Part 21.

1.2K 131 0
                                    

"Hargai dia selagi dia ada disampingmu
Sebelum kata pisah menghadangmu".

Kini tidak terasa sudah 2 bulan Daffin di rawat di rumah sakit, dan tepatnya Daffin belum juga sadar dari komanya, namun siapa bisa sangka, Adiba tetap setia menjaga dan merawat Daffin dengan penuh kasih sayang.

Kini Adiba sedang duduk tepat disamping ranjang Daffin, dan tangannya pun tidak jauh dari Al-Qur'an.

"Abang, jangan lama-lama ya tidurnya, kalau Abang lama-lama tidur, nanti siapa yang mau jagain Humaira?".Gumam Adiba sambil menatap sendu ke arah Daffin yang masih setia menutup mata.

"Abang Humaira kangen,Hiks..!".bisik Adiba tepat di telinga Daffin.

Dan tanpa Adiba sadari, tiba-tiba jari kelingking Daffin bergerak, dan diikuti matanya yang berusaha menetralkan pancaran cahaya yang  ada diruangan.

"H-humaira".gumam Daffin dengan suara lirih.

"S-subahanaullah Abang udah sadar, Alhamdulillah Terimakasih ya Allah, Terima kasih".ucap Adiba dengan sambil bersujud ke arah kiblat, pertanda rasa syukur bahwa hajatnya telah Allah kabulkan.

"Abang tunggu sini ya, Adiba mau panggil dokter dulu".ucap Adiba.

Namun saat Adiba mau berjanjak untuk meninggalkan Daffin, tiba-tiba leganya dicegah oleh Daffin.

"Gak perlu Humaira, Abang mau ketemu kamu, bukan ketemu dokter".ucap Daffin sambil menatap Adiba. "Abang kangen sama kamu Humaira".sambung Daffin.

Adiba yang mendengar ucapan Daffin seketika tersenyum, dan ia segera memeluk erat tubuh yang selama ini ia sangat rindukan.

"Humaira juga kangen banget sama Abang".balas Adiba sambil menekan kata (kangen)," Abang jangan tinggalin Humaira sendirian,Hiks.". sambung Adiba sambil menangis didalam pelukan Daffin.

"Iya Abang gak bakal tinggalin Humaira, udah jangan nangis nanti wajah cantiknya luntur lagi".ucap Daffin sambil menggoda Adiba.

"Ihh Abang".ucap Adiba sambil memukul dada bidang Daffin.

"Aww s-sakit Humaira".ringis Daffin sambil memegang dadanya.

"Astagfirullah maaf bang, Humaira kelepasan".

"Gak".

"Ihh maaffin Humaira, kan Humaira gak sengaja mukul Abang, Abang juga sih kenapa malah gombalin Humaira".ucap Adiba sambil memasang muka melas, dibalik cadarnya.

"Kelihatannya waktu yang tepat aku ngerjain Humaira".ucap Daffin dalam batin.

"Abang jangan marah dong, baru aja beberapa menit sadar masa udah ngambek sama Humaira".ucap Adiba sambil menggoyang-goyangkan lengan Daffin.

"Abang ganteng".

"Abangnya Humaira".

Daffin yang mendengar ocehan Istrinya seketika tersenyum dan dan merasa sangat gemes.

"Oke Abang maaffin, tapi Ada syaratnya".balas Daffin sambil mengangkat satu alisnya.

"Apa syaratnya?".

Adiba Ayundia (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang