(3)

174 22 20
                                    

"Ini kakak kita? Wah...dia tampan yah seperti ku".

"Yakk! Dia juga tampan seperti ku!".

"Jangan berteriak Chenle, nanti kakak bangun. Eh, tadi siapa namanya kata mommy?".

"Mark, kak Mark".

Mark membuka matanya karna terganggu dengan suara berisik yang berada tepat di sampingnya.

Bisa ia lihat, dua anak lelaki tengah berdebat satu sama lain dengan membawa-bawa namanya.

anak yang lebih pendek menoleh padanya dan tersenyum senang saat pandangannya bertemu dengan Mark."kak Mark bangun Sung"tuturnya lalu duduk di samping tempat tidur Mark di ikuti anak yang lebih tinggi.

Keduanya terus tersenyum manis ke arah Mark tapi Mark tak membalasnya karna tak mengenali keduanya.

"Hai kak Mark, aku Chenle dan dia adik ku Jisung. Eh, tidak! Maksudnya adik mu juga kak. Aku juga adik mu walau kata mommy adik tiri"jelas lelaki yang mempunyai kulit seputih susu, ini membuat Mark langsung mengerti jika kedua anak yang ada di samping tempat tidurnya ini, anak mommynya yang itu berarti, adik tirinya juga adik tiri Jeno dan Dae Eun tentunya.

Mark menampilkan senyuman tipisnya sambil memperkenalkan dirinya"hai Chenle, Jisung. Aku Mark, Mark Lee. Kalian boleh memanggil ku kakak atau apapun yang kalian sukai"tutur Mark yang membuat Chenle dan Jisung saling pandang dan memeluk Mark erat.

Mereka senang karna mempunyai seorang kakak walau kakak tiri. Namun sebenarnya sebelumnya, keduanya sempat tak mau mengakui Mark, kakak mereka. Tapi ketika keduanya melihat wajah Mark langsung, hati keduanya luluh dan entah kenapa, malah ingin terus berada di sisi Mark.

"kakak, badan kakak panas"tutur Jisung setelah melepaskan pelukannya dengan Mark.

Chenle, kakak kandung Jisung mengangguk. Dia menyentuh kening Mark yang ternyata sangat panas bahkan wajah Mark memerah."Benar Sung, aku panggil mommy dulu yah. Kau jaga kak Mark"Jisung mengangguk mengiyakan, sedangkan Chenle pergi keluar untuk mencari mommynya.

"kakak sakit demam yah?"tanya Jisung sambil mengelus-elus pelan, pipi Mark yang menurutnya sangat lembut walau panas.

Mark tersenyum tipis dan mengangguk. Dia terpaksa berbohong karna menurutnya, Jisung adik tirinya juga Chenle maupun nantinya ibunya, tak akan ia beri tahu tentang penyakitnya yang sebenarnya.

Mark tak mau mereka malah mengkhasiani dirinya yang payah ini. Lagipun Mark masih tak mau terbuka dengan mommynya apalagi adik tirinya, baginya mereka tetaplah asing untuknya.

"Iya, hanya demam. Nanti juga sembuh"balas Mark yang di angguki pelan oleh Jisung sambil memberikan wajah polosnya yang mengemaskan.

Mark akui, Jisung maupun Chenle adalah adik tiri yang baik. Ia tak keberatan dengan mereka walau dirinya mungkin tak akan terbuka pada mereka karna menurutnya, Jisung dan Chenle itu masih sangat kecil. Ia yakin, mereka masih duduk di bangku Elementary School.

"Mark sudah bangun yah?"Anna mendekati tempat tidur Mark dengan Chenle di sampingnya.

Jisung bangun dari duduknya, memberikan ruang untuk mommynya di samping kakak tirinya.

"Astaga! Badanmu sangat panas sayang. Maaf yah, mommy tak akan membawamu ke rumah sakit, takut keberadaan mu di lacak sayang. Mark di rawat di rumah saja yah. Nanti akan ada dokter kemari yang memeriksa Mark"Mark menggelengkan kepalanya sembari menampilkan senyuman tipisnya.

"Aku hanya demam mom. Tak apa, jangan panggil dokter. Nanti juga sembuh"tutur Mark yang diangguki 'iya' oleh Anna yang tak tahu menahu akan penyakit Mark.

My Brother[Sequel Mianhae My Brother]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang