Part 30

3.6K 325 19
                                    

11 Juni 2022


•••

"Mereka serasi banget ya, Tommy, Mamah." Sang ayah berbisik di sela makan bersama mereka.

"Iya, Opa!" Tommy terkikik geli sedang sang istri senyam senyum bahagia.

Ketiganya memperhatikan Brendon dan Selena yang makan dalam diam, hanya fokus makan, tetapi Selena sebenarnya sesekali melihat ke arah anak dan orang tua Brendon. Uh astaga ... kenapa di sampingnya harus berondong ini sih?

Selena menghela napas gusar, kenapa sih dia mengajak Brendon makan bersama sore ini, kenapa juga dia bilang meminta bukti dan memberikan Brendon kesempatan? Hah ... ini salahnya, apa benar hal ini dilakukan?

Entahlah, ah. Selena pusing sendiri!

Apa pun yang terjadi nanti, ya sudah.

Sementara di sisi Brendon, dia tampak memperhatikan Selena, ini sih yang dia ingin tapi ... tapi gimana ya, Brendon tak tahu harus melakukan apa setelahnya. Jadi pemuda itu hanya diam, sambil mengontrol detak jantungnya yang terasa tak normal. Sabar, jangan salting.

Dari sisi sini Selena, sedekat ini, Selena sangat cantik.

Sepanjang makan, hanya diam dan fokus makan, hingga akhirnya selesai. Babysitter Tommy datang untuk menjemputnya beranjak karena memang, keempatnya akan membicarakan hal penting di sana.

"Jadi, Pak, Bu ...." Selena memulai pembicaraan. "Terima kasih sudah memenuhi undangan saya untuk makan bersama hari ini." Wanita itu tersenyum hangat pada mereka.

"Harusnya kami yang berterima kasih, Sayang. Makanan buatan kamu enak banget, nanti kapan-kapan kita masak bareng ya." Ibunda Brendon meminta, dan Selena jelas tak akan menolak hal tersebut, memasak salah satu keahlian Selena saat dulu sempat hidup sendirian di kost-an.

"Iya, Mah." Lalu Selena menyadari kesalahan. "Ah, maksud saya, Bu ...." Kedua pipinya memerah malu.

"Tak masalah, Selena. Panggil aja Papah Mamah, gak papa kok." Ayah Brendon menimpali.

Rasanya ... Selena seperti mendapatkan kasih sayang sempurna yang pernah hilang. Brendon yang menyimak bisa merasakan perasaan bahagia itu, dia juga ikut senang.

"Terima kasih, terima kasih banyak ... dan maaf--"

"Kami sudah bilang berkali-kali, Sayang. Jangan meminta maaf atas kesalahan yang gak pernah kamu perbuat, kamu enggak salah." Selena bungkam, dengan sendu menatap mereka bergantian.

"Ah ... iya ...." Selena setidaknya berusaha, sedikit. "Jadi, itu semua benar ya?" Selena meminta jawaban.

Kedua orang tua Brendon bertukar pandang.

"Semua yang diceritakan Brendon benar, Nak." Selena menghela napas panjang, memang sudah dia duga. "Maaf harus bilang ini ke kamu." Wajah mereka tampak menyesal.

Selena menggeleng. "Enggak, ini juga bukan kesalahan, saya cukup dewasa untuk tahu semuanya." Ia tersenyum hangat. "Saya udah tau yang benar dan buruknya."

"Brendon, kamu pindah ke sini!" Brendon menurut akan permintaan ibunya, mereka bertukar tempat duduk agar sang mamah ada di samping Selena, memberikan pelukan dan kasih sayang yang sangat menenangkan bagi Selena.

"Jadi, siapa ... sosok yang bikin ayah saya berubah sebegitu ... mengerikannya?" tanya Selena akhirnya, meski sebenarnya ... ia rasa ia tahu siapa.

"Caleb." Sesuai dugaannya.

PAPA BEEBO [Brendon Series - P]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang