15. potongan ingatan dan keseruan

74 4 3
                                    

Selamat membaca
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,

Kini sella dan clara, jangan lupakan seorang pria yg berdiri tak jauh dari mereka, yg sudah berada di rumah sakit yg sama di mana sea di rawat, mereka bahkan melupakan mira dan lisa yg masih ada di mall. Sella menangis di pelukan clara dan terus menyalahkan dirinya.

"Udah sel.. jangan gini, angel pasti ga suka" tenang clara walau tidak menghentikan tangis sella namun sedikit menenangkan hati gadis itu.

Tak lama pintu di buka oleh dokter, sella buru buru mendekati sang dokter dan bertanya keadaan angel.

"Dok gimana keadaan angel?" Tanya sella dengan wajah penuh harap ke pada sang dokter.

"Keluarga pasien?"

"Kami saudara perempuan nya dok" lanjut clara.

"Sebelum nya apakah keluarga sudah tau tumor yg bersarang di tubuh pasien," sella mengangguk pelan.

"Itu reaksi pertumbuhan tumor yg ada di otaknya, saya saran kan agar pasien menjalani terapi rutin sebelum tumor itu semakin ganas, waktu itu sudah pernah saya saran kan. Namun pasien menolak mentah saran saya" jelas dokter.

"Akan saya pastikan dia terapi dok" ujar sella dengan wajah sendunya.

"Sekarang pasien sudah sadar, dia bisa di rawat 3 hari di sini agar kami bisa memantau pergerakan tumor pasien" sella hanya mengangguk saja.

"Kalau begitu saya permisi" pamit dokter tak lupa mengangguk sopan pada seorang pria yg berada tak jauh dari mereka

"Loh... kak sella kak cla kok di sini? Mana ka angel, bunda, sama mamah?" Suara susu milik sea menyapa telinganya. Sella berjalan dan berjongkok di depan sea yg ada di kursi roda lalu menangis, clara mendekat ikut berjongkok lalu menenangkan sella.

"Ka-kaka kenapa nangis? A-ada apa kak? Mana kak angel, bunda, sama mamah kak. Kak sella jawab sea" lirih sea menatap sella dengan mata berkaca kaca.

"Mamah sama bunda masih di mall. Dan angel... dia ada di ruangan itu" jawab sella.

"Angel kenapa sell?" Bukan bukan sea yg bertanya melainkan alga yg sendari tadi melihat.

"Dia... dia punya tumor hiks... gue... " belum sempat sella melanjutkan ucapan nya sea berteriak dengan memegang kepalanya.

"Sea jangan gini jangan bikin kita kwatir."

"Aarrgghhh sakit... kak"

"Dokter. Bas panggil dokter sekarang cepatan"

Kenapa?...||Transmigrasi Chelsea (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang