Di sebuah kamar terbaring seorang gadis dengan mata tertutup. Keadaan rumah begitu tampak hening, seseorang masuk ke kamar itu matanya menatap sea lalu matanya memburam beralih pada ingatan ingatan yg sering menghantuinya. Hingga gadis itu mendengar gumaman sea yg tengah terbaring lemah. Sedetik kemudian air matanya meluruh bersamaan dengan datangnya sella.
"Cla kenapa?" Clara menggeleng menghapus airmatanya lalu mendekat ke ranjang sea. Tak lama sea terbangun menatap sekeliling sendu. Ia masih merasakan pipi yg perih akibat tamparan dari galaxy.
"Udah bangun hmm?" Pertanyaan lembut dari clara membuat sea mengangguk. Wajahnya menunduk tak berani menatap sella.
"Sini kaka kompres pipi kamu" sella duduk di samping sea mengobati pipi gadis itu.
"Kak" panggilam sea membuat sella berhenti dengan aktifitas nya.
"Aku inget semuanya" ujar sea dengan cepat membuat sella melototkan matanya. Alga yg baru masuk mematung.
"Bener kamu inget semuanya?" Sea mengangguk ia ingat semuanya masa kecilnya perpindahan jiwanya bahkan arsen si sistem tampan sea mengingatnya.
"Alga" pekik clara membuat alga terkejut dan tak sengaja terpeleset bungkus jajan yg memang berserakan. Sea meringis akan itu.
"Cla tutup pintunya kita mau ngobrol penting ungret banget deh" clara menutup pintu kamar sea sembari membantu alga yg meringis memegang pinggang nya yg linu.
"Sea ingat semua kan?" Sea mengangguk.
"Kita bikin rencana. Kayaknya gue tau siapa medusa itu." Ujar sella dengan senyum smriknya.
"Kayanya tanpa kaka kasih tau sea kak alga ka cla juga udah tau kok. Awalnya yg mau jadi medusa kan ka cla tapi karna ka cla udah baik jadi ada penggantinya" clara melotot reflek menggeplak lengan sea.
"Kaka sakiittt" pekik sea.
"Makanya ngomong lo jangan sembarangan ogeb" sea mencurutkan bibirnya kesal.
"Sea belum maafin kaka yg dorong sea di tangga yaa" tuding sea membuat sella dan alga terkekeh sedangkan wajah clara pias.
"Seaa ihh" kini rengekan clara membuat mereka ber tiga tertawa. Bahkan alga tertawa melihat wajah lucu clara, namun sedetik kemudian dia menggeleng kan kepalanya.
"Oke serius" sahut alga.
"Ya udah apa rencana nya ka sel?" Tanya sea menatap sea serius.
"Lo pikir gue deruji besi kah?" Sea terkekeh.
"Jadi ga si berranda mulu keburu gue pulang nih"
"Bercanda bego, ga ada yg waras cuma gue kayanya" larat alga. Sembari menyibir.
"Oke gini, rencana kita..........."
"Gimana?" Sea menatap sella sembari memiringkan kepalanya.
"Gue setuju, kalo kalian?"
"Gue ga bisa drama" ujar alga memprotes.
"Aelah tugas lo cuma diem kek tembok aja sok protes ubin" alga mendengus sebal namun tak urung dia mengangguk mengiyakan rencana sea.
"Tapi setelahnya sea mau buat pertunjukan yg mewah" ujar sea dengan senyum cerianya, namun terbesit seringai tajam di senyum itu.
"Itu urusan belakangan yg penting lo... sama lo harus bisa suksesin rencana ini" sea dan clara. Mengangguk lalu saling melempar senyum.
"Oke"
Setelah itu mereka saling pandang lalu tertawa dengan gajenya, alga mendengus sebal lalu memilih keluar.
Brak.
Buggh.
Brukk
Suara benda jatuh itu membuat ketiga gadis itu menghentikan tawanya dan berjalan santai ke depan. Hingga saat di tangga mereka melihat alga berdiri mematung, sedangkan di bawah tangga terlihat beby yg tak sadarkan diri dengan darah di kepalanya.
"Astagfirullah gimana bisa dia jatuh?" Teriak lisa.
"Beby.. gue tau lo ga suka sama beby ga, tapi ga gini cara lo" teriak bastian membuat aron dan juna ikut mendekat.
"Ada apa?"
"Bukan gue" singkat alga dengan nada malas. Clara dan sea menatap alga tak percaya sedangkan sella menatap dingin alga. Namun jika di teliti lagi wajah ketiga gadis itu lebih ke terlihat senang.
"Alga, papa tak pernah mengajarimu kasar seperti ini" teriak juna, membuat aron menepuk pundak juna sekilas.
"Alga mulai sekarang pergi dan tinggal di apartemen. Sella beresin baju alga" sella berlalu ke kamar alga mengambil koper berisi baju. Yg sudah sengaja di pak lebih awal seolah sella tau ini akan terjadi.
"Ga sia sia gua punya kuping gini" gumam sella lalu terkekeh. Setelahnya berjalannkeluar dan melempar koper itu ke depan alga, pandangan nya masih dingin.
Alga berjalan keluar menyeret kopernya.
"Ayo bawa beby ke rumah sakit nanti mati anak orang" pekikan lisa membuat mereka tersadar. Lalu bastian buru buru pergi ke rumah sakit untuk membawa beby.
"Aish... terlalu drama" gumam salah satu di antara mereka.
"Bunda ayah, papa mau ikut kak bas?" Tanya sea membuat mereka mengalihkan pandangan ke arah sea.
"Biar bunda aja yg kesana. Ayah sama papa mu ada perjalanan bisnis sore ini" ujar lisa lalu berlalu dengan santai ke kamarnya.
"Ka sella ka cla ke apart abang yuk. Sea mau ngomong sesuatu sama dia" ujar sea dengan sedikit berbisik. Keduanya mengangguk mengiyakan kemauan sea.
"Yah, pa. Sella, clara, sama sea pergi dulu nanti bilangin sama bunda ya" kedua pria parau baya itu mengangguk tersenyum membiarkan mereka pergi.
Di perjalanan sea tak berhenti menggerutu, bahkan clara dan sella sudah jengah dengan kata kata yg sea ucapkan berulang kali. Hingga kini mereka sampai di apart alga.
Sea menatap sekeliling apart itu, lalu ia ingat salah satu apart itu miliknya hadiah dari arsen dulu.
"Ayo sea bengong mulu padahal tadi ga berenti ngeromet" sea tersentak kala clara menegurnya.
"Hehe udah cape kak jadi diem deh" sahut sea berjalan menggandeng tangan clara. Gadis itu menggeleng melihat tingkah sea yg absurd..
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenapa?...||Transmigrasi Chelsea (End)
Teen FictionJudul awal: kenapa?.... Chelsea chandra seorang gadis yg jarang sekali keluar, jangan kan keluar melangkah menuju teras rumahnya saja ia tak berani, namun entah kesialan apa hari itu ia pergi menyusul bundanya setelah di kabarkan sang bunda kecelak...