Part 36

3.1K 285 29
                                    

16 Juni 2022

•••

Dan setelah dirawat sejenak di rumah sakit, Selena pun pulang ke rumah bersama sang ayah. Selena keluar mobil sejenak untuk membuka pagar sedang sang ayah sejenak menatap ke samping rumah tempat di mana ia datangi tadi, rumah keluarga Bobby. Saat pagar terbuka, Selena masuk mobil lagi, dan menjalankannya masuk area halaman rumah.

Mereka pun keluar mobil, Selena kembali mengunci pagar.

"Pah, ayo masuk!" ajak Selena, keduanya pun mulai berjalan bersama memasuki rumah Selena.

Rumah yang sederhana dan terlihat nyaman, hangat, tetapi sangat sepi.

"Tommy ... mana?" tanya sang ayah, bingung menatap ke sana kemari.

"Dia sekolah, Pah. Dia enggak homeschooling lagi," jawab Selena seadanya.

"Ouh, sekolah dasar sekitar sini?" Selena mengangguk. "Ah, begitu."

"Papah, mau aku ngambil barang-barang Papah atau?" Selena bertanya.

"Tidak usah, Papah akan menghubungi seseorang untuk itu, dan sepertinya motor kamu ada di makam kan?" Ah Selena hampir lupa soal motornya. "Papah akan menyuruh seseorang mengambilnya dan tentu membereskan pistol yang masih ketinggalan di sana."

"Syukurlah kalau gitu." Selena tersenyum hangat. "Papah sudah makan? Mau makan? Aku ada masak."

"Ya, Papah lumayan lapar." Selena pun menyiapkan makan untuk ayahnya, menyiapkan di atas nampan dan menuju ayahnya lagi. "Nih, Pah."

"Kelihatan enak. Kamu tahu, kamu punya bakat seperti Mamah kamu, dia juga pandai sekali memasak." Ayahnya tersenyum sendu, terlihat mengingat istrinya lagi.

"Aku memang diajarin Mamah." Selena tersenyum balik, dan ayahnya pun mulai mengambil sendok untuk makan.

Sayang, dia terlihat kesusahan, karena tangan kanannya yang diperban.

"Sini, biar aku suapi, Pah." Selena membantu ayahnya dan ayahnya hanya bisa terdiam, ia mulai menyuapkan dengan lembut satu suapan ke mulut pria itu.

Sang pria mengunyah, pelan tetapi pasti, dan setelah terteguk, tiba-tiba ia terisak. "Ini enak, enak sekali, Papah sangat menyesal karena tak melihat betapa hebatnya anak Papah saat ini, Papah--"

"Udah, Pah. Yang lalu biarlah berlalu. Cukup fokuskan diri dengan Papah yang pengen berubah." Selena menghela napas. "Jangan nangis lagi, nanti nasinya jadi pake kuah."

Ayahnya tertawa akan joke sederhana dari Selena, dia begitu terharu, dan merasa bersalah dengan semua yang dilakukannya di masa lalu dan apa balasan Selena padanya. Memang ia sudah menjadi pria paling berengsek di dunia.

Namun sekarang, dia akan berubah, dia berjanji atas dasar harga dirinya, mengubah semua tabiat buruk demi keluarga kecilnya yang sempurna. Karena ia tak mau sendirian lagi.

Ia tak tahan dengan kesendirian itu, sekalipun banyak anak buah, banyak bodyguard, banyak pembantu, tanpa anak, cucu, ataupun istrinya. Hidupnya hampa. Kenapa dia menciptakan topeng egois itu, ia menyesal akan itu semua.

Membuat keluarga, membuang sahabat, kenapa bisa dia sejahat itu? Otaknya diracuni oleh kebencian tak mendasar, hanya karena merasa ditikung temannya sendiri, padahal dirinya yang harus sadar diri posisinya.

Simon harusnya bahagia atas Diandra dan Bobby, bukannya ....

"Apa menurut kamu, mereka akan mentertawakan kelabilan Papah?" tanya Simon tiba-tiba.

Selena tertawa. "Mungkin, tapi mereka sepertinya dengan senang hati membuka tali persahabatan itu, asal Papah mau merubah diri. Papah tahu, nama Brendon juga bukan asal, itu nama campuran dari kalian bertiga, karena sepertinya mereka sangat tahu Papah sebenarnya ... orang baik, cuman kesasar di jalan yang salah aja."

PAPA BEEBO [Brendon Series - P]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang