Part 49

988 60 7
                                    

Happy Reading🌹

Di dalam hidup, kita harus berani mengambil keputusan yang berbanding terbalik dengan keinginan kita, agar bisa meraih apa yang kita inginkan. Namun, sering kali sebelum memutuskan, takdir sudah lebih dulu berjalan. Entah menuju hidup yang lebih baik ... atau sebaliknya.

Setiap gerak-gerik Spongebob, tingkah konyol Patrick dan ucapan true Squidward sepertinya tidak lagi menarik untuk ditonton lelaki berpenampilan acak-acakan yang saat ini tengah melamun. Matanya terus menatap ke langit-langit kamar sambil sesekali menghela napas panjang dan dihembuskannya perlahan.

Hari Minggu memang hari yang menyenangkan bagi para kaum rebahan untuk hibernasi, tetapi tidak untuk seorang Aliando Syarief. Di kehidupan sebelumnya, tak ada hari libur, setiap hari bekerja. Tetapi untuk sekarang dan esok hari, mungkin akan lebih santai atau juga bisa lebih menantang.

Tangannya meraba kasur, diambilnya handphone ber-wallpaper foto Prilly. Jari-jemarinya bergerak mengusap layar, membuka album foto berjudul 'Candu' di galeri. Jika kau ingin tahu isinya, adalah; foto-foto candid sang kekasih, selfie dan hunting bersama, hingga ada satu-dua screenshot chat tak penting sekali pun.

Alasan Ali memberi judul 'Candu' adalah; baginya, setiap senyum yang berhasil terekam kamera, tawa lebar yang diabadikan dalam sebuah foto, dan kebahagiaan yang tersirat dalam waktu berpose, bagaikan narkoba. Memabukkan.

Kepala lelaki tersebut barulah menoleh ketika mendengar suara pintu dibuka. Sang mama berjalan dengan senyum manis di wajah keriputnya, menghampiri si buah hati.

"Itu keputusan kamu, Nak. Iya atau tidak, mama akan tetap mendukungnya."

Alih-alih menjawab, Ali menjadikan bahu wanita paruh baya di sampingnya sebagai sandaran. Ia memejamkan mata dan mengusap tangan mamanya.

"Ma ... apakah perpisahan adalah suatu kejahatan?"

Sang mama menegapkan badan, menatap lekat mata elang putranya, "Apakah Ayah seorang penjahat?" Ali menggeleng. "Apakah kepergiannya menandakan bahwa ia penjahat?" Ali menggeleng lagi, lebih pelan dari sebelumnya. "Kalau bisa ayah menghentikan takdir, maka sampai saat ini ia tetap bersama kita."

Mendengar getaran suara mama melemah, Ali mendekap tubuhnya erat. Ia yakin, dalam pikiran mama saat ini adalah ayah, pria hebat dalam hidup keluarga.

Air mata lelaki itu menggenang ketika isak tangis mama terdengar, hatinya merasa sakit mengetahui bahwa selama ini ... mama berjuang sendiri untuk menghidupi anak-anak. Semakin nyeri dadanya, ketika sang mama bergumam pelan.

"Kalau tidak ada kamu, pelukan siapa lagi yang bisa menenangkan mama layaknya ayah?"

•••

Semenjak kejadian --melihat Rico terpuruk kala itu, kini lelaki tersebut tak melewatkan satu detik pun bersama Fira. Perhatian, kasih sayang, hingga cinta akan ia beri seutuh-utuhnya. Kian hari, kedekatan mereka kian intens. Bahkan Wildan, selaku Kakak Fira, ikut terkejut karena kini adiknya sudah menerima Rico dengan tulus. Karena kemarin, ia hanya menganggap jika dirinya sebagai pelampiasan saja.

Sepertinya genggaman kedua tangan mereka seolah membuktikan bahwa; jari-jemari ini milikku, dan hanya aku yang boleh menggenggamnya. Juga sorot mata seolah berkata; senyummu milikku, dan hanya mataku yang boleh mengaguminya.

Ah, bucin sekali. Namun indah, bukan? Setelah penantian panjang seorang Fira, akhirnya di ujung cerita ia ditemukan oleh lelaki yang selama ini dicintainya dalam diam. Menulis lembaran cerita dalam kehidupan baru. Suka dan duka, pasti akan menjadi bagiannya, dan mereka ... harus melewati itu.

Hurt of Love [ PINDAH KE HINOVEL ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang