Mark membuka matanya perlahan. Dia menyerngitkan dahinya heran saat mengetahui dirinya bukan di ruangan rawatnya sekarang.
Seingatnya sebelum tidur, dirinya tengah berada di ruangannya bersama sang ayah yang memeluknya erat. Tapi kenapa sekarang dirinya berada di tempat ini lagi? Tempat dimana Mark di berlakukan aneh oleh para penculiknya .
Bahkan tangan dan kakinya terikat kembali dengan bagian bawahnya yang hanya tertutup selimut tipisnya. Persis seperti kemarin saat dirinya di culik juga pakaiannya yang sekarang ia kenakan adalah sweater kemarin yang sebenarnya sudah di buang oleh sang ayah.
Mark membelakkan matanya saat melihat dua orang masuk ke dalam tempatnya, lebih tepatnya dia tengah berada di dalam mobil putih kemarin.
Mobil kedua penculiknya yang membawanya pergi dari rumah sakit.
"Hai anak manis"sapa salah satu lelaki dewasa yang sangat Mark kenali.
Mark mengelengkan kepalanya ribut saat orang itu duduk di dekatnya.
Mobil yang membawanya mulai bergerak, entah dirinya akan di bawa kemana sekarang dengan orang yang duduk di sampingnya mulai mendudukkan dirinya di atas pahanya, persis seperti kemarin dan ini membuat Mark mulai ketakutan.
"Apa yang mau kau lakukan?"tanya Mark takut-takut.
Anak lelaki berusia 14 tahun itu sampai mengingit bibirnya karna takut dengan lelaki dewasa yang tengah memangku tubuh kecilnya sebab dia menatapnya seolah-olah dirinya adalah sesuatu yang menakjubkan.
"Mau bermain anak manis?"tanya lelaki dewasa itu, tepat di telinga kanan Mark membuat Mark semakin menengang ketakutan.
Belum sempat Mark menjawab, lelaki dewasa itu mulai menciumi leher Mark, tapi Mark dengan segera menghindar dari lelaki itu dan memberontak sekuat tenaganya agar dia menjauhi dirinya.
"Apa yang kau lakukan? Menyingkir dariku!"seru Mark dengan terus bergerak kesana-kemari agar lelaki itu berhenti menciumi lehernya bahkan tangan lelaki dewasa itu malah membuka setengah sweater yang di gunakannya.
Mobil berhenti, orang yang menyetir mobil tiba-tiba saja sudah berada di samping Mark.
Mark tak mengerti, apa yang mau mereka lakukan padanya sebenarnya.
"Yakkk! Jauhkan dirimu dariku! Yakk!".teriak Mark yang tak mau di sentuh berlebihan seperti kemarin.
"Nikmati saja anak manis, kau pasti akan suka dengan permainan ini"tutur orang yang masih memangku Mark.
Mark sendiri berusaha turun dari pangkuan lelaki dewasa itu dan juga melepaskan dirinya dari rengkuhannya karna dia mulai meraba-raba perutnya sekarang.
"Yakkk! Berhenti tidak!"seru Mark tapi lelaki dewasa itu sama sekali tak mendengar Mark, dia malah semakin menjadi-jadi.
Bahkan orang yang tadinya menyetir mobil dan kini sudah berada di samping Mark juga ikut menciumi lehernya membuat Mark kesusahan memberontak.
"Jauhkan tanganmu dari situ bodoh!"maki Mark terus tapi tetap saja, keduanya malah asik dengan kegiatannya.
"Apa yang paman lakukan? Yakk!".
"Yakkk berhenti! Hiks sudah aku mohon".
"Lepaskan hiks, ayah tolong Mark".
"Mark"Siwon yang tengah tertidur terbangun karna racauan Mark.
Ia menoleh ke samping kanannya, dimana ada putra sulungnya yang tengah dirinya temani tidur setelah dia ketakutan. Tapi sekarang putra sulungnya kembali menangis dalam tidurnya juga sambil meracau tidak jelas bahkan rambutnya sudah basah oleh keringatnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brother[Sequel Mianhae My Brother]
Fanfictionsequel Mianhae My Brother (Bisa di bilang lanjutannya sih:)) "Ini kakak kita? Wah, dia tampan yah sepertiku". "Yakk! Dia juga tampan sepertiku!". "Siapa kakak kalian memangnya?" "Dan aku lebih menyesal kalo aku, kakakku, dan juga adikku di lahirkan...