Part 34

2.6K 297 17
                                    

14 Juni 2022

•••

"Kamu tak bisa memutus hubungan darah ini, Selena! Camkan itu!"

"Berbicara dengan cermin, Old Man? Siapa yang mengusir saya dari awal hah?" tanya Selena, semakin membuat Simon terbungkam. "Ingatlah, kata-kata Anda sendiri, bagaimana kejamnya mengusir saya dan anak saya, meski yah kami sendiri yang pergi."

Terdiam.

Keheningan di antara mereka terjadi cukup lama, sampai Selena mendengkus sebal. Ia siap beranjak pergi tetapi sang ayah menahannya.

"Selena." Selena menoleh, menatap sang pria dengan alis naik satu.

"Apa lagi huh?"

"Kamu mau tahu, di mana Gio sekarang?" tanyanya, Selena mengerutkan kening.

"Gio?" Selena sedikit terkejut akan ungkapan ayahnya.

"Papah akan mengembalikan dia padamu, tapi kamu harus pulang."

Mendengar itu, bukannya terharu, Selena malah tertawa terbahak-bahak, rasanya memang menggelitik. "Anda pikir saya peduli soal Gio? Wah, nope, saya memang mencarinya, tapi untuk memukulnya sekeras mungkin karena sudah meninggalkan tanggung jawabnya. Saya gak berharap dia kembali, sama sekali, lagi pun ... saya sudah punya penggantinya." Mungkin Brendon, mungkin yang lain, atau dia sendiri, terserah saja.

Toh, yang terpenting, itu bukan Gio.

"Lucu sekali, malah berusaha menyogok saya, sesusah itu kah hanya untuk berucap kata maaf? Bukannya Anda ingin saya kembali karena kesepian sekarang? Coba saya tanya, apa benar Anda ingin mengibarkan bendera perang pada orang yang jelas-jelas menang, strategi apa yang mau dipakai? Anda sudah kalah telak."

Selena ingat, ayahnya aslinya sangat cengeng dan gampang sakit hati kan? Ini semua topeng, kenapa pria ini begitu sulitnya merendahkan harga diri, barang sedikit, demi kebahagiaannya?

Lihatlah wajahnya yang memerah, menahan air mata pasti itu.

Simon mendengkus gusar, ia berlari ke arah mobilnya, masuk dan langsung tancap gak meninggalkan Selena begitu saja. Sementara Selena hanya menghela napas panjang.

Dasar orang tua keras kepala itu.

Tapi jujur saja, ketika dia berbicara soal Gio, tampaknya dia tahu Gio di mana, dan Gio tak berani menampakkan batang hidungnya ... apa dia harus mencarinya? Tangannya gatal untuk memukuli orang, sungguh.

Meski tersenyum penuh kemenangan, entah kenapa Selena penasaran, ke mana ayahnya? Selena yang kepo, pun mulai naik motornya yang ada di sana, ia memang berhenti setelah mengantarkan Tommy ke sekolah pagi ini, dan tanpa sengaja menemukan mobil ayahnya, hingga ia memilih mengintip sejenak.

Kini, Selena pun mulai menjalankan motor, hanya untuk mengekori ayahnya, syukur di pertengahan jalan wanita itu menemukan sang ayah yang tancap gas ke sebuah jalan ... yang jalurnya cukup ia kenali.

Oh, tidak salah lagi.

Ini jalur menuju makam ibunya.

Benar dugaan Selena, ayahnya memang menuju makam sang ibu, pria itu menghentikan mobil dan berjalan dengan tertatih, Selena berhenti tak jauh dari sana dan diam-diam mengekori hingga sampai ke area makam.

Ayah Selena langsung berlutut begitu saja di samping makam sang ibu, sebelum akhirnya menangis.

"Kenapa, kenapa semua yang kupunya selalu diambil, Eleanor?! Kenapa?!" teriaknya, dan Selena menatap sendu.

"Karena kamu sendiri yang membuang itu, Pah." Selena menjawab pelan, harusnya ayahnya sadar, masalah yang terjadi padanya adalah salahnya sendiri.

"Dirimu, kemudian Selena, kenapa?! Kenapa semuanya diambil dariku?! Selalu saja! Bahkan di masa lalu ... Bobby itu ... Diandra ...."

PAPA BEEBO [Brendon Series - P]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang