Jeno menoleh ke kanannya, dimana ada kakaknya yang tengah di periksa oleh dokternya.
Kakaknya itu kembali di tempelkan banyak alat-alat medis di tubuh kecilnya lagi, sedangkan Jeno hanya tengah di obati luka-luka juga memar yang tengah memenuhi tubuhnya.
"Dok, kakak ku tak sadarkan diri yah?"tanya Jeno pada dokternya yang tengah mengobati pipinya yang terluka.
Jeno bingung, kenapa kakaknya tak menoleh juga ke arahnya. Ia sebenarnya tak terlalu bisa melihat kakaknya karna perawat yang menangani kakaknya lebih banyak darinya.
Yuta, dokter yang menangani Jeno tersenyum tipis pada Jeno sambil terus fokus mengobati luka yang ada di pipi Jeno"kakak mu tengah di bawah pengaruh obat. Kau tenang saja, kakak mu akan sadar beberapa jam setelahnya...yah, paling lama setelah dia di pindahkan ke tempat khususnya atau mungkin malam"jelas Yuta yang membuat Jeno mengangguk sekilas.
"Apa aku tak sekamar dengan kakak ku? Tapi aku mohon dok, aku ingin sekamar dengan kakak ku"tanya Jeno lagi sembari memohon agar bisa seruangan dengan kakaknya.
Masa iya, dirinya dan kakaknya di rawat di tempat terpisah jika itu terjadi, maka Jeno akan meminta tak di rawat saja karna Jeno tak mau jauh dari kakaknya jika ayahnya tetap memaksa, maka Jeno akan mengeluarkan senjata ampuhnya yang pastinya ayahnya akan langsung menurut padanya.
"Aku akan berbicara dengan dokter Jaehyun nanti jika dia sudah menangani kakak mu"balas Yuta lalu menempelkan plester di kening Jeno.
Ia tersenyum dan mengusap pelan rambut Jeno"apa ada yang sakit lagi Jen?"tanya Yuta. Dokter muda yang berasal dari Jepang itu tahu nama pasiennya karna ia di mintai langsung oleh Jaehyun saat ia dan Jaehyun tengah berada di kantin untuk makan.
Jaehyun mendapatkan telpon jika pasiennya akan di bawa ke rumah sakit lagi juga dengan adiknya karna mereka terluka cukup parah dan di situ Jaehyun langsung meminta bantuannya untuk menjadi dokter yang menangani adik pasiennya yang bernama Jeno jadi ia tahu nama pasiennya ini.
Jeno mengelengkan kepalanya pelan sambil membalas senyuman dokter yang menanganinya"tidak dok, terima kasih"Yuta mengangguk, dia ijin keluar dengan perawat yang tadi juga menangani Jeno dengan sebelumnya, dia mengusap pelan rambut Jeno, meninggalkan Jeno yang sekarang menoleh ke kanannya lagi.
Jeno tersenyum karna sekarang dirinya bisa melihat wajah kakaknya yang sayangnya, sebagian wajahnya kembali tertutup oleh masker oksigen lagi.
Ia menatap lirih kakaknya saat kakaknya kembali di pasangkan selang kateter pada benda pribadinya.
Sepertinya kakaknya akan lama lagi di rawat di rumah sakit karna jika dia sudah di pasangkan selang kateter, dia pasti akan di rawat karna kondisinya tak memungkinkan di bawa pulang.
Padahal Jeno ingin mengajak kakaknya pergi ke tempat rekreasi untuk menikmati liburan sekolahnya.
Ia membalas senyuman Jaehyun yang tak sengaja pandangannya bertemu.
Sebenarnya Jeno ingin bertanya pada Jaehyun. Namun anak lelaki itu urungkan karna Jaehyun masih sibuk memasukkan selang kateter ke benda pribadi kakaknya.
"kakak, cepat sembuh yah. Aku ingin mengabiskan liburan sekolah dengan mu kak, setidaknya ke tempat rekreasi yang ada di Seoul, bukan di rumah sakit Seoul".
"Jadi kak Hendery dari Tiongkok?"tanya Renjun antusias. Tentu saja lelaki yang berperawakan mungil itu sangat senang jika teman barunya ini ternyata dari Tiongkok juga.
Kan dia bisa ngomong mandarin dengannya jika dengan Haechan, Jaemin, dan Jeno, mereka mana bisa yang ada dia akan di abaikan oleh ketiganya.
Hendery mengangguk lalu berbicara bahasa mandari dan dengan senang Renjun menangapinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brother[Sequel Mianhae My Brother]
Fanfictionsequel Mianhae My Brother (Bisa di bilang lanjutannya sih:)) "Ini kakak kita? Wah, dia tampan yah sepertiku". "Yakk! Dia juga tampan sepertiku!". "Siapa kakak kalian memangnya?" "Dan aku lebih menyesal kalo aku, kakakku, dan juga adikku di lahirkan...