Part 27

3.1K 319 20
                                    

7 Juni 2022

•••

"Kita pada bakalan dukung lo!"

"Mamah Papah bakal dukung kamu, Sayang."

Ucapan sahabatnya, dan ucapan orang tuanya, bagaikan penyemangat tersendiri untuk Brendon lebih percaya diri mendekati Selena, karena keinginannya menjadi ayah Tommy.

Pelan tetapi pasti, Brendon akan lebih membuka hati Selena, jadi rasa sayang itu tak hanya sekadar keinginan menjaga mereka, melainkan menjadi pendamping dan kepala keluarga yang bisa diandalkan. Pastinya, bukan seperti ayah Selena ataupun pria yang merupakan ayah Tommy. Tak akan, dia akan menjadi best of the best.

Pendekatan yang dilakukan Brendon adalah pelan tetapi pasti, sesuai arahan Dani, jangan buru-buru, biarkan seakan mengalir alami. Begitulah caranya. Brendon tak terlalu kelihatan ngegas, karena jika demikian Selena pasti risih, dia hanya menunjukkan kesederhanaan cinta itu.

Santai, kayak di pantai.

Terlihat, Brendon ceria lagi hari ini, ia memulai paginya dengan semangat 45 guna menerima orderan sebelum ke kampus. Itu caranya mengisi luang kosong yang ada, kadang pun dia latihan band untuk mengisinya. Betapa bahagianya Brendon, karena pesanan pertamanya mengantarkan bocah SD ke sekolah.

Sekolah Tommy!

Kelihatannya, Selena belum siap-siap pergi, kalau diperhitungkan, Brendon dan Selena akan bertemu lagi di sekolah. Ouh, cinta datang karena terbiasa, Brendon rasa pertemuan demi pertemuan mereka bukanlah sekadar pertemuan-pertemuan tanpa disengaja. Ada maksud lain!

Setelah menjemput si anak, Brendon pun menuju ke sekolah dasar, dan tepat sasaran, ada Selena dan Tommy yang juga baru sampai di sana.

Mereka cukup jauh, sepertinya tak akan sadar kedatangan ....

"Tommy, bareng ke kelas yuk!" teriak anak yang dibonceng Brendon.

Tommy spontan memoleh, bersama sang ibu seksoynya. "Eh, oke! Halo Kakak!" sapa Tommy menyadari kehadiran Brendon sebagai pengantar temannya.

"Ha-hai, Tommy ...." Brendon bilang dia deketinnya pelan tapi pasti, jadi agak gugup adalah hal wajar, terutama ada Selena dengan tatapan menusuknya, agak takut dia.

"Ma, Kak, kami duluan ke kelas ya!" Tommy memeluk sang ibu dan mencium pipiny sebelum akhirnya beranjak bersama temannya itu, yang juga turun.

"Eh eh Dek, tu helm Kakak mau dibawa mulu!" Lagi dan lagi, bocil ini belum tua sudah pikun, helm Brendon selalu saja tak dilepas.

Tommy tertawa geli, ia melepaskan helm dari temannya yang cengengesan sebelum akhirnya mengembalikannya ke Brendon. Aduh, anak ini semakin unyu saja, ingin sekali Brendon jadi ayahnya cepat-cepat. Andai ibunya ... yah, gitulah.

"Makasih ya, Tommy."

"Sama-sama, Kak!" Anak itu pun pergi bersama temannya. Brendon memperhatikan dengan tatapan hangat. Ingin dia mengutarakan, "Semangat sekolahnya, Nak." Tapi jelas, ia akan digeplak Selena, terlalu cepat.

"Brendon." Brendon terkesiap karena panggilan itu, ia spontan menoleh ke pemanggil yang ternyata adalah Selena.

"Ma-maaf, Tan." Brendon merasa bersalah sudah melakukan hal tadi, meski bukan kehendaknya, tetapi sebenarnya sesuai ekspektasinya.

Selena menghela napas. "Apa kabar orang tua kamu?" tanya Selena.

Brendon ingat, ada beberapa kilasan yang diceritakan orang tuanya pada Selena, pasti Selena tahu orang tuanya dan ayah Selena ada hubungan sedemikian rupa.

PAPA BEEBO [Brendon Series - P]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang