Part 17

11.6K 569 2
                                    

Prilly mencari handphonenya yang sedari tadi bergetar di dalam tas kecil yang ia bawa sekarang. Ia sedikit kesulitan mencari handphone karena Ali tak melepas pelukannya sedari tadi.

Akhirnya, Prilly berhasil mengambil handphonenya. Prilly melihat 2 missed call. Semua panggilannya berasal dari Dion.

"Siapa?" tanya Ali mulai risih karena handphone Prilly terus-terusan berbunyi dan bergetar.

Prilly diam dan mengangkat telefon dari Dion.

*Call*

"Halo..."

"......."

"Emh. Maaf kak, ga bisa,"

"......."

"Iya, Kak.Sekali lagi maaf ya,"

"......."

"Bye."

*End*

"Kenapa?" tanya Ali masih tak mau melepas pelukan itu.

"Kak Dion tadi ngajakin jalan-jalan, tapi gue bilang ga bisa," jawab Prilly

"Untung gue udah jemput duluan." ucap Ali lirih, namun Prilly masih bisa mendengarnya.

"Maksudnya?" tanya Prilly  mulai bingung.

"Gapapa."

"Lepasin dong li," pinta Prilly. Dengan cepat Ali melepasnya. Ali berpikir Prilly tak suka jika ia peluk.

"Kenapa sih? Meluk gue mulu," ucap Prilly kini menghadap Ali.

Mata mereka bertemu, manik cokelat milik Prilly bertemu dengan mata elang Ali. Hingga siapapun yang melihatnya, pasti akan luluh.

"Nyaman." jawab Ali singkat.

Entah mengapa Prilly sedikit muak dengan jawaban Ali yang itu-itu saja. Setiap kali Ali memeluknya, Ali hanya menjawab 'nyaman'. Prilly berharap ada jawaban lebih dari itu. Prilly diam tak menghiraukan Ali.

"Prill,"

"Hmmm,"

"Lo cantik hari ini," ucap Ali basa-basi membuat pipi Prilly merona kali ini. Namun tak bisa dilihat jelas oleh Ali karena malam semakin larut dan gelap.

"Prill, do you like me?" tanya Ali. Entah mengapa Ali sangat ingin menanyakan hal itu kepada Prilly.

"Hm ...." gumam Prilly. Prilly sedikit terkejut karena Ali yang tiba-tiba menanyakan hal itu.

"Pulang yuk," ajak Prilly ragu-ragu.

"Prill! Udah cukup lo ngalihin pembicaraan ini! Gue suka sama lo! Gue sayang sama lo! Tapi kenapa lo gatau? Kenapa lo ga peka?" ungkap Ali bosan mendengar Prilly yang selalu mengalihkan pembicaraan.

Mata Prilly terbelalak, ia terkejut, amat terkejut! Mendengar penjelasan Ali secara langsung. Ali menyatakan perasaan nya di danau ini. Sejujurnya, Prilly juga sama.

"Alii," ucap Prilly lirih.

"Okey. Gue udah ga tahan liat lo yang selalu deket sama cowok lain. Gue egois? Emang. Tapi itu semua karna gue cinta sama lo, Prilly! Gue cinta sama lo!!" lanjut Ali lalu menarik tubuh mungil Prilly untuk didekapnya.

Dalam dekapan Ali, Prilly menangis. Ia menangis karena bahagia. Orang yang ia sayang akhirnya mengungkapkan perasaan padanya.

"Prilly, would you be mine?"  tanya Ali seraya memegangi kedua tangan Prilly dan mengelus lembut punggung tangannya.

"Yes, i would." jawab Prilly telah berlinang air mata dan dengan cepat air mata itu turun.

"Kenapa nangis?" tanya Ali menyeka air mata Prilly yang tiada hentinya turun.

"Gue terharu, Li," jawab Prilly

"Sht. Aku gamau mendem perasaan ini terus menerus. Aku bosen dengerin kamu yang selalu ngalihin pembicaraan. Aku juga ga mau sakit hati ngeliat kamu sama cowok lain, meskipun itu sepupu aku sendiri." jelas Ali panjang, mengungkapkan seluruh isi hatinya.

"Emang lo doang, gue juga kali," ucap Prilly memanyunkan bibirnya.

'Cup!'

Untuk kedua kalinya kini Prilly mendapatkan kecupan singkat di pipi dari Ali.

"Jangan manggil lo-gue. Aku ga suka," ucap Ali pura-pura ngambek mengalihkan wajahnya.

"Ngambekan, ish! Iya-iya," Prilly mengusap pipi Ali lembut.

Kini Ali tersenyum memegang kedua pipi Prilly juga. Ali semakin mendekatkan wajahnya. Semakin dekat ... hingga napas mereka terasa memburu satu sama lain. Namun Prilly tak ingin itu, ia mendorong pelan dada Ali hingga jaraknya sedikit menjauh.

"Dasar mesum!! Ayo pulang!" ucap Prilly menarik tangan Ali yang masih kesal.

"Kenapa mukanya ditekuk gitu sih?" tanya Prilly di dalam mobil, heran melihat Ali cuek bebek padanya.

"....."

"Ohh aku tauu jangan-jangan gara-gara tadi yaa," goda Prilly mencolek pipi Ali yang kini sudah bersemu merah.

"Tuh kan bener, aku ga siap aja kamu cium,"

"Kenapa?"

"Ga mau sebelum aku nikah. Kan udah sah gitu,"

"Yaudah. Aku nikahin kamu aja,"

"Apaan sih, makin ngaco aja," ucap Prilly memukul pelan lengan Ali. Ali hanya terkekeh melihat Prilly seperti itu.

"Turun gih, bobo yang nyenyak," ucap Ali mengusap rambut prilly

"Gamau mampir dulu, nih?" tawar Prilly

"Besok aja deh, kan udah malem. Ga enak takut ganggu tidur."

"Yaudah deh. Kamu juga! Hati-hati, ya. Good Night."

"Good night too." sahut Ali. Prilly turun dari mobil Ali. Ia melambaikan tangannya setelah mobil Ali melaju pergi.

Thank u for reading, guys!🖤
Jangan lupa vote and commentnya!

Revisi I :
04 November 2020.
Revisi II :
17 Desember 2020.

-NabiilaZ

Hurt of Love [ PINDAH KE HINOVEL ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang