terbongkar yg sebenarnya

53 4 0
                                    

Galaxy berjalan menyusuri lorong dengan tangan mengepal,clara dan angel menatap cemas gerombolan bastian.

"Yg liat sella dan sea" teriak galaxy salah satu siswi menunjuk ke arah taman belakang.

Di taman belakang sella tengah menenangkan sea yg menatap cemas dirinya.

Plak

Plak

Tamparan mendarat tepat di pipi 2 gadis itu. Pelakunya adalah bastian. Sea menatap tak percaya abangnya itu. Sella tak bergeming, matanya fokus pada sea yg kini sudah bergetar ketakutan.

"Apa yg kalian lakuin ke beby"

Sea menggeleng pelan. Mencoba menahan tangisnya.

"Kita ga lakuin apa apa ke tuan putri kalian" ujar sella datar.

"Kenapa beby bisa ke kunci di gudang ha" geram galaxy.

"Kita ga tau" bentak sella.

Tangan galaxy hendak menampar 2 gadis itu terhenti di udara karna seseorang menahan tangan nya.

Vania, gadis itu menatap sinis gerombolan galaxy. Setelah menghampaskan tangan galaxy dia berbalik meneliti luka di pipi 2 gadis itu.

"Kalian yg mulai dulu, see?" Ujar vania dengan senyum miring tercetak di bibirnya.

"Alex bawa mereka berdua ke uks. Gue mau musnahin hama dulu" alex menuntun sella dan sea yg bergetar ketakukan. Arsen melihat dari jauh tanpa bisa menolong gadisnya, sebab sesuatu melarangnya.

Plak

"Lo tampar mereka kaya gini kan?" Vania menampar pipi beby yg baru saja datang bersama letta.

Letta terkesima lalu memundurkan langkahnya takut.

"Vania" teriak bastian dan galaxy bersamaan.

"Apa sih. Gue cuma mau kalian tau gimana rasanya orang yg kalian sayang, di tampar di deoan mata" vania mengeluarkan belatinya lalu melempar asal membuatnya menggores sedikit pipi beby dan kaki letta yg ada di belakang beby.

"Awwsshh"

"Lo gila ya"sentak kedua pria yg ada di belakangnya.

"Letta pergi" suruh alex yg kembali datang.

"Dalam waktu 3 hari kalian ga liat sea dan sella, gue pastiin hari ke 4 kalian bakal ngerasa penyesalan yg amat dalam" ujar vania menarik letta yg masih terbengok menghiraukan sakit di kakinya.

Vania berjalan dengan letta di sampingnya, keduanya menuju uks, di ikuti arsen dan alex di belakangnya.

Ceklek

Pintu UKS terbuka menampakan 2 gadis yg masih terbengong di ranjang.

"Kalian ga papa?" Keduanya menggeleng.

"Makasih ka vania udah bantu aku sama ka sella" ujar sea tersenyum manis. Lalu matanya menatap letta dan darah yg ada di kaki letta.

Bruk

Sea dengan badan bergetar memeluk sella erat menyembunyikan wajahnya di ceruk leher sea.

"Sea kenapa?" Tanya sella lembut.

"Da-darah" sella mengabzen tubuh 4 orang itu dan menemukan letta dengan kaki nya yg berdarah.

"Vania obatin kaki letta, sea takut darah" vania menepuk jidat nya lalu tersenyum canggung.

"Ayoo vio gue obatin" letta diam matanya tak lepas dari letta dan sea.

"Ka-kak sese. Chel" tubuh sea serta sella menegang.

"Ka sella ga mauu... sea takut hikss" teriak sea saat sella mencoba melepas pelukan nya.

"Lepas dulu ih sea. Letta ga makan kamu enggak" sea melirik letta lalu tubuhnya menegang kala gadis itu memeluknya.

Pelukan nya masih sama, masih seperti sebelum nya, hangat dan nyaman. Sea tersenyum melupakan kalau dirinya trauma. Sella terkekeh melihat sea yg tak mau lepas dari pelukan letta. Bahkan kini wajah letta sudah memerah karna pelukan sea terlalu erat.

"Na-fas aku" sea melepas pelukan nya menatap bingung letta yg meraup banyak udara.

"Kamu mau bunuh aku ya chel. Astaga tega banget ya" pekik letta membuat sea melotot tak terima.

"Sea ga mau bunuh vio. Sea cuma kangen sama vio makanya sea peluk vio ihh" ujar sea.

"Tapi kamu peluk terlalu erat see. Aku ga bisa nafas" sea cengengesan sembari menatap sekitar.

"Emm... sea kaya pernah liat ka vania tapi di mana ya?" Vania tersenyum lembut, lalu alga masuk buru buru meneliti kembaran nya dan sea.

"Kalian ga papa kan? Ga ada yg luka kan? Sakit ga? Ini merah sel se? Mau ke rumah sakit ga?" Sella menatap kesal alga yg berlebihan.

"Kita ga papa kok iya kan kak" ujar sea meminta persetujuan sella.

"Arsen kok diem aja aku di tampar, kamu uda ga sayang aku yaa?" Teriak sea saat matanya menatap arsen yg tengah berkutat dengan laptopnya.

"Enggak sini" sea mendekat membuat. Sella dan alga mendatarkan wajahny.

"Kalian mau tau sesuatu ga?" Tanya vania menatap sella dan alga secara bergantian.

"Tau apa?"

"Sea punya 2 raga" ujar vania membuat si kembar terkejut.

"Di raga yg dulu namanya chelsea candra yulisa. Dia hidup di dimensi lain. Di dimensinya, kita itu ada di novel. Arsen yg bawa jiwa sea kembali saat itu lisa bunda sea mengalami kecelakaan dan sea hendak menyebrang menuju rumah sakit namun dia tertabrak. Jiwanya di bawa arsen ke sini atas suruhan seseorang."

"Dan yaa. Sea ada di sini bersama kami. Aku vania, teman semasa kecilnya. Aku sea dan.... clara" satu fakta yg membuat mereka terkejut, begitu juga dengan sea dan 2 gadis yg baru saja masuk.

"Maksut nya apa van?" Tanya clara.

"Gue vania, kau clara dan dia sea." Clara diam dirinya bingung dengan keadaan ini.

"Arr...." mata sea berkaca kaca.

"Perpustakaan adropit. Punya pintu dimensi. Yg waktu lo masuk ke kamar gue, itu gue, di dimensi lain. Tepatnya kehidupan lo see" sella menyirit bingung mendengar itu. Sedangkan sea hanya terbengong.

"Vania aku mau bicara sama kamu" vania menoleh menatap sea bingung. Lalu tak lama vania mengangguk.

Keduanya pergi di ikuti klara, sedangkan angel, sella dan alga masih berusaha mencerna fakta yg tidak bisa di terima oleh akal sehat mereka. Arsen masih sibuk dengan laptop sedangkan alex hanya diam melamunkan seseorang.

"Mau ngomong apa?" Tanya vania kepada sea yg menunduk.

"Bisa aku pulang vania. Sea ga mau di sini... sea kangen bunda" ujar sea. Clara. Terdiam sesaat mendengar permintaan sea.

"Lo mau ninggalin gue lagi see??" Tanya clara.

"Enggak gitu cla. Aku... aku cuma rindu bunda dan keseharianku di rumah" vania mengusap bahu clara menenangkan gadis itu yg tersulut emosi. Lalu mengelus pipi gembul sea.

"Kamu mau pulang hmm?" Sea mengangguk.

"Bisa saja kamu pulang, tapi setelah misimu di sini selesai" sea mengangguk, sedangkan clara menatap tak percaya vania.

"Lo gila. Lo biarin gue sendiri lagi va?" Ujar clara menggelengkan kepalanya lalu pergi dengan airmata yg menggenang.

"Cla...."

"Uda biarin aja dulu see. Besok kamu harus bisa bongkar kedok beby. Setelah itu aku dan arsen akan membawamu kembali."

"Makasih vania aku seneng banget" sea memeluk vania membuat gadis itu meneteskan air matanya.

Kenapa?...||Transmigrasi Chelsea (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang