Jesica memberhentikan mobilnya di sebuah rumah kecil yang di halamannya banyak anak-anak seumuran Jeno maupun Mark.
Ia menoleh kebelakang, dimana kedua anak dari lelaki yang sangat di cintainya masih saja betah tertidur pulas jadi dirinya tak perlu repot-repot memakai cara kekerasan pada keduanya.
Wanita bermata bulat itu turun dari mobilnya lalu berjalan masuk ke rumah kecil yang terdapat banyak anak-anak di halamannya yang bisa di katakan, rumah yang tengah dia masuki halamannya itu adalah sebuah panti asuhan untuk anak-anak yang sudah tak punya keluarga lagi atau di terlantar kan oleh keluarganya sendiri.
Ia tersenyum manis pada seorang wanita paruh baya juga lelaki paruh baya yang Jesica yakini, pemilik panti yang kini menghampirinya.
"ada yang bisa kami bantu nyonya?"tanya lelaki paruh baya yang menyadari kedatangan Jesica lalu menghampirinya.
Jesica membungkukkan badannya yang di balas kembali bungkukkan setengah badan oleh kedua pasangan paruh baya yang kini ada di hadapannya.
"Aku ingin kalian menjaga kedua anak yang ku temukan di jalanan. Tolong urus mereka yah. Kesian mereka sudah tak punya siapa-siapa lagi, jadi aku memutuskan untuk membawa mereka kesini. Jika di jalan kan, mereka lebih kesian lagi nantinya. Aku tak bisa mengurus mereka soalnya"jelas Jesica dengan menampilkan wajah sedihnya, seolah-olah dia baru saja menolong dua anak yang terlantar di jalanan bahkan Jesica pun menyodorkan amplop coklat yang berisikan lumayan banyak uang pada keduanya agar keduanya tidak menolak Jeno dan Mark.
pasti keduanya tak akan menolak karna dirinya sudah memberikan uang sebab biasanya panti akan menolak dengan alasan sudah kebanyakan anak maupun alasan biaya dan Jesica yakin, panti yang di tujunya juga termasuk yang seperti itu.
Anak-anak yang ia lihat di panti ini lumayan banyak dan panti yang ia datangi ini terpencil.
Kedua pasangan itu tersenyum ramah dan mengangguk dengan wanita paruh baya pemilik panti segera mengambil amplop coklat yang di sodorkan oleh Jesica yang bisa di katakan lumayan tebal atau tebal"Yah terimakasih...tapi mereka tak merepotkan kan?"tanya wanita yang mengambil amplop coklat yang di sodorkan Jesica.
Jesica mengelengkan kepalanya sambil menampilkan senyumannya"Tidak kok, mereka anak-anak yang penurut"kedua pasangan paruh baya itu saling pandang lalu kembali menatap Jesica sambil membalas senyumannya.
"yasudah, tapi dimana mereka?"tanya pria paruh baya yang mengedarkan pandangan kebelakang Jesica yang malah tak ada siapa-siapa.
Kan katanya wanita cantik ini meminta mereka untuk menerima anak-anak yang di temukannya di jalan. Tapi kenapa dia hanya datang sendirian?
"Mereka ada di mobil ku, ketiduran. Jadi aku meminta bantuan pada kalian untuk membawanya masuk. Kesian mereka jika di bangunkan, tak apa kan?"pria paruh baya yang bernama Lugo mengelengkan kepalanya juga dengan sang istri yang bernama Hana, tanda 'tidak papa' .
Keduanya berjalan di belakang Jesica yang menuntun keduanya ke mobilnya.
Jesica membuka pintu belakang mobilnya dan bisa di lihat oleh kedua pasangan pemilik panti tersebut, terdapat dua anak lelaki tampan yang tengah tertidur di kursi penumpang.
Keduanya sempat saling pandang karna tak percaya jika keduanya ini di temukan di jalanan karna mereka sangat tahu dengan pakaian yang keduanya pakai ternyata bermerek juga mereka tampak sangat baik. Berbeda dengan anak-anak yang di kirimkan pada mereka dengan keadaan yang kotor maupun memprihatinkan tapi tidak semua sih. Namun anehnya, kedua anak lelaki itu nampak seperti berasal dari keluarga kaya raya.
Hana mengendong tubuh Mark karna lebih kecil dari Jeno, sedangkan Jeno di gendong oleh Lugo.
"Maaf yah, aku tak bisa lama-lama. Aku titip mereka yah. Aku pamit dulu"pamit Jesica yang diangguki 'iya' oleh kedua pasangan paruh baya pemilik panti asuhan terpencil di pinggiran kota Seoul.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brother[Sequel Mianhae My Brother]
Fanfictionsequel Mianhae My Brother (Bisa di bilang lanjutannya sih:)) "Ini kakak kita? Wah, dia tampan yah sepertiku". "Yakk! Dia juga tampan sepertiku!". "Siapa kakak kalian memangnya?" "Dan aku lebih menyesal kalo aku, kakakku, dan juga adikku di lahirkan...