Ali POV
Kata-kata itu selalu saja terngiang di kepalaku. Aku mencintai Prilly, itu memang benar. Aku menyayanginya. Aku tak ingin kehilangan dirinya. Dirinya sangat berarti di dalam hidupku. Cukup satu kali aku kehilangan orang yang kusayangi dalam hidupku. Cukup satu kali.
Berubah. Beberapa kali Prilly mengucapkan kata-kata itu dari mulutnya. Apakah aku berubah? Tidak, aku tak pernah berubah sedikitpun. Rasa sayang, cinta, dan nyamanku padanya juga semakin besar. Tidak ada yang berkurang. Lantas apa yang membuatnya mengatakan itu?
"Wey, Li!! Lo gak syuting hari ini?" tanya Kaia tiba-tiba datang menghampiri adiknya.
"Oiya, ya!" sadarku menepuk kening, "Ali berangkat ya, Kak. Byeee!" pamitku berlari keluar rumah. Sedangkan kakakku, hanya menggeleng di tempat.
°°°
Author POV
"Li, gimana?" tanya Herman tersenyum licik.
Herman, pembuat film Falling in Love. Sekaligus Ayah dari Ghina Salshabilla.
Ali hanya memutar bola matanya malas. Ia langsung pergi melengos tanpa menjawab pertanyaan Herman tadi.
Sesampai di tempat syuting, Ali hanya diam saja. Memikirkan, bagaimana bisa Ghina jatuh hati padanya dan bersekongkol dengan ayahnya sendiri.
"Woy, kenape lu? Prilly mane? Kangen gue sama diaa," ucap Kevin tiba-tiba datang dan mengejutkan Ali.
"Prilly? Prilly dirumah, Kak." jawab Ali lesu.
"Kenape lu? Ada masalah? Cerita sini sama gua,"
Ya, Ali memang sangat dekat dengan kevin. Hanya dengan Kevin-lah ia dapat bercerita semua tentang masalahnya.
"Gak abis pikir gue sama dia," ucap Kevin geram setelah mendengar cerita Ali.
"Udahlah, biarin gue hadapin ini semua sendiri," ucap Ali memegang pundak Kevin. Meredam semua emosinya.
"Tapi, Li--"
"Udahlah, enjoy aja. Tuh sana, Sahila nyariin lo," ucap Ali tersenyum.
"Sabar ya, bro. Semua masalah pasti ada jalan keluarnya." Kevin menepuk pundak Ali dan beranjak pergi.
Syuting telah berjalan seperti hari-hari biasanya. Ali tetap saja melakukan profesinya dengan profesional. Ya, meskipun di dalam hati kecilnya ia sudah tak sudi lagi bermain dengan lawan mainnya ini.
°°°
Setelah pulang syuting, ia langsung menuju ke tempat kekasihnya tinggal, Prilly.
TokTokTok!
"Assalamualaikum," ucap Ali sedikit berteriak.
"Waalaikumsalam, eh ada nak Ali, ayo masuk dulu," Mama Ully mempersilahkan Ali masuk.
"Prillynya mana te?" tanya Ali sopan.
"Prilly? Ada, dia tidur tuh diatas."
"Emh, boleh Ali bangunin gak nih, Te?" tanya Ali hati-hati.
"Oh boleh, boleh banget."
"Ali ke atas ya te, permisi." Setelah mendapat izin, Ali langsung menuju kamar Prilly yang berada di atas sana.
Ali mengetuk pintu Prilly berkali-kali, namun tetap saja, tak ada balasan. Ali membuka pintu kamar Prilly perlahan. Yang benar saja, Prilly masih tidur.
"Sayang, bangun yuk." Ali mengusap pipi Prilly lembut dan mengecup keningnya lama.
"Enghh ...." gumam Prilly bergelut manja di bawah selimut.
"Sayang, bangun yuk."
"Habis ini aja maaaa." rengek Prilly semakin menenggelamkan wajahnya ke dalam selimut.
"Ali udah nungguin tuh, yakin gak mau bangun?" ucap Ali menggoda Prilly dengan suara dibuat-buat.
Prilly langsung terlonjak dari tidurnya setelah mendengar nama kekasihnya.
"Man--" ucapan Prilly terhenti saat dirinya sedang bertatapan dengan Ali saat ini. Jarak yang sangat dekat, hembusan napas Ali menerpa wajah Prilly.
Ali tersenyum jahil dan semakin mendekatkan wajahnya. Beku. Tubuh Prilly saat ini tak bisa apa apa lagi. Terlalu gugup dengan jarak yang sangat dekat sekali.
Cup!
Berhasil, Ali berhasil mengecup singkat hidung Prilly yang mancung itu. Prilly membelalakkan matanya, napasnya berhenti seketika, jantungnya berdegup kencang dua kali lipat dan ia butuh OKSIGEENN!! #authornya alay-_-
Jarak mereka tak berkurang sama sekali. Ali masih saja dengan senyumnya yang errr... membuat setiap gadis yang melihatnya bisa pingsan.
Tak tinggal diam, Ali menangkup pipi Prilly dan mencium kening gadisnya itu lagi.
"Love u," ucap Ali tersenyum manis.
Perilaku yang sangat manis saat bangun tidur. Mimpi apa tadi dirinya bisa mendapatkan kecupan-kecupan hangat dari Ali.
"Diem aja nih, gamau bales?" tanya Ali pura-pura ngambek. Prilly tersenyum. Ia sangat hafal dengan sikap Ali yang jika ia berkata "love you" tak ada jawaban. Pasti ia akan marah atau apalah. Menggemaskan, seperti anak kecil saja.
"I love u too, sayang." jawab Prilly bangun dari tempat tidurnya.
"Kemana aja tadi? Aku telefon gak diangkat, sms gak dibales," ucap Ali manyun.
Jika sebelum-sebelumnya Prilly yang manja dengan Ali, ini tidak, malah sebaliknya Ali bermanja dengan Prilly.
"Aku tadi tidur sayang. Maaf, ya." Prilly mengusap pipi Ali.
"Mumpung masih siang, yuk ikut aku ke danau. Ada yang mau aku omongin sama kamu,"
"Ngomongin apa? Disini aja, Liiii."
"Udah ah, buruan cuci muka. Aku tunggu di bawah." Kemudian Ali meninggalkan Prilly yang masih kesal dengan nya.
Thank u for reading, guys!🖤
Jangan lupa vote and commentnya!Revisi I :
08 November 2020.
Revisi II :
17 Desember 2020.-NabiilaZ
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt of Love [ PINDAH KE HINOVEL ]
RomanceTentang sepasang kekasih yang terus berusaha mempertahankan cinta agar tetap setia dalam rengkuhan. Mereka adalah Aliando Syarief dan Prilly Latuconsina. Akankah cerita mereka berakhir bahagia? Atau sebaliknya? Btw, ini cerita dari 2015 dan tamat di...