"Akhhh...aku mohon lepaskan, ini sakit sekali"lirih Mark yang berusaha tidak menangis.
Cubitan ibu panti sangat kuat hingga memicu rasa penyakitnya kembali datang, padahal baru beberapa menit yang lalu rasa penyakitnya menghilang. Mark tak mau penyakitnya semakin kambuh apalagi ia belum meminum obatnya sejak kemarin.
Mark tak mau membuat Jeno khawatir nanti padanya dan kerepotan mengurus dirinya yang payah nantinya.
Hana tak memperdulikan permohonan Mark. Dia malah mendorong kasar tubuh kecil Mark ke dalam sebuah ruangan yang gelap, hanya sinar matahari sebagai pencahayaannya, itupun yang menembus dari celah-celah ruangan yang terbuka.
Mark meringis kesakitan karna keningnya terbentur lantai ruangan yang kotor hingga mengeluarkan sedikit darah disana.
"Kau baru boleh keluar nanti malam!...jadi aku tak akan memberi mu makan hingga malam. Kau paham?"
"Tapi bolehkah aku meminta air? Aku mohon...aku sangat haus"mohon Mark. Namun Hana malah menatap Mark tajam. Ia berusaha tidak memperdulikan Mark lagi jadi ia kembali mendekati Mark lalu memberikan kekerasan fisik pada Mark, hingga membuat Mark menangis sembari meminta mohon untuk menghentikannya.
"Aku mohon...hiks jangan memukuli ku. Aku minta maaf, aku tidak akan nakal lagi. Maafkan aku, aku juga tak ingin minum. Aku mohon, maafkan aku..."tangis Mark pecah karena rasa sakit yang mulai ia rasakan menjalar pada tubuh kecilnya akibat kekerasan yang di terimanya dari Hana.
Hana menghela napas kasar. Ia menghentikan aktivitasnya mengasari Mark lalu berjalan menuju pintu ruangan"jangan menangis! Atau nanti suami ku akan memberikan hukuman yang lebih parah dariku!...nikmati waktu kesendirian mu sekarang, sambil meresapi apa kesalahan mu!"
Brak
Hana menutup kencang ruangan gelap yang disana hanya ada Mark. Mark menghapus kasar air matanya, menekuk kedua lututnya lalu memeluknya untuk menyalurkan rasa takutnya yang kembali datang padanya.
Ia menatap celah-celah yang terdapat sinar matahari menembusnya yang untungnya mampu sedikit menerangi ruangan gelap tempatnya berada sekarang, walau mungkin jika malam nanti, ruangan ini akan semakin gelap saja.
Mark baru bisa keluar nanti malam tapi entah kapan. Ia berharap, ayahnya segera menemukannya dan Jeno.
Mark berharap juga adiknya baik-baik saja di luar sana"Jeno, maafkan kakak tak bisa di samping Jeno sekarang. Jeno jangan takut yah, kakak akan keluar nanti malam. Kakak janji, akan terus di samping Jeno nanti"lirih Mark lalu menelungkupkan kepalanya di atas dengkulnya untuk menahan isakkannya yang takutnya bisa terdengar keluar ruangan gelap ini.
Mark takut, pemilik panti masuk lalu memberikan kekerasan lagi padanya. Sungguh, sekarang saja badannya sudah sangat amat sakit.
"Ayah, tolong Mark dan Jeno. Mark takut gelap ayah".
"kakak ku dimana kak Dery? Aku takut terjadi sesuatu padanya"tanya Jeno khawatir sampai-sampai anak berambut hitam legam itu sama sekali belum menyentuh makannya karna kakak nya tak kunjung datang ke ruangan makan.
Hanya kakak nya yang tak ada sekarang, sedangkan yang lainnya sudah memakan makanan siangnya yang menjelang sore hari ini.
Jeno khawatir kakaknya kenapa-napa, apalagi kakaknya belum sarapan sama sepertinya juga.
Semua anak-anak panti baru di beri makan siang ini, ini pun menjelang sore karna mereka terus di paksa membersihkan ruangan bahkan beberapa juga di suruh membersihkan rumah yang tak jauh dari panti asuhan karna pastinya akan di beri uang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brother[Sequel Mianhae My Brother]
Fanfictionsequel Mianhae My Brother (Bisa di bilang lanjutannya sih:)) "Ini kakak kita? Wah, dia tampan yah sepertiku". "Yakk! Dia juga tampan sepertiku!". "Siapa kakak kalian memangnya?" "Dan aku lebih menyesal kalo aku, kakakku, dan juga adikku di lahirkan...