(15)

114 15 74
                                    

"Ayah benar mau keluar kota? Kata ayah, ayah tak akan jauh-jauh dari rumah, Ayah menyebalkan!"gerutu Jeno sambil melahap nasi goreng ke dalam mulutnya dengan wajahnya yang sudah menekuk kesal.

Dia kesal dengan penuturan tiba-tiba ayahnya di pagi hari ini tentang ayahnya yang akan pergi ke Jeju selama seminggu lamanya. Ingat selama seminggu!

Padahal dulu Jeno sama sekali tak mempersalahkan ayahnya yang pergi keluar kota bahkan keluar negeri, hanya saja karna sekarang kakaknya tengah sakit jadi Jeno ingin ayahnya tak selalu jauh-jauh darinya maupun sang kakak.

Jeno takut kondisi kakaknya drop di saat ayahnya masih di Jeju.

Mark yang melihat wajah kesal Jeno mengelengkan kepalanya pelan. Dia menepuk bahu Jeno pelan membuat Jeno menoleh cepat ke arahnya dengan pandangan bertanya.

"Tak apa Jen, kan ada kakak di rumah sekarang. Kakak kan tak bekerja lagi"tutur Mark.

Jeno menoleh lagi ke arah ayahnya yang tengah memakan makanannya dengan tenang. Dia mendengus kesal melihat ayahnya yang sekarang malah tertawa kecil melihat dirinya marah.

Kan ini semakin memancing emosi Jeno jadinya. Kenapa juga ayahnya malah tertawa dan tidak mencari jalan supaya dirinya tak marah atau ngambek gitu padanya?

"Ihss! Ayah menyebalkan!"cerca Jeno sambil memasukkan nasi goreng ke mulutnya dengan sangat malas, tapi sukses membuat ayah dan kakaknya yang melihatnya tertawa karna wajah Jeno malah semakin mengemaskan.

"Ayah ahh"Rajuk Jeno.

"Maafkan ayah sayang. Baiklah, nanti ayah belikan apapun yang Jeno pesankan pada ayah. Jeno bilang saja, mau apa hmm?"tanya Siwon yang pada akhirnya mengalah. Lagipun membuat mood Jeno berantakan di pagi hari libur itu tak baik, nanti putra keduanya itu terus marah-marah padanya bahkan hanya masalah kecil pun dan berakhir dia menangis.

Jeno menatap ayahnya dengan mata yang berbinar. Mata sipitnya hanya terlihat segaris sebab anak kedua itu tengah tersenyum eye smile pada sang ayah"ayah tak bohong kan?"tanya Jeno balik.

Siwon mengangguk pelan sambil terus memakan makanannya"apa pernah ayah tak menuruti kemauan Jeno hmm?"tanya Siwon balik lagi membuat Jeno memutar matanya malas tapi 5 detik kemudian, Jeno kembali menampilkan wajah menggemaskannya karna tak ingin membuang sia-sia kesempatan emasnya untuk memoroti uang ayahnya yang anehnya tak habis-habis.

Jeno bingung, sebenarnya uang ayahnya sebanyak apa. Tapi dirinya lebih memilih tak perduli sih sebab baginya, tak ada gunanya mencari-cari hal yang seharunya tak usah dirinya pikirkan.

Jeno menoleh ke arah kakaknya yang tengah memakan semangkanya dengan tenang membuat kakaknya menghentikan aktivitasnya karna tak mengerti dengan Jeno yang tiba-tiba menatapnya dengan terus tersenyum yang menurutnya aneh.

"Kenapa Jen?"tanya Mark bingung.

Jeno menampilkan senyumannya lalu mendekatkan dirinya untuk membisikan sesuatu pada Mark.

Siwon menyerngitkan dahinya heran dengan tingkah Jeno yang sekarang masih membisikan sesuatu pada Mark.

"Oke kak?"Mark mengangguk sambil tersenyum tipis dengan rencana Jeno. Dia sih menurut saja daripada adiknya ngambek kan yah, dia juga sedikit pusing nantinya dengan dumelan Jeno dan tingkah ajaibnya jika tengah merajuk.

"Nanti pas ayah di perjalanan, Jeno akan mengirim pesan pada ayah kok"tutur Jeno lalu kembali memasukkan makanannya ke dalam mulutnya dengan semangat, berbeda sekali dengan yang tadi bahkan anak berusia 13 tahun itu akan sesekali menjaili kakaknya yang sedari tadi anteng dengan semangkanya.

"Jeno diamlah, kakak sedang makan".

"kakak...kak Mark".

"Jenooo".

My Brother[Sequel Mianhae My Brother]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang