintu terjebak kencang, sekitar enam cowok berpakaian tak terurus masuk saling sikut. Saat melihatnya kompak mereka saling pandang dan menunjukan wajah bingung lalu bertanya serempak."Siapa Lo?!"Dengan nada tak bersahabat. Saga sampai terlonjak hampir terjungkal, ia mengelus dada dan menunjukkan wajah datar.

"Temen Gue, namanya Saga. Awas kalo kalian buat sekarat, Gue hajar!"

Saat mereka mengalihkan pandangan pada Lasi, keenamnya ganti menunjukan wajah sumringah dan berlomba-lomba memeluk Lasi sampai Alta berteriak."JANGAN SENTUH DIA, SIALAN! MATI LO SEMUA!"Mereka mulanya takut, kemudian menyadari kondisi Alta dan memilih meledek cowok itu hingga Alta meradang.

"Kapan lagi peluk Lala tanpa dapet bogeman kan? No luka di pipi dan yang pasti pawang nya gak bisa ngapa-ngapain."Ledek Euz, cowok yang memakai kaus oblong dengan celana jeans pendek terkikik geli. Biru dan Liam yang tau Alta dapat berbuat nekat, memperingati Dika serta Ragil yang ikut-ikutan merayakan hari bebas memeluk Lasi tanpa dapat amukan Alta. Mereka mendesah sambil memasukan kedua tangan dalam saku Hoodie hitam yang menutup sampai kepala.

"Ah, elo Ayam! Ini kan hari langka, puas-puasin peluk Lala daripada hari lain Lo babak belur."Komentar Dika si rambut panjang yang di ikat pada Liam, melirik sekilas Alta yang matanya sudah seperti tercongkel keluar.

Saga menaikan sebelah alisnya, ia melirik Lasi yang kini menatapnya sambil tersenyum tipis."Gue kayaknya gak di gunain lagi ya? Pulang aja deh."

"Pintu keluar di depan."Sahut Biru pedas.

Ragil, mendudukkan diri di sofa dan mencomot keripik entah punya siapa, menambah kan."Lurus aja."Tunjuknya ke arah pintu.

Saga benar-benar di buat kesal, harga dirinya berasa di injak-injak! Kala sudah bangkit, Pian dan Netta malah datang. Pian menggaruk tengkuknya, dan Netta yang mencoba tersenyum pada kawan-kawan Alta yang luar biasa tampan. Timing nya salah! Pikir mereka.

MANTAN DOI ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang