me time with arsen

44 4 9
                                    

Pagi cerah sea terbangun dengan linglung. Menatap sekitar lalu teringat sesuatu. Tanpa berpikir panjang sea berlari menuruni tangga dengan tergesa hingga di kagetkan dengan suara yg membuatnya jatuh tersungkur.

"Awwsss" pekik sea kala kakinya sakit saat di gerakan.

"Sudah saya katakan bukan. Hati hati" sea tak. Memperdulikan kakinya, dia menatap pria yg berjalan mendekatinya dengan apron yg masih menempel di tubuhnya,

Gadis itu masih saja tak percaya jika pria itu kembali untuknya, semalam ia bercerita banyak hingga larut. Bahkan hari ini ia melupakan sekolahnya hanya tak ingin pria itu pergi.

"Sakit?" Sea terdiam pandangan nya masih menuju pria itu.

"Chelsea" sea mengerjap kan matanya saat tersadar dirinya tadi terjatuh.

"Enggak sakit. Cmn linu kalo di bawa jalan" ujar sea menatap kakinya yg mungkin terkilir.

Kraak...

Awwsss

"Sia...." belum sempat sea mengumpat sebuah benda kenyal sudah mendarat di pipinya. Membuatnya terkejut.

"Lan" gumam nya pelan lalu menubruk tubuh arsen, pria yg masih memakai apron itu terkekeh geli.

"Ga sekolah hmm?" Tanya arsen sembari berkutat dengan kompor. Kini dirinya dan arsen berada di dapur dengan sea duduk di meja party.

"Sea mau habis in seharian sama arsen. Kita belum jalan jalan" ujar sea dengan pipi mengembung lucu. Arsen melirik sea sekilas lalu tersenyum sembari memasak dengan lihai.

"Ya udah mandi dulu sayang, nanti kita jalan" sea menahan bibirnya yg berkedut lalu mengangguk. Baru 3 langkah menjauhi party sea berhenti dan berbalik ke arah arsen.

Cup

Sebuah kecupan mendarat di pipi arsen, sea tersenyum lalu melangkah pergi sedangkan arsen masih terdiam karna terkejut.

"Ar telurnya gosong" arsen tersentak karna teriakan sea menatap telor yg masih di tangan nya lalu menengok sea yg berlari je arah kamar.

"Anak itu" gumam arsen kembali melanjut kan masak.

Selesai dengan urusan dapur arsen menyajikan di meja makan bersamaan dengan datangnya sea yg sudah rapih.

"Sarapan dulu habis ini ke mall beli bahan makanan yg udah abis, sama camilan mu" ujar arsen mengambilkan sea nasi dan lauk pauk nya.

"Nanti kita nonton dulu ya, baru beli bahan makanan sama belanja. Soalnya masih pagi" ujar sea, arsen hanya mengangguk mulai menyuapkan nasi ke mulutnya.

"Wooaahh" decak sea setelah menyuapkan makanan itu.

"Arsen ajarin sea masak ya. Masakan arsen udah kaya koki bintang 7"pekik sea membuat arsen gemas.

"Anak siapa sih. Buat saya khilaf" ujar arsen membuat sea tersenyum malu.

"Anaknya bunda lisa donk"

Setelah makan sea menunggu arsen yg tengah bersiap di ranjang dengan memainkan ponselnya. Tiba tiba suara dering dari ponsel yg tergeletak di nakas mengalihkan pandangan nya.

"Arr ponsel kamu kah yg di nakas?" Teriak sea karna arsen ada di kamar mandi.

"Iya ada apa?" Sahut arsen.

"Bunyi apa penting?"

"Angkat kan" sea berjalan hendak mengangkat telepon itu, namun keburu mati. Tak lama ada notif pesan dari nomor yg sama.

+628**********

[Dimana?
[Aku menunggu, arsen!

Kenapa?...||Transmigrasi Chelsea (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang