14. angela wiratama

72 4 0
                                    

Di sebuah caffe tak jauh dari rumah sakit, tempat sea di rawat. 2 wanita parau baya dan 3 gadis remaja tengah duduk di satu meja dengan suasana yg.... canggung.

"Permisi nyonya dan nona, mau pesan apa?" Ujar si waiters wanita dengan ramah dan senyum mengembang.

"Orange juice, sama spageti carbonara" ujar salah satu wanita parau baya yg paling tua di antara mereka.

"Kalo saya ice drink sama salad aja soalnya lagi diet mbak" ujar wanita parau baya satu nya dengan senyum mengembang.

"Kalo kita skirt steak sama minum nya Caramel Macchiato 2 avocado juice 1" ujar salah satu gadis di antara mereka.

"Baik, makanan nya spageti carbonara, salad, skirt steak 3. Minum nya orange juice, avocado juice, ice drink, sama caramel macchiato 2, ada yg di tambahkan?" Ujar waiters itu mengabzen pesanan mereka

"Pesankan tiramisu untuk penutup" setelah nya waiters itu kembali.

"Sekarang jelasin sella, angel, and... clara" ujar mira, yaa mereka adalah mira, lisa, angel, sella, dan clara.

"Jadi gini mih... cla emang yg dorong sea...." ucapan sella terpotong.

"Ngayal lo. Gini tante.. aku emang ada di tempat kejadian waktu itu. Tapi aku ga dorong sea. Awalnya aku mau memfitnah sea, karna nya semua mata tertuju sama dia. Tapi entah gimana sea terpeleset dan kami berbalik posisi. Tangan sea yg aku genggam lepas makanya aku ga sempat buat nolongin sea" jelas clara.

"Bisa kah di percaya?" Tanya lisa memincingkan matanya melirik clara.

"Aku mau berubah tante. Kejadian ini seolah dejavu buat aku, seperti pernah mengalaminya, tapi lupa" ujar clara dengan mata berairnya.

"Jadi bun, mah, kami sepakat buat ngenalin cla jadi sahabat kita juga ke sea" timpal angel.

"Tapi ngel, gue takut kalo semisal ingatam sea kembali, dia benci aku. Jujur ini kali ke 2 aku mendapat teman, setelah dia" terang clara.

"Kami akan membantu jika sea mengingat kejadian itu, tapi dengan syarat kamu tetap menjaganya, bisa?" Tawar mira di angguki clara.

"Makasih tan, maafin aku juga" ujar clara.

"Siapa ibumu?" Tanya lisa tiba tiba.

"Mamih flora" cicit clara.

"Flora... ga asing mba" ujar lisa di angguki mira.

"Ayahmu?"

"Papi zeta tan"

"Ga salah dia. Anak nya flora. Ternyata kita punya cerita yg sama" ujar mira di sahuti kekehan oleh lisa.

"Cerita apa mih?" Tanya sella sembari menggeser piring yg berisi pesanan mereka.

"Dulu mamih, bunda, flora sama jesi itu teman. Awal ketemu itu kita sama jesi. Terus flora iri dan memfitnah jesi atau kadang lisa. Hingga akhirnya flora ngaku kalo dia yg menfitnah mereka. Tapi sekitar 6 bulan menjalin pertemanan, jesi malah ninggalin kami karna kangker yg dia miliki, tanpa kami ketahui" cerita mira sedangkan lisa menunduk memainkan garpunya. Lain hal dengan angel yg menunduk, sella yg melihat itu merasa ada yg di sembunyikan sahabatnya itu.

Setelah bercerita dan makan, mereka pun pergi ke pusat perbelanjaan, di sana mereka berpencar, mira dan lisa pergi ke toko buah, sedangkan sella, angel, dan clara di perintahkan mencari camilan.

Kini di tengah perjalanan sella menyeret angel dan clara ke bilik perempuan. Mereka yg di tarik hanya diam.

"Angel muka lo pucat, kenapa?" Angel menutup mukanya lalu mengekuarkan bedak dan lipstik. Lalu memakainya. Namun kegiatan itu di hentikan oleh sella.

"Gue kenal lo dari gue masih di gendongan mamih, dan gue berteman sama lo dah kek pohon beringin. Jadi ga ada yg bisa lo sembunyiin. Sekarang lo jujur atau gue cari kebenaran nya sendiri" angel menunduk. Clara bingung apa yg harus di lakukan.

"Lo ngomong ya ngel, jujur ke kita. Walau gue baru di kehidupan kalian, tapi lo ga boleh nyembunyiin sesuatu dari sahabat yg udah lo anggep keluarga" ujar clara lembut. Sella menatap lekat clara. Gadis itu tipikal orang lembut, namun dia suka sekali iri, pikirnya.

"Gue ga papa sell. Mungkin gue kecapean" sella menatap tak percaya angel.

"Gue bakal cari tau sendiri" setelah mengucapkan itu sella pergi kekuar bilik. Sedangkan angel menghela nafasnya.

"Lo ga seharusnya gini ngel. Lo punya penyakit serius, lo harus kasih tau mereka. Terutama sella. Papa lo. Mereka berhak tau ngel" angel mematung mendengar perkataan clara.

"L-lo tau?" Clara mengangguk.

"Tumor otak stadium 2"

"Gue.... gue tau betul rasanya di tinggal orang yg gue sayang." Lanjut clara mendongakan kepalanya agar air matanya tidak jatuh.

"Dulu... gue punya sahabat, dia ara. Gadis itu terlalu kuat menurut gue, sampe akhirnya rasa kuat itu makin melemah di makan penyakitnya, tumor otak. Gue ga tau itu, dia nyembunyiin semuanya dari gue. Setiap 2 kali se-minggu gue ke rumahny, buat main. Hingga pada hari itu, gue denger kabar dia kritis di rumah sakit, di karenakan kecelakaan, namun dokter juga memberi tau kalau dia mempunyai tumor yg menyebabkan sedikit angka keselamatan nya. Waktu itu hanya gue. Yg di rumah sakit, sampe akhirnya esoknya gue denger dia pergi untuk selamanya, dia cuma punya ibu. Dan waktu itu ibunya juga masuk rumah sakit tepat di mana dia kecelakaan. Gue nangis. Gue akhirnya tau gimana rasanya gue di tinggal sahabat, sejak saat itu di hati gue timbul rasa serakah, tidak mau yg ada di dekatku pergi. Tapi semuanya berakhir sekarang" cerita clara panjang × lebar.

"Gue tau cla" setelahnya angel pergi mencari keberadaan sella di ikuti clara di belakang.

Namun 15 menit berkeliling, angel maupun clara tak menemukan sella. Berkali kali angel telvon pun tak ada jawaban. Tiba tiba kepalanya pusing, dan pandangan nya mengabur. Clara melihat angel limbung pun segera menangkap hingga angel jatuh pingsan di pangkuan nya.

"Angel... ngel... heyy bangun ngel" pekik clara menepuk pipi angel.

Dengan panik clara menelvon sella. Namun panggilan nya tak terjawab. Tanpa di sengaja sella kebetulan keluar dari salah satu toko dekat sana dan matanya menubruk clara yg tengah menepuk pipi angel dengan wajah panik, dan sesekali memegang handpone.

"Astaga" dengan alangkah cepat sella mendekati clara.

"Kenapa dia cla?" Tanya sella dengan wajah panik.

"Ga tau... tadi nyariin lo. Terus tiba tiba pingsan gue bingung" ujar clara dengan air mata yg sudah mengalir.

Bayangan gadis yg tengah terbaring dengan alat medis yg tertempel di badan nya menghantui clara, dan bayangan beralih pada gadis cantik yg tertawa dengan lebar, lalu kesadaran nya kembali ke alam nyata, namun di tarik lagi hingga kejadian di mana dokter mengatakan nya telah tiada, bayangan itu tak berhenti menghantui pikiran nya. Dan kemudian di tarik kembali ke kesadaran nya. Begitu seterusnya.

"Clara ayooo" pekik sella membuat clara tersadar, ternyata angel sudah di bawa oleh seorang pria




Wooaahhh!!!

Apakah yg akan terjadi pada angel?

Siapa kah ara yg di ceritakan clara?

Siapa pria yg menolong angel itu?

Ada yg mau di ucapin sama salah satu dari tokoh?

Clara?

Chelsea?

Mira?

Angel?

Lisa?

Alga?

Sella?

Bastian?




Yook nantikan kelanjutan nya.

Jangan lupa vote and komen ya bestie

Kenapa?...||Transmigrasi Chelsea (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang