Part 15

11.7K 549 1
                                    

"Prill ...." panggil Ali.

"Apa?" ucap Prilly namun masih menatap layar handphonenya.

"Lo kenapa sih? Kenapa lo jadi diem akhir-akhir ini?"

Mendengar pertanyaan Ali, Prilly memutar kepalanya menghadap Ali. Mata mereka bertemu, seakan saling menyampaikan perasaannya satu sama lain. Namun hanya mata, bukan bibir yg mengatakannya. Prilly mengalihkan pandangan.

"Gue takut pacar lo marah kalo gue deket-deket sama lo," jawab Prilly gugup. Namun kegugupan itu berubah menjadi kekesalan. Apa sebabnya Ali tertawa? Padahal tidak ada yang lucu.

"Kok ketawa, sih?" kesal Prilly mengerucutkan bibirnya.

"Asal lo tau ya ... gue ga punya pacar dan ga akan mau pacaran selain sama lo," ucap Ali tersenyum. Prilly malah mengerutkan dahinya.

"Selain gue?"

"Emh ... Li, ke kelas yuk." ajak Prilly yang berusaha mengalihkan pembicaraan. Sebenarnya Ali sudah tau kalau Prilly mencoba mengalihkan pembicaraan. Setiap kali membahas hal ini, Prilly selalu mengalihkan pembicaraan, karena Prilly juga bingung akan mengatakan apa kepada Ali.

"Okey." jawab Ali menggenggam erat tangan Prilly. Menautkan jari-jemari mereka, seakan takut kehilangan satu sama lain. Sejenak mereka berpandangan dan pergi ke kelas.

"Uhuk uhukkk!" Fira berpura-pura batuk dan melirik ke kedua tangan Ali Prilly. Karena mereka bingung, Prilly melepaskan kedua genggaman mereka yang semakin lama semakin mengerat. Keduanya pun semakin salah tingkah karna ulah mereka sendiri.

"Ciee ... yang lagi PDKT," goda Firamembuat Prilly berpikir.

"PDKT?" gumam Prilly. Ah, benarkah ia PDKT bersama Ali? Prilly sangat senang mendengar hal itu.

"Iya, PDKT. Lo tau gak sih, kalo Ali udh nge-post foto cewek itu berarti dia suka sama lo. Secara, dia kan artis." ucap Fira menjelaskan.

Seketika itu juga Prilly mengingat perempuan yang pernah dipost di instagram oleh Ali. Prilly ingat ... caption itu bertuliskan;

"Happy Besday. Love You❤"

Kira-kira seperti itulah isi captionnya. Senyum yang dari tadi mengembang sekarang lenyap begitu saja. Prilly tak ingin membahas itu lagi, toh itu sudah masa lalu Ali. Namun, bisa saja, kan, mereka kembali lagi?

"Bengong aja teroosss!" ucap Fira mengagetkan Prilly.

"Emh-eh iya apa?" jawab Prilly gelagapan.

"Hn." jawab Fira datar, singkat dan cuek. Prilly mendengus kesal dengan tanggapan Fira padanya.

°°°

"Prill!" panggil Ali sedikit berteriak dan mensejajarkan langkahnya dengan Prilly yang hendak pulang tersebut.

"Apa?" balas Prilly.

"Pulang bareng," ajak Ali, namun dilihat dari nada bicaranya seperti memerintah.

"Gue bi--"

"Bareng." ulang Ali menegaskan.

Prilly hanya pasrah dengan sikap Ali yang akhir-akhir ini selalu ada bersamanya. Bahkan Ali bisa saja sikapnya berubah 180° hanya karena ia chatting bersama lelaki lain. Prilly juga bingung dengan sikap 'posesif' Ali pada dirinya.

"Aliii!" teriak seorang perempuan menghampiri Ali ketika akan mengambil motornya di parkiran. Ali memang sering gonta ganti kendaraan. Kadang motor, mobil, bahkan jalan kaki.

"Clara, ada apa?" jawab Ali melirik Prilly dengan sudut matanya.

"Pulang bareng yuk!" ajak Clara menarik lengan Ali. Sekarang, Clara bersekolah di sekolah yang sama. Hanya berbeda kelas saja.

"Gue gak bi--"

"Ayolah, Liiii. Aku gamau naik taksi. Pleaseee," pinta Clara menggelayuti lengan ali.

Ali melihat Prilly, gadis itu menganggukkan kepalanya. Sebenarnya Ali tak tega membiarkan Prilly pulang sendirian. Andai ia membawa mobil, pasti ikut pulang dengannya. Tidak dengan jalan kaki atau lelaki lain. Tunggu, lelaki lain? Berpikir seperti itu saja membuat darah Ali mendidih. Ali takut Prilly pulang bersama Dion dan ... akh! Ali semakin geram saja memikirkannya apalagi melihat langsung.

Tin! Tin! Tin!

Suara klakson mobil seserang berada tepat di belakang mereka bertiga. Semuanya membalikkan badan.

"Dion," ucap Prilly tersenyum.

"Iya, mau gue anterin?" ajak Dion tersenyum balik.

"Bol--"

"Prilly pulang bareng gue." potong Ali dingin menarik tangan Prilly.

"Sorry, Ra, gue ga bisa anterin lo pulang." ucap Ali lalu berlalu meninggalkan Dion dan Clara disana.

"Okey." Dion berlalu menancap gasnya.

"Terus gue pulang sama siapa dong? Ikh! Dasar cowo tuh yaaa!!!!" kesal Clara menghentak-entakkan kakinya sendiri.

°°°

"Alii sakiitt," rintih Prilly kesakitan karena tangannya dicengkram kuat oleh Ali. Ali tak menghiraukan rintihan-rintihan yang keluar dari mulut Prilly. Hingga akhirnya ia melepaskan ketika sampai di parkiran sekolah. Mereka terdiam sejenak.

"Kenapa lo kaya gitu?" tanya Prilly lirih sambil mengusap pergelangan tangannya yang mulai memerah.

Seketika, emosi Ali pun meredam ketika melihat pergelangan tangan Prilly yang memerah. Itu disebabkan olehnya. Dan Prilly menangis? Bahunya bergetar. Ia tertunduk. Ali mencoba menghampiri Prilly, namun gadis itu terus menjauhinya.

Prilly sangat tak suka jika ia disikapi seperti itu oleh laki-laki. Terkesan kasar.

"Maafin aku, Prill ...." ucap Ali menyesal. Prilly mendongakkan kepalanya.

"Kenapa lo marah?" tanya Prilly ketika tangisannya mulai hilang.

"Gue gak marah," jawab Ali meraih tangan Prilly.

"Kenapa gue gak boleh pulang sama Dion?" tanya Prilly lagi, ia melihat Ali yang sedang mengusap pergelangan tangannya yang memerah.

"Karena ... karena ...." ucap Ali terbata-bata. Ia ingin sekali mengatakan kalau ia tak suka jika Prilly dekat dengan lelaki lain. Jika ditanya, apakah Ali cemburu? Jawabannya adalah ya! Tentu saja Ali cemburu, ia sudah mulai mencintai dan menyayangi Prilly dengan tulus.

"Karena--" ulang Ali.

"Kita pulang." potong Prilly singkat, karena ia bosan menunggu jawaban dari Ali.

"Tapi kan ini masih sakit," ucap Ali masih memegangi tangan Prilly.

"Sakitnya dari tadi," jawab Prilly dingin menepis tangan lelaki itu.

Ali hanya diam. Ego-nya terlalu besar sehingga membuat Prilly sakit. Hanya karena ia cemburu sampai membuat Prilly menangis.

Ali langsung mengantar Prilly pulang, biasanya mereka berdua jalan-jalan terlebih dahulu untuk bersenang-senang dan melepas penat.

"Makasih." ucap Prilly lalu masuk dalam rumahnya. Ali terdiam melihat sikap Prilly yang melengos begitu saja.

"Sama-sama." jawab Ali, kemudian melajukan motornya kembali ke rumah.

Thank u for reading, guys!🖤
Jangan lupa vote and commentnya!

Revisi I :
04 November 2020.
Revisi II :
17 Desember 2020.

-NabiilaZ

Hurt of Love [ PINDAH KE HINOVEL ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang