Part.55

589 49 1
                                    

"Asma yang mendengar ucapan tersebut sepontan menghentikan gerakan tanganya untuk memutuar kenop pintu tersebut, dan di posisi lain Adiba yang melihat ke anehan Asma seketika ia mengeryitkan keningnya.

"Kenapa As?".tanya Adiba.

"Emm, didalam ruangan kayak ada keriburan deh, coba kamu dengerin".balas Asma."Emm, apa ini cuma pendengaran ku aja, udah lah ayok kita masuk_".

"Eh jangan, sebentar aku biar aku dengerin".larang Adiba.

"Kenapa kalau aku kesini?, nggak boleh?, iya?".balas seseorang dari dalam ruangan.

"Asma beneran deh, ini bukan hanya pendengaran kamu aja, tapi aku juga denger kalau didalam ada keributan".ucap Adiba.

"Emmm apa jangan-jangan kita salah ruangan?".sambung Adiba.

"Emmm,, nggak tau juga, tapi masa iya kita salah di kasi tau ruangan yang Daffin pesan".sahut Asma."Apa kita intip aja".sambung Asma.

"Eh jangan, nggak sopan As".larang Adiba.

"Tapi mau bagaiman lagi Dib, ini juga untuk kebaikan kita, emang kamu mau terus-terusan berdiri disini?".

"Nggak sih".sahut Adiba sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Ya sudah".ucap Asma secara sepontan dan beralih memutas knop pintu secara berlahan-lahan.

Deg....

Asma yang melihat mendapati sosok yang tak familiar dalam ingatanya, seketika wajahnya berubah menjadi tercengang.

"As ada siapa, didalam ruangan?".tanya Adiba sembari menepuh pundah Asma sebelah kanan.

"A-ada si d-dia_".

"Dia siapa?".sahut Adiba,"Asma kalau ngomong itu jangan setengah-setengah dong, udah sini biar aku lihat sendiri".sambung Adiba yang sudah tak sabar untuk mengetahui seseorang yang ada didalam ruangan tersebut Dan setelah mengetahui siapa orang yang kini ada didalam ruangan tersebut, seketika tubuh Adiba hanya dapat mematung dan pandangan focus kelantai, Asma yang mendapati keadaan Adiba seketika peka dengan apa yang kini sahabatnya tersebut rasakan.

"Dib, k-kamu nggak papa kan?".tanya Asma dengan penuh kehati-hati-an,"Adiba".lanjutnya.

"Aku mau pulang".balas Adiba mengelihkan pembicaraan.

Deg....

Asma yang mendengarnya seketika merasa bingung untuk mencegah Adiba yang hendak beranjak meninggalkan tepat tersebut.

"Dib, aku mohon jangan pergi dulu, kita dengerin sebentar, apa yang mereka bicarakan".cegah Asma.

"Sudah lah As, kayak kamu nggak tau apa yang mereka bakalan bicarakan, kalau aku ikut dengerin yang ada aku makin ngerasa sakit hati, aku udah capek As".

"Tapi Dib_".

"Tapi apa lagi Asma, kalau memang dia ingin berniat bertemu dengan ku, kenapa dia juga membawa wanita tersebut didalam ruangan ini ha?, aku yakin, pasti mereka mau pamer kemesra-an didepanku, biar aku makin cemburu makin menderita".

"Shutsss kamu nggak boleh berburuk sangka gitu Dib, belum tentu mereka seperti apa yang sekarang ada difikiran kamu, bisa jadi itu mereka sedang bertengkar, karena dari nada jawab Daffin saja sudah seperti orang tidka suka".ucap Asma menyakinkan Adiba,"Percaya deh sama aku, dan kalau ada sesuatu yang terjadi sama kamu, aku yang akan melindungi kamu, salah satunya dari wanita nggak tau diri itu".sambung Asma.

"Tap_".

"Aku mohon".potong Asma dengan muka memelas, dan di posisi lain Adiba yang menatap raut wajah Asama seketika terhipnotis, dan dari perjuanganya sangat terlihat bahwa ia ingin yang terbaik untuk dirinya.

"Hufss, oke".balas Adiba sembari membuang nafas kasar.

"Nah gitu dong".sahut Asma sembari tersenyum kuda dan menarik tangan Adiba agar berdiri disamping sembari bersandar di balik pintu yang sedang tertutup rapat.

------

"Tentu nggak boleh, karena tempat kamu bukan disini".sahut Daffin sambil bangkit dari duduknya.

"Owh, tempat aku bukan disini-nya, baru tau".ucap Dinda dengan nada yang di buat akan-akan ia seperti orang tau tau,"Jika memang tempat aku bukan disini. berrati tu cewe murahan, nggak boleh juga ada disini".lanjutnya.

"Stop, berani-beraninya kamu bilangin Adiba wanita murahan, yang ada kamu itu yang murahan".potong Daffin dengan tegas.

"Ups,,,salah nya?, dan kamu kelihatannya udah berani bela-in tu cewe murahan didepan aku, apa itu artinya kamu udah menyerahkan nyawa dia habis di tanganku, biar kamu bisa bebas dari dia dan bisa senang-senang sama ak_".

"Cuih, Nauzubillah aku bersenang-senang sama wanita seperti kamu, yang ada aku bukan bahagia tapi yang ada menderita".potong Daffin.

Dor.....

B e r s a m b u n g

Adiba Ayundia (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang