Part 9

12.4K 619 1
                                    

Hari yang indah. Terlihat dua insan tengah duduk di tepi danau kesukaan Ali. Menatap jernihnya air dan daun-daun yang berguguran jatuh ke dasar air.

"Cieee.... yang follow gue di instagram," goda Prilly memencet-mencet pipi Ali yang sedang diam tak banyak bicara di tepi danau tersebut.

"Haha, tapi berkat gue juga kan followers lo naik," ucap Ali diselingi tawanya.

"Sialan lo, ngil!! Oh ya, satu lagi! Jangan manggil gue dengan sebutan jutek, karena gue ga sejutek yang lo pikirin!" ucap Prilly dengan nada ketusnya.

"Iya deh bawel,"

"Au ah."

"Prill," panggil Ali yg tiba tiba memasang wajah serius, ia menghadap Prilly, namun gadis itu tak menghadapnya, masih sibuk melihat hamparan danau luas itu.

"Apa?" jawab Prilly yang akhirnya menoleh pada Ali hingga jarak mereka hanya beberapa kilometer, eh sentimeter saja.

"Okay. Focus Aliii." batinnya menyemangati diri sendiri.

"Apa, Ali?" ulang Prilly. Refleks dirinya kaget dengan Ali yang tiba-tiba memegang kedua pundaknya.

"Asal lo tau, gue nyaman ketika deket sama lo," ucap Ali serius dan menatap lekat mata coklat Prilly. Sedangkan Prilly? Gadis itu mencoba mencari kebohongan disana, tapi apa? Hasilnya nihil. Ali mengatakannya dengan tulus dan jujur. Hingga Prilly sendiri tak bisa mengatakan apapun lagi dan mencerna semua kata demi kata yang diucapkan Ali barusan. Baginya, apakah ini tidak terlalu cepat untuk mengatakan itu? Kenal saja belum 1 bulan.

"Apa lo gak percaya?" ucap Ali perlahan melepaskan tangannya dari pundak Prilly.

"Gue gak tau. Yang jelas gue nyaman kalo sama lo. Nyaman. Gatau lagi apa yang ada di hati gue ketika sama lo. Cuma nyaman yang gue rasain," lanjut Ali mengungkapkan perasaannya. Jantungnya berdegup sedari tadi, antara malu dan ragu.

Prilly yang mendengarkannya hanya bisa diam, ia tak bisa berkata lagi. Hatinya mengatakan hal yang sama.

"Apa lo juga sama?" tanya Ali yang kini memandangi Prilly yang sedang menunduk.

"Gu-gue juga ngerasain hal yang sama," jawab Prilly yang juga memandangi mata Ali yang sangat disukainya.

"Dan ... gue harap lo bisa ngasih gue kenyamanan itu setiap hari," ucap Ali penuh kasih sayang.

"Semoga."

"Ayii udah ngerjain tugas belom yang dikasih Bu Sarah kemarin?" tanya Prilly mencairkan suasana.

"Udah kemarin malem," jawab Ali singkat.

"Yaudah, apa aja yang lo gak bisa? Biar gue ajarin."

"Ajarin dong,"

"Ajarin apa?"

"Ajarin untuk mencintaimuuuu hahahaha!" gelak Ali disambut dengan senyuman manis Prilly.

"Pertahankan senyuman itu untukku. Bukan untuk orang lain." batin Ali berbicara.

"Gue ngambil tas dulu, ya," ucap Prilly berdiri.

"Gue juga." sahut Ali yang juga berdiri.

Dan saat hendak berjalan, kaki Prilly terkilir akibat sebuah batu di depannya. Tapi untung saja ada Ali yang sigap menangkap Prilly sebelum terjatuh.

Cukup lama mereka dalam posisi itu. Ali mendekatkan wajahnya ke wajah Prilly. Hembusan napas Ali bahkan sudah menerpa seluruh wajah Prilly yang cantik itu.

"Alii...," pangill Prilly lirih.

Namun Ali terus mendekatkan wajahnya sehingga ...

BRAK!

Secara refleks Ali menjatuhkan tubuh Prilly di rerumputan tepi danau.

"Aaaww!" pekik Prilly memegangi pantatnya yang sakit akibat Ali menjatuhkannya.

"Prill, maaf ya. Maaf, lo gapapa kan? Maaf ya, gue gak se-" Belum habis Ali berbicara, Prilly memotongnya dengan menempelkan jari telunjuknya ke bibir merah Ali. Ini pertama kali Prilly menyentuh bibir laki-laki selain miliknya sendiri.

"Ga perlu minta maaf," ucap Prilly. Sedangkan Ali masih terdiam dengan sikap Prilly padanya. Ia merasa bersalah karena sudah membuat Prilly kesakitan.

"Tapi kan lo kesakitan gara-gara gue, Prill. Sumpah gue gak sengaja, gue refleks tadi, gue nyesel, maaf-maaaafff banget yaaa," ucap Ali lembut dan penuh penyesalan.  Prilly hanya tersenyum melihat Ali yang begitu khawatir pada dirinya.

"Li ... boleh minta tolong, gak?"

"Apa? Apapun itu,"

"Berhenti minta maaf."

"Okay. Gue turutin. Asal lo udah maafin gue,"

"Lo gak salah. Gak ada yang salah dan sekarang kaki gue sakit, jadi tolong bantuin gue yaaaa," ucap Prilly dengan wajah puppy eyesnya yang membuat Ali mencubit pipi chubby milik Prilly.

"Aww sakit tauu!! Ayo bantuin gue!!"

"Ayoo gue gendong atau apa nih?" goda ali sembari mengerlingkan matanya.

"Dasar genit!! Buruan deh bantuin gue!!" Seketika sifat jutek Prilly kembali lagi.

"Okay okay. Sini." ucap Ali membantu Prilly berdiri dan menuntunnya sampai ke atas (rumah pohon).

Thank u for reading, guys!🖤
Jangan lupa vote and commentnya!

Revisi I :
03 November 2020.
Revisi II :
17 Desember 2020.

-NabiilaZ

Hurt of Love [ PINDAH KE HINOVEL ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang