Part 25

10.3K 465 0
                                    

Ali POV

Tepat pukul tiga sore. Aku buru-buru pergi dan membawa mobilku menuju tempat yang kujanjikan bersama Prilly, cafe.

Namun, ada yang aneh ketika aku melewati sebuah jalan disana, seorang gadis lemah berjalan lamban di tengah jalan tanpa memperhatikan kendaraan di sekitarnya yang lewat dengan kecepatan cukup tinggi.

Aku segera menepikan mobilku dan menghampiri gadis itu.

Ghina!

Aku menarik tangan Ghina membawanya masuk ke dalam mobil. Awalnya Ghina memberontak ketika mengetahui aku yang membawanya, Ghina menurut saja. Taman, tempat yang kutuju agar Ghina mau menceritakan semua yang terjadi pada dirinya.

"Lo kenapa?" tanyaku masih tetap fokus menyetir.

"Gu-gue--"

"Lanjutin nanti," ucapku tegas. Aku menuntunnya ke sebuah bangku kosong menuju bangku yang sepi, agar tidak banyak fans yang nantinya mengeroyokku.

Kulihat detail tubuh Ghina saat ini, rambutnya terurai berantakan, matanya sembab, berjalan saja ia seperti ingin pingsan. Kenapa ia separah ini? Dia seorang artis! Apa tidak malu? Pantas saja tadi sepi, mungkin banyak yang mengira Ghina orang gila kali ini.

"Lo kenapa? Kenapa lo se--" tanyaku namun dipotong olehnya.

"Alan, Li ... Alan ... hiks hiks ...." rintih Ghina menyebut nama kekasihnya. Ada apa dengan Alan? Bahunya bergetar, ia menangis. Kuangkat dagunya agar menatapku.

"Alan kenapa?"

"Dia ... dia ... selingkuh ... hiks," Tangisannya semakin deras. Tiba-tiba saja hujan datang. Seakan mengerti apa yang dirasakan Ghina saat ini.

"Apa?! Kenapa dia bisa selingkuh, Ghin?" tanyaku setelah memeluk Ghina, agar ia bisa sedikit tenang. Tak ada maksud lain.

"Dia cemburu liat gue sama lo, padahal gue udah jelasin kalo gue sama lo ga ada apa-apa,"

"Lo tenangin diri dulu aja, ga usah dipikirin. Besok lo ga bakal cantik waktu syuting." ucapku mengusap punggung Ghina. Memberi ketenangan.

Tanpa mereka berdua sadari, ada sepasang mata terluka yang memandanginya sedari tadi.

"Kita pul--"

"Li," panggil Ghina masih membenamkan kepalanya pada dada Ali.

"Gue sayang sama lo." ucap Ghina. Aku kaget bukan main. Ghina memendam rasa padaku, setahuku, Ghina hanya mempunyai rasa pada film saja.

"Gue ga salah denger, kan?" tanyaku melepas pelukan dan menatap matanya. Beda, sangat beda dengan tatapan mata Prilly. Lebih teduh dan--- astaga! Aku tidak datang pada cafe itu, bagaimana keadaannya sekarang? Ouh, maafkan aku Prilly.

"Lii, kok ngelamun?" tanya Ghina melambaikan tangannya di depan wajahku.

"Emh ... gapapa, pulang yuk ntar tambah deres ujannya," ajakku menarik tangan Ghina yang masih terduduk. Ingin sekali cepat pulang agar bisa mengetahui kabar gadis kecilku, apalagi hujan seperti ini. Pasti dia sakit.

Setelah mengantar Ghina aku segara pulang, lengket sekali rasanya.

Ali pov end.

Thank u for reading, guys!🖤
Jangan lupa vote and commentnya!

Revisi I :
04 November 2020.
Revisi II :
17 Desember 2020.

-NabiilaZ

Hurt of Love [ PINDAH KE HINOVEL ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang