Part 13.

1.7K 148 1
                                    

"Cinta itu keikhlasan
Tidak ada ada pemaksaan atau pun pelampiasan".

Kini jam menunjukkan 04:30 WIB,yang di mana Daffin sudah bangun,namun ia masih setia di posisinya sekarang,yaitu tidur di samping Adiba dan memeluknya.

"Humaira,bangun yuk".panggil Daffin dengan suara lirih dan mengelus-elus pipi adiba.

"Humaira". Masih belum ada jawaban.

"Egr...ada apa?".jawab Adiba dengan suara khas orang bangun tidur.

"Solat tahajud yuk,nanti keburu azan subuh lho".

"Gak mau".

"Lho ko gak mau??".balas Daffin dengan raut kebingungan."kamu lagi datang bulan?".

Adiba yang mendengar ucapan Daffin sepontan membuka mata dan duduk.

"Ih..apa an sih bang,udah sana sholat".
Balas Adiba dengan menutup mukanya dengan bantal.

"Jawab dulu pertanyaan Abang Humaira!".
Balas Daffin sambil mengangkat dagu Adiba.

"Hemm.udah sana solat ih".balas Adiba sambil memukul tubuh Daffin dengan bantal.

"Iya-iya,ini juga mau solat.galak banget dah".jawab Daffin dan berlalu menuju kamar dengan muka kesal.

Tidak lama kemudian,Daffin sudah pulang dari masjid setelah menunaikan solat subuh secara berjamaah.namun ia dikejutkan dengan Adiba yang di mana masih tidur di sofa.

"Tumben nie anak jadi kebo".ucap Daffin dalam batin.

"Humaira,bangun yuk udah siang nih".

Adiba yang merasa terganggu dengan tedurnya,seketika ia terbangun.yang di mana Daffin sudah rapi dengan baju kokonya dan songkok yang bertengger di kepalanya."Lho,Abang dari mana?.

"Dari masjid Humaira,ya kali dari rumah selingkuhan Abang".

"Gak usah cari gara-gara bang,ini masih pagi".jawab Adiba dengan muka ketus.

"Astagfirullah,sama suami kok galak banget dah".

"Biarin,salah sendiri cari gara-gara".balas Adiba dengan muka ketus dan berlalu menuju kamar.

Kini mereka berdua melanjutkan sarapan di meja makan,hanya ada dentingan sendok dan garpu yang mengisi suara meja makan.

"Abang".

"Iya ada apa?".

"Abang kan hari ini libur!".

"Terus?.

"Kita jalan-jalan yuk bang,Humaira suntuk di rumah terus".

"Em...gimana ya?".

"Ayo na bang,nyenengin hati Istri kan dapet pahala". rengek Adiba sambil menangkupkan kedua tangannya di dada.

"Oke deh,tapi ada syaratnya".

"Apa syaratnya?".

"Cium Abang dulu".jawab Daffin sambil menunjukkan pipinya.

"Gak ikhlas nie,nyenengin hati istri".jawab Adiba dengan muka ketus.

"Bukannya gak ikhlas,tapi kan cium pipi Abang juga sama aja nyenengin hati suami".balas Daffin sambil menaik turunkan kedua alisnya.

Tanpa menunggu lama Adiba bangkit dari duduknya dan menghampiri Daffin.

Cup

"Udah nih bang".

Adiba Ayundia (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang