Bel pulang berbunyi sea dan sella berjalan beriringan menuju parkiran. Clara pergi menemui seseorang membuatnya tak bisa ikut pulang bersama. Alga setia menunggu di mobil yg tadi pagi sella bawa. Karna motornya di bawa galaxy untuk mengantar beby.
"Loh lo kok di sini?"
"Motor abang mana?" Tanya sella dan sea yg sama sama kaget.
"Galaxy" singkat alga membuat sella mengerutkan kening.
"Maksut lo?"
"Ih ka sella, maksut abang motornya di bawa sama ka gala" jelas sea lalu masuk mobil di kuris kemudi.
"Weh bocil jangan duduk situ"
"Sea pengen bawa, ka sella sama abang duduk aja" ujar sea sembari cengengesan.
"Gue merinding denger lo yg bawa sea" ujar sella begidig ngeri. Sedangkan alga sudah duduk di samping sea.
"Masuk" mau tak mau sella masuk dari pintu belakang mendudukan diri di kursi penumpang.
Sea mulai mengekuarkan mobil dari parkiran lalu mulai menginjak rem melewati gerbang CHS. Sella menahan nafas kala sea melajukan mobilnya. Sedangkan alga sedikit was was takut adik nya tak bisa mengendarainya.
Beruntung sepanjang jalan sejauh ini mereka tidak apa apa, sea pun berkemudi dengan tenang sembari memakan cemilan dan sesekali melepas stir. Awalnya sella terpekik namun saat alga hendak menyambar setir tidak jari karna di taham sea. Gadis itu dengan tenang mengendarai mobil di tengah jalan raya yg padat.
Tak berselang lama mobil yg sea kendarai masuk ke gerbang rumah adropith setelah gerbang terbuka dengan lincah. Mobil berhenti dan terparkir rapi di garasi di samping jejeran mobil lainya, bertepatan dengan snak sea yg habis. Lalu gadis itu turun menarik sella menuju kamarnya meninggalkan alga yg menormalkan detak jantungnya karna aksi sea seoanjang jalan dan hal tadi yg menurutnya bahaya.
"Kayak ya gue harus pergi ke spesialis dokter setelah ini siapa tai jantung gue rontok" gumam alga yg di dengar pak jono, si supir yg tengah berjalan.
"Den kenapa?" Tanya pak jon melihat tuan mudanya itu diam sembari memegang dada.
"Abis jatuh cinta ya den?" Lanjut pal jon membuat alga tersadar.
"Ga ada pak. Cuma efek karna sea yg nyetir. Kalo gitu alga ke dalem ya pak" pak jon mengangguk menatap alga yg berjalan menjauh sembari memukul kepalanya.
"Aden alga kayak nya lagi galau" gumam pak jon lalu pergi menuju tujuan nya.
Di dalam kamar sea kini merebahkan badan nya Setelah berganti baju dan menunggu sella yg masih di kamar. Mata sea menelisik penjuru kamar hingga menemukan sebuah kunci di atas nakas di bawah dyarinya.
Sea mengamati kunci itu, seperti kunci gembok, pikir sea. Lalu sea bergegas mencari sesuatu yg pas dengan kunci itu. Namun tidak ada di sekitar ruangan. Sea mengamati kembali kunci itu, sangat unik, pikir sea lalu matanya tak sengaja melihat sesuatu di bawah kasur.
Saat ingin mengambilnya suara ketukan menghentikan nya dan membuatnya berdecak kesal. Sea menaruh kunci itu di dalam laci nakas lalu buru buru menuju pintu.
"Lama banget sih see bukanya. Cape nih kaka nunggu seeaaa" berang sella membuat sea nyengir.
"Ya udah ayok kak" sella dan sea berjalan beriringan menuju perpustakaan yg ada di dalam rumahnya.
"Kaka mau cari apa disini?" Tanya sea sedangkan sella hanya mengangkat bahu nya tanda tak tau.
"Udah cari apa gitu yg menarik gitu see buat di baca"ujar sella membuat sea mengangguk.
Sea dan sella berpisah. Saat tengah berjalan sea merasa kepo dengan 1 buku bersampul hitam yg menarik perhatian nya. Buku itu di letaknya secara terbalik sendiri. Saat sea menariknya buku itu seperti terhenti lalu menoleh memdapati pintu dengan cahaya terang di dalam nya. Sea menoleh mencari keberadaan sella namun tak ada.
Rasa keponya yg tinggi membuat sea membuka pintu itu dan masuk, setelah masuk sea di kagetkan dengan pintu yg tiba tuba tertutup lalu berbalik menjadi tembok. Hal itu membuatnya panik.
"Ka sella.... kaka sea di dalam.. ka sellaa buka in tolong" teriak sea namun yg sea dapat hanya gemaan suaranya.
Lelah berteriak sea berbalik mendapati kamar indah bak tuan putri.
"Ngapain ada kamar mewah gini kalo ga ada penjaganya gimana cara sea makan coba" lalu tak lama sebuah pintu terbuka menampakan gadis cantik seusianya. Mereka beradu tatap sebentar lalu sama sama berteriak.
"Sebentar.... kamu dari mana" tanya gadis itu sea menunjuk tembok sampingnya membuat gadis itu terkejut.
"Calmeria" kepala sea berdenyut sakit kala gadis itu meneriaki kata calmeria. Bayangan yg tidak sea ketahui tiba tiba muncul di ingatan nya.
Bayangan menampakan dirinya di rumah kumuh bersama seorang pria yg tidak terlalu jelas wajahnya. Lalu kesadaran nya kembali mendapati gadis itu panik akan dirinya, namun bayangan seorang gadis menangis di depan makan sembari menggumamkan namanya, kesadaram sea kembali lalu hilang bersamaan dengan dengung di telinga bersamaan dengan pria itu mengucapkan kata calmeria dan gadis di depan makam itu berteriak calmeria. Setelahnya. Sea tak ingat apa apa.
"Gimama dok keadaan sea" tanya gadis yg belum kita ketahui. Dokter itu tersenyum pada gadis itu.
"Dia tidak apa apa tapi sebaiknya kamu segera mengembalikan dia. Kamu tak ingat bukan 1 jam di sini akan menjadi 1 hari di sana. Dan ini sudah melebihi 1 jam." Ujar dokter itu membuat gadis itu mengangguk. Lalu saat dokter keluar gadis itu menarik salah satu figura foto yg terdapat 3 gadis tengah tertawa ceria. Lalu tembok tadi berubah menjadi pintu. Gadis itu memapah sea hingga membuka pintu dan menaruhnya di sisi tembok. Gadis itu menekan buku hitam yg masih tercuat lalu mengelus sea dan mengecup pipi sarta dahi sea, setelahnya dia buru buru masuk dan mendorong figura foto itu, hingga pintu berbalik menjadi tembok
Gadis itu menatap nanar tembok itu lalu duduk di sisi ranjang sembari melamun, tak lama seorang pria datang dengan menundukan kepalanya.
"Permisi nona" ujar pria itu, membuat gadis itu menoleh.
"Nona memanggil saya?" Gadis itu mengangguk.
"Pergi dia milikmu" pria itu spontan mendongak lalu tak lama cahaya mengelilingi pria itu hingga menghilang.
"Aku akan menjamin kehidupan mu di sini che, ra" setelah mengucapkan itu di depan figura foto 3 gadis tertawa bahagia itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenapa?...||Transmigrasi Chelsea (End)
Ficção AdolescenteJudul awal: kenapa?.... Chelsea chandra seorang gadis yg jarang sekali keluar, jangan kan keluar melangkah menuju teras rumahnya saja ia tak berani, namun entah kesialan apa hari itu ia pergi menyusul bundanya setelah di kabarkan sang bunda kecelak...