Part 37

3.2K 282 17
                                    

17 Juni 2022

•••

"Omong-omong, Tante sehat kan? Baik kan?" tanya Brendon tiba-tiba ketika Selena dan Tommy siap untuk pulang. "Mau barengan pulang? Kebetulan saya mau pulang."

"Saya sehat, baik juga, jika enggak gak mungkin saya kelihatan begini kan?" tanya Selena balik, ia tahu ini pasti soal ayahnya pagi tadi yang ribut dengan Brendon dan orang tuanya, Selena akui itu tindakan paling berani yang pernah ia dengar.

Lalu seakan, keberanian itu tersalur juga padanya.

"Oh, uh iya ya." Brendon cengengesan, sepertinya dia tak akan memberitahukan perihal itu pada Selena meski Selena sudah tahu, mereka ingin menjaga perasaan Selena pastinya.

Tenang saja, sudah ada pawang yang tepat untuk pria tua itu.

"Ya udah, kalau kamu mau pulang bareng."

"Siap, Tante!" Brendon terlihat antusias, begitupun Tommy, mereka sepertinya akan sulit dipisahkan ya.

Kini, mereka pun menaiki motor, dan mulai berjalan. Tidak berdampingan karena bisa saja menghalangi pengendara lain, jadi posisi Selena di depan dan Brendon mengekori di belakang dengan kecepatan stabil. Hingga akhirnya, mereka sampai di rumah.

Brendon tampak celingak-celinguk sejenak pada sekitar, sepertinya dia khawatir serangan kejutan ayahnya sendiri. Selena mengerti hal itu. Oh manis juga perhatian berondong ini.

"Sampai jumpa lagi, Brendon." Selena membuyarkan kegiatan Brendon. "Terima kasih atas satenya."

"Eh, iya, Tan. Sampai jumpa lagi, Tan, Tommy!"

"Dah Kakak! Makasih satenya!"

Mereka pun berpisah, Brendon kembali ke rumahnya begitupun Selena. Ia membawa Tommy masuk ke rumah dan saat itulah ....

"Tommy," sapa sosok itu, yang seketika membuat wajah kebahagiaan Tommy lenyap dari raut manisnya.

Tommy memeluk sang ibu, dan menatap takut sosok tersebut.

Yang merupakan, kakek kandungnya sendiri. Rasa sakit di dada menyeruak di dada Simon seketika, kala dibenci cucunya sendiri, tetapi dia sadar itu kesalahannya. Mulai Simon melangkah mendekat tetapi Tommy semakin mengeratkan diri pada sang ibu, bersembunyi di balik badannya.

"Mama, takut ...." Ia masih ingat terakhir kali mereka bertemu saat itu, tatapan kebencian yang kentara.

Meski sekarang wajah kakeknya menyesal, Tommy terlalu takut untuk itu. Lutut Simon seakan lemas hingga ia terduduk di hadapan mereka.

"Maafin Kakek, Tommy. Kakek jahat sama kamu dan Mama kamu." Tommy memberanikan diri melihat, kakeknya terlihat memohon padanya. "Kakek minta maaf."

"Tommy, jangan takut, Sayang. Kakek ... udah janji buat sayang kita berdua." Selena berkata, dan Tommy terlihat ragu, ia menatap Selena dan kakeknya bergantian.

"Tapi Tommy takut." Selena wajar akan hal itu, karena memang ucapan ayahnya amatlah pedas didengar sang anak.

"Tommy ... Kakek janji bakalan jadi Kakek yang baik buat kamu, Sayang. Kakek gak akan nyakitin kalian." Sang ayah berkata dengan lirih dan penuh putus asa, ia tak ingin dibenci cucunya, tidak ....

Namun dia sadar, memang sulit pasti menerimanya ....

Kembali, Tommy menatap sang ibu. "Gak papa, Sayang."

Tommy menggeleng, ia tetap tak mau, dan sang kakek menghela napas. Ya, memang tidak mudah, tetapi pria tua itu akan berusaha diterima kembali oleh cucunya, bagaimanapun caranya.

PAPA BEEBO [Brendon Series - P]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang