Part 19

3.5K 357 31
                                    

30 Mei 2022

•••

Brendon kini berada di belakang kampus, tepatnya di samping gudang, duduk di sana sambil menikmati pemandangan hamparan rumput luas. Pemuda itu mulai memetik gitarnya sebelum akhirnya bersenandung lembut.

Suaranya sangat indah, tetapi sayang tak ada seorang pun di sana, yang mendengar nyanyian itu, nyanyian yang Brendon keluarkan untuk menguras emosinya yang agaknya buruk. Naik turun. Seperti roller coaster, atau tepatnya cewek PMS. Banyak hal yang dia siapkan hari ini, membuat pemuda itu amat overthinking dengan yang akan terjadi mendatang.

"Oke, Brendon, lo bisa ngatasin ini." Brendon berkata pada dirinya sendiri, demi mempertinggi keyakinannya untuk malam besar. Batu loncatan karier mereka di masa depan.

Lalu kemudian, pemuda itu berdiri, berusaha menaikkan tingkat kepercayaan diri ....

Sayang, akhirnya dia loyo lagi.

Kalau tidak bersemangat, mungkin dia bisa berpasrah ke Sang Maha Kuasa.

Hari berlalu cepat, kini malam pun tiba, Brendon CS pun menuju kafetaria dan siap manggung, tetapi sebelum benar-benar manggung mereka harus menghadap atasan baru di kafe itu. Oh, dada Brendon jedag jedug.

"Sabar, Bren. Santai." Apa Brendon terlihat tak santai? Ya, dia agak gelisah. Sedikit.

Ya sudahlah, kan dia sudah pasrah.

Kini sampai di hadapan sang atasan baru, seorang wanita cantik berpakaian modis yang membuat teman-teman Brendon terpana akan penampilannya, meski demikian Brendon terlihat sendu menatap, tak ada rasa ketertarikan selain ia mengkhayalkan soal Tommy di kepalanya.

Apa kabar ya anak itu?

Hm dahlah, Brendon tak usah ambil pusing.

"Ini, Tan, lagu yang akan kami bawain." Brendon angkat suara menginformasikan di kala teman-temannya asyik mengagumi insan bak dewi ini.

Selena, wanita itu, menyambut list kertas dari tangan Brendon. Ia agak heran sekilas menatap wajah lesu si pemuda, dan lebih heran dengan daftar isi lagu yang kelihatan sedih semua.

Dan beberapa bahkan ada lagu ayah-anak.

Hm, mencurigakan.

"Bisa ... kamu ganti beberapa lagu-lagunya sesuai tema kafetaria?" tanya Selena.

"Tuh kan, Bren." Mike menggumam menyalahkan, dan Dani serta Nico menegur pemuda tersebut.

"Oh, iya, Tan. Gak masalah." Brendon tersenyum kecut. "Saya punya beberapa replace song, kok."

"Baguslah, kalau begitu."

"Baik, Tan. Kami permisi dulu." Brendon CS beranjak pergi, dan Selena masih bingung dengan keadaan pemuda tersebut. Selena mengingat juga, saat di toko buku, wajah Brendon pun terlihat demikian setelah dipanggil kakak oleh anaknya.

Apa maksud pemuda itu?

Apa benar dia serius sayang pada anaknya? Padahal dia bilang sebenarnya mau menjauh? Namun setelah jauh, Brendon malah terlihat tak seceria biasanya.

Aneh, aneh sekali.

Dengan itu, Selena pun memilih keluar dari ruangannya dan memperhatikan para pemuda yang manggung di depan. Meski sekarang list lagu tampak santai dan ceria, wajah penyanyinya sama sekali tak demikian, seakan kehilangan semangat hidup walau suaranya sangatlah hidup.

PAPA BEEBO [Brendon Series - P]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang