pergi

40 4 4
                                    

Kini sea tengah mengurung diri di kamar, setelah dari mall arsen pergi begitu saja mengambil ponsel nya di tas sea saat gadis itu tertidur. Sea bahkan menahan lapar karna marah pada arsen yg kini entah kemana.

Hari pun mulai gelap, sea berjalan membuka balkon dan menatap langit dengan taburan bintang dan bulan purnama di sana. Seakan mengingat sesuatu, gadis itu memundurkan langkahnya lalu menghembuskan nafasnya pelan.

Sea menutup pintu balkon dan gorden nya. Setelah itu sea berbalik menatap kamar yg benar benar berantakan. Tanpa mau perduli sea melangkah mendudukam diri di atas ranjang. Dengan mata menatap balkon kamarnya kosong, lampu kamar yg di matikan membuat penerangan redup.

"Bunda sea mau pulang" gumam gadis itu, bersamaan dengan. Sebuah kilat yg menyambar dan hujan deras pun tiba. Namun tak membuat sea berjengit ketakutan, karna gadis itu tetap menatap kosong pintu balkon yg terdapat cahaya kilat yg menyambar.

Tiba tiba pintu di buka oleh seorang pria, sea tak perduli matanya tetap menatap balkon kosong. Pria itu menatap kamar yg berantakan lalu mendapati gadis yg dengan keadaan yg tak bisa di bilang baik.

Rambut berantakan, baju lusuh, wajah pucat pasi, dengan jejak air mata serta mata yg sembab.

"Seaa" panggil pria itu lembut. Sea hanya tersenyum dengan mata masih fokus satu titik.

"Kenapa pulang" ujar sea menatap sendu pria itu, walau ada senyum manis di wajahnya.

"Maaf... ini benar benar penting sea, saya tak bisa meninggalkan nya" ujar pria itu yg tak lain tak bukan arsen.

"Ada apa?" Tanya sea kala melihat gelagat arsen yg aneh.

"Kita hanya bisa bertemu sampai di sini. Saya janji akan menjagamu dari jauh, untuk saat ini terlalu bahaya jika kita terus berdekatan" sea tersenyum, tanpa di kasih tau sea tau maksut ucapan arsen.

"Pergilah, asal kamu tak pergi dari hidupku saja aku tak apa" ujar sea menggenggam tangan arsen.

"Benarkah?" Sea mengangguk saja, tooh apa yg perlu di khawatir kan jika arsen jauh dengan nya.

"Temani aku makan setelah itu lanjutkan tugasmu" arsen mengecup pipi sea lembut, lalu menggendongnya menuju meja makan.

"Bi nanti beresin kamar sea ya." Ujar sea di angguki salah satu maid itu. Dan bergegas membereskan kamar sang majikan.

"Saya mau memberi taumu, kalau kutukan itu sudah terlepas dari ku. Kamu bisa keluar kapan saja, asal bisa jaga diri" sea menghentikan aktifitas mengunyahnya.

"Gimana bisa perasaan nih kan harus nikah ar" arsen mengendikan bahu tanda tak tau. Namun tanpa di sadari sebuah senyum tipis terbit di bibir arsen.

'Mendapat kan cintamu juga dapat melepas kutukan itu sea' batin arsen.

Setelah selesai makan arsen benar benar pergi, sea mengantarkan nya sampai depan dengan beberapa wejangan untuk arsen. Saat mobil arsen sudah menjauhi masion handpone nya berdering, menampilkan nama clara.

"Halo kak"

"See gue takut"

"Ka cla dimana?"

"Klub sakit hati"

"Hah? Ngapain di sana kak"

"Itu sella... sella di jebak... bastian..."

Tut....

Tanpa menunggu penjelasan clara kini sea melajukan mobil dengan bruntal menuju masion adropit. Dengan tergesa sea turun dan masuk rumah bertepatan dengan suara tamparan.

Plak

Brak

Sea menatap nyalang bastian. Tidak ada lisa ataupun aron dan juna, mereka bertiga tengah menjemput angel di bandara malam ini. Pandangan sea tertuju pada sella yg berada di lantai dres putihnya terdapat beberapa bercak darah.

"Cowo banci itu yg sukanya main fisik sama cewe." Ujar sea menyamakan tingginya dengan sella.

"Ada apa kak?"  Bukan nya menjawab sella malah menangis dengan memegang pipinya.

"Ga usah ikut campur sea, jalang kaya dia pantes mendapatkan ini" teriak bastian marah.

"Siapa yg abang bilang jalang. Dia?" Tanya sea menunjuk gadis yg berada di belakang bastian.

"Kalian ga ada manusiawi banget ya" tutur alga yg baru saja datang bersama dengan clara.

"Gimana bisa?" Tanya sea menatap clara yg tengah membantu sella.

"Berawal dari sella dapet pesan kalo gue mabok di club padahal gue lagi rebahan santuy di kamar. Terus sella datengin club itu tapi dia di jebak 1 kamar sama cowo yg mabok berat, lo liat ini. Itu ulah cowo itu," ujar clara menunjuk leher jenjang sella.

"Pergi lo jalang" usir bastian tanpa perduli cerita fakta clara.

"Lo ngusir gue bang?" Tanya sella dengan wajah tak percaya.

"Ck, lo... gue pastiin lo kalian yg percaya sama ini nyesel. Dan buat lo bang. Jangan harap lo nemuin gue atau pun ka sella, ayo kak" ujar sea untuk pertama kalinya berbicara dengan 'lo-gue' sea berlari ke kamar sella mengambil barang sella yg menurutnya penting. Setelah nya sea keluar dengan 2 koper besar nya.

"Bi imah. Beresin barang lebihan di kamar ka sella nanti orang suruhan sea bakal ambil. Kosongin kamar ka sella, mungkin mau di pake sama medusa" bi imah hanya mengangguk mengiyakan perintah sea.

"Abang masukin ke bagasi sea. Ayo kak" alga dengan tegap memasukan 2 koper sella, lalu sea menggiring sella keluar masion.

"Saya ingatkan padamu, ah larat. Kalian termasuk anda nona beby lolyta. Dendam tetap lah ada kata maaf ga akan berarti jika seseorang menaruh dendam. Tenang aja saya akan bermain lembut kok sampai kalian tak akan merasakan kehancuran nya" ujar sea lalu pergi dengan melambaikan tangan nya mengejek bastian.

Tepat saat sella masuk ke mobil, mobil milik aron pun datang, tanpa perduli hal lain sea menyuruh sella cepat cepat masuk.

"Loh kalian mau kemana? Kok bawa bawa koper?" Ujar mira yg keluar bersama dengan angel.

"Ka angel udah sehat?" Pekik sea memeluk angel di sahuti gadis itu.

"Iya berkat kalian gue sembuh, sella mana kok ga nyamperin gue" sea hanya tersenyum manis.

"Ka angel mau pulang atau di sini sama medusa?" Tanya sea membuat angel menyirit.

"Medusa?"

"Sea ga boleh gitu sama beby" ujar lisa yg sudah merangkul beby.

"Cih. Sea pergi. Oya abang nanti kalo papa, mama bunda sama ayah nanya ada apa jawab yg jujur ya, kaya yg tadi abang bilang ke sea kalo ka sella itu jalang murahan" ujar sea masuk ke mobil lalu melesat pergi tanpa menghiraukan teriakan angel, aron, lisa, serta mira.

Alga pun pergi menyusul sea dengan clara di boncengan nya. Angel menatap sendu alga yg pergi tanpa meliriknya. Lalu matanya tertuju pada beby. Tangan nya mengepal lalu menatap mira.

"Mah angel balik dulu ya, makasih udah jagain angel. Pah, yah, bun makasih ya udah mau jemput angel. Angel pulang dulu. Yok pi" angel dan wijaya pun pergi kembali ke rumahnya.

Kenapa?...||Transmigrasi Chelsea (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang