Part.48

661 58 0
                                    

Malam pun tiba kini sudah saatnya Adiba untuk beristirahat namun sayangnya saat ia ingin tidur tiba-tiba hp milik-nya berdering, Adiba yang mendengar-nya dengan cepat ia meraih benda pipppih tersebut yang berada diatas meja laci yang berada tepat disamping tempat tidurya.

"Assalamualaikum, maaf ini siapanya?".sapa Adiba dengan orang yang berada didalam telfon.

"Waalaikumsalam Dib, Dib ini aku Asma".balas Asma.

"Owh kamu, ada apa As?,tumben telfon malam -malam begini?".balas Adia dengan nada keheranan.

"Heheh nggak papa Dib, owh ya kamu udah mau istirahat ya atau jangan-jangan kamau lagi sibuk lagi!".Tan Asma memastikan keadaan Adiba.

"Mmm..sebenarnya mau istirahat sih, tapi aku belum mau istirahat belum ngantuk lebih tepatnya".balas Adiba,"Emangnya ada apa As, dari cara kamu bicara kayaknya serius amat?".sambung Adiiba.

"Hehehe tau aja kamu As kalau aku mau ngomong hal penting".balas Asma sambil ternyum malu.

Hening

"Dib!!".panggil Asma sambil memecahkan keheningan.

"Iya ada apa?".jawab Adiba dengan sepontan.

"Aku mau kasi tau tau kamu kabar baik, kamu tau nggak apa kabar baiknya?".ucap Asma sambil memberi tebakan kepada Adiba

"Kabar baik apa emang?".tanya Adiba dengan nada penasaran.

"Aku".ucap Asma menjeda ucapannya bertujuan untuk membuat Adiba penasaran.

"A-aku?".ucap Adiba mengikuti ucapan Asma, "Aku apa As?,aku gila kah?".sambung Adiba dengan nada polosnya.

"Jhahahahah".tawa Asma memecah karena mendengar ucapan Adiba yang membuqat ia tertawa secara terbahak-bahak, "Bukan itu, tapi aku di-jo-do-hin".sambung Asma.

Deg...

Adiba yang mendengar Asma dijodohin seketika tercengang dan jantungnya pun berdektak dua kali lipat dari biasanya, dan tanpa ia sadari kini bulir bening sudah meluncur kepipi cabi miliknya, ia bahkan bingung harus bahagia atau sedih, bahkan Adiba pun masih merasa bahwa ia ada didalam mimpi.

"Adiba lo nggak seneng gitu, kalau Gue dijodohin?".tanya Asma memecah keheningan.

"B-bahagia ko, owh iya kalau boleh tau kamu dijodohin sama siapa?".balas Adiba dengan nada terbata-bata.

"Sama kak Ahmad".balas Asma secara sepontan.

"M-maksud kamu?".

"Maksud aku ya, orang yang dijodohin sama aku Kak Ahamd orang yang tadi siang aku ceritain sama kamu".jelas Asma dengan nada gembira bahkan ia pun merasa dunia miliknya sendiri tanpa memikirkan perasaan sahabatnya yang kini sedang berkomonikasi dengan dirinya.

Bruk

Secara sepontan benda pipih yang awalnya ada digenggam-man ya kini sudah beralih jatuh tepat di atas boneka doraemon miliknya, bahkan ia sangat sulit untuk mempercaya takdir yang kini menghampiri kedua orang yang ia sayangi, dan yang kini ia rasakan bukanlah rasa cemburu akan Ahamad yang sudah menemukan cinta sejatinya, namun ia sedih akan kehilangan orang yang kini sudah ia anggap sebagai Abang bagi dirinya sendiri, bahkan ia lah sosok laki-laki yang menjaganya dengan tulus setelah Abahnya.

Cklek.

Suara pintu pun terbuka, dan diambang pintu sana memperlihatkan sosok wanita paruh baya sedang menatap putri semata wayangnya sedah rundu kesedihan, dengan tekad yang ia miliki ia pun menghampiri anak semata wayangnya tersebut, dan ia pun langsung memeluk dan membelai kepala Adiba yang tanpa mengenakan hijab.

"Sabar sayang, ini udah takdir yang udah ditentukan oleh Allah untuk kak Ahmad".ucap Ani dengan nada lemah lembut, "Kamu percaya deh, kak Ahmad itu tipikal orang yang setia, dia saja rela mengorbankan nyawanya hanya untuk melindungi kamu, dan pastinya tidak mungkin dong ia melupakan adek tercintanya setelah ia mendapatkan cinta sejetinya".sambung Ani sambil memberi menyakinkan perasaan Adiba, karena ia tadi tidaka sengaja mendengar percakapanAdiba dengan Asma.

"U-ummi".ucap Asma sambil membalikkan badanya dan memeluk umminya dengan se-erat mungkin.

"Ummi sebenarnya, tadi mau kekamar kamu tapi waktu ummi mau buka pintu tiab-tiba ummi dengar kamu lagi telfonan dengan seseorang, dan akhirnya ummi mengurungkan niat ummi buat memberi tau soal kak Ahmad setelah kamu selesai telfonan dengan Asma, maafkan Ummi ya sayang".jelas Ani kepada putrinya.

"Ummi kenapa minta maaf, ummi nggak salah ko, ini Adibanya aja yang terlalu posesif dalam berfikir".ucap Adiba sambil menganggkat pandanganya untuk melihat wajah umminya.

"Kisah cinta mereka unik bukan?".ucap Ani.

"Emang ummi tau kisah cinta mereka, sampai mereka bisa di jodohin?".tanya Adiba sambil membenahi posisi duduknya.

"Jadi dulu itu kak Ahmad awal ketemu dengan Asma itu saat ia ikut kamu bagi-bagi nasi kotak di dekat jalur lampu merah, dan yang kedua saat kegiatan bencana Alam kemaren, dan bertepattan Kak Ahmad jadi ketua panitia di acara bantuan bencana Alam tersebut, dan saat itulah kak Ahmad sama-sama nginap disana juga dan sama dengan Asma sendiri, dan mau tidak mau Ahmad pun sering menyaksikan kebaikan Asma terhadap sesama manusia, bahkan Asma pun sempat mengorbankan nyawa ya untuk seorang anak kecil yang hampir terpeleset mana bawah ya udah jurang lagi".jelas Ani.

"Lalu, bagaimana mereka bisa dijodohin, kenapa nggak kak Ahmad langsung khitbah Asma, tanpa menunggu perjodohan?".tanya Adiba.

"Awalnya Ahmad mau mengkhitbah Asma, namun saat ia mau memberi tau niatnya buat mengkhitbah Asma, tau-taunya kedua orang tuanya sudah merencakan perjodohan tersebut dengan wanita lain dan orang tuanya pun percaya bhawa wanita yang dipilih kedua orang tuanya baik, good etitundnya, dan lulusan pesantrennya dan anak sahabat mamanya saat majelis ta'lim, dan akhirnya Ahmad mengurungkan niatnya dan menerima perjodohan tersebut, dan saat acara silaturahmi kerumah wanita yang akan dijodohin dengannya tau-Taunya wanita yang dijodohin tersebut wanita yang selama ini ia cinta dalam diam".sambung Ani dengan diakhiri tersenyum simpul.

"Masya Allah, sungguh indah rencanamu ya Rabb".ucap Adiba sambil memuji kebesaran Allah, "Lalu kenapa mama kak Ahmad nggak ngundang kita, diacara perjodohan kak Ahmad sma Asma Ummi?".sambung Adiba.

"Sebenarnya Ummi mau keasana sayangnya, dan rencana Abah pulang tapi sayangnya Abah tadi menghubi Ummi dan memberi tau kalau Abah ada miting penting dan akhirnya nggak jadi kesana deh".ucap Ani.

"Owh begitu, yasudah tidak papa, kan masih ada acara hari H ya".

"Iya benar, kalau hari H ya kita usahakan bersama untuk datang".balas Ani sambil tersenyum simpul, "Ya sudah ini udah malam, lebih baik kamu istirahat oke, nanti takutnya subuhnya kesiangan lagi".sambung Ani sembari menyuruh Adiba untuk beristirahat yang sempat tertunda.

"Baik Ummi, Adiba tidur ya".balas Adiba dengan patuh "Laillatu Saida".sambung Adiba.

*Laillatu Saida=Selamat Malam*

Celik.

B E R S A M B U N G

Adiba Ayundia (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang