Part 28

3.2K 324 10
                                    

8 Juni 2022

•••

Mendengar penuturan Brendon itu, Selena spontan memicingkan matanya, hal yang membuat Brendon terkesiap.

"Ma-maaf, Tan. Saya gak maksud. Saya kasian sama Tante, jangan ditahan, sakit. Saya ingat pas kena kertas, kertasnya tajam banget, lukanya perih abis, saya nangis. Meski ya gak nyambung sama rasa sakitnya, seenggaknya saya lega gitu."

Mendengar itu, Selena menatap aneh, tetapi entah kenapa joke Brendon lumayan mengobati rasa sakitnya. "Dih, hanya gitu kamu nangis?"

"Sakit, Tante. Sumpah. Sakit banget itu." Brendon menatap Selena dengan peragakan betapa sakitnya yang terjadi saat itu, sakit sekali. "Tapi mungkin rasa sakit Tante saat ini, emang gak sebanding dengan itu, jadi lebih baik mengeluarkan emosi aja Tante, biar lebih lega."

Selena menghela napas, ia menyeka sedikit pinggiran matanya, kemudian menatap Brendon dengan senyuman penuh kemenangan. "Saya lebih kuat dari kamu."

"Saya tau, Tante lebih kuat dari saya, tapi nangis bagus buat kesehatan, Tante." Brendon menerangkan.

"Kok kamu maksa sih?" Selena sewot kemudian.

"Bukan maksa, tapi fakta." Pemuda itu bersikeras. "Liat Tante gini, saya sedih banget, sampe saya sendiri mau nangis. Rasanya, rasa sakit Tante, keliatan banget dari wajah Tante. Saya sedih banget, Tante."

Selena mengerutkan kening, apa wajahnya demikian? Memang sih, dia sadari, dia ... mungkin punya mata merah, berkaca-kaca, dengan perasaan menahan rasa sakit yang ada. Sejenak menunduk merenungkan diri, Selena lalu menatap Brendon.

Ia kaget ....

"Lho, kamu kok nangis?" Brendon nangis, iya, dia terisak pelan, matanya berkaca-kaca sedemikian rupa.

Brendon diam tak menjawab, ia hanya menutup wajahnya, tetapi suara isakannya masih terdengar. Dan Selena rasa, selain menguap, ada emosi yang bisa tertular antar manusia.

Dulu, ketika seorang anak menangis, anak yang lain kadang ikut menangis, itu empati antar manusia.

Tetapi, dia ini orang dewasa, kenapa ... kenapa karena melihat Brendon menangis dia mulai meneteskan air demi air mata?! Selena terus menyeka air matanya, alirannya terasa semakin deras, kenapa tak bisa berhenti?

Seakan ... tubuhnya ingin mengeluarkan itu semua, bersama rasa sesak di dada.

Itu semua keluar begitu saja.

Dua insan itu menangis dalam ruangan kedap suara, sampai akhirnya cukup lama, mereka berhenti. Dengan wajah memerah, mata sembab, basah, serba berantakan. Untung ada tisu di sana jadi seisi ruangan tak banjir karena mereka.

"Dah lega kan, Tante?" tanya Brendon, yang akhirnya sudah bisa berkata, dia sungguh menangis, dan ada suara seakan cegukan karena ia menangis sesenggukan.

"Kamu sengaja ya?" tanya Selena kesal, meski harus diakuinya, perasaannya lebih nyaman.

"Saya ini emang gampang nangis, Tante. Ngeliat Tante ya saya sedih. Gak bisa nahan. Maaf ya." Brendon menyengir lebar.

"Dih, dasar modus." Selena bergumam pelan dengan kesal, tetapi ia sadar sesuatu, hingga akhirnya menghela napas panjang. "Yah, saya akui, saya lebih lega, tapi ... saya tetap kesal sama kamu."

"Syukurlah kalau gitu, kesal sama saya gak papa asal jangan kesal sama diri sendiri, Tan." Selena menatap Brendon heran. "Berhentilah menekan diri sendiri cuman karena masa lalu yang bahkan kami gak mikirin, karena itu bukan Tante, rasa bersalah itu gak seharusnya Tante rasakan. Kita ... keluarga."

PAPA BEEBO [Brendon Series - P]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang