"Alii! Jangan manggil gue sayang kaya tadi!!" kesal Prilly melototkan matanya kepada Ali. Prilly semakin jengkel karena Ali malah asik bermain handphone dan menghiraukannya.
"Alii!! Denger gak sih?" teriak Prilly di dalam mobil Ali yang sedang berhenti.
"Apa sih, Prilly sayang?" goda Ali mengangkat kedua alisnya. Menurutnya, Prilly sangat lucu dan cantik jika sedang ngambek.
"Aliku tengil, stop manggil gue sayang dan gue mau turun di sini oke? Bye!!" ucap Prilly turun, namun sayang, tangannya sudah dicegah terlebih dahulu oleh Ali. Akhirnya Prilly duduk kembali seperti semula.
"Oke. Gue gak akan manggil sayang dan gak akan buat lo marah lagi! Kalo ngambek iya," ujar Ali masih memegang tangan Prilly agar ia tak turun lagi.
"Ah, Ali maahh, yaudah," rengek Prilly manja sembari melipatkan kedua tangannya.
"Iya Prilly, gue gak janji, tapi jangan marah yayayayayaya," ucap Ali sedikit memohon. Prilly menatap wajah Ali yg tampan itu, dengan cepat ia mengangguk.
"Oke lo gue anter pulang,"
"Tap--"
"Gak ada penolakan,"
"Jalan-jalan duluuuu,"
"Iya iya." pasrah Ali kemudian mulai menjalankan mobilnya dengan kecepatan yang cukup tinggi karena jalan cukup sepi.
°°°
"Turun." ucap Ali membukakan pintu kepada Prilly.
"Makasih, Alii," ucap Prilly dengan senyuman khasnya. Senyuman manis yang membuat setiap orang melihatnya diabetes.
"Lagi lagi senyuman itu." batin Ali, tanpa disadari ia tengah melamun.
"Alii ayoo!" ajak Prilly menggandeng tangan Ali tuk' masuk ke dalam mall.
Mereka berdua pun masuk ke dalam mall itu. Sebenarnya Ali jarang sekali datang ke mall karena ia tak ingin dikejar oleh kaum hawa yang menggilainya. Hanya demi Prilly ia mau masuk ke dalam mall.
"Alii mau ituuuuu," rengek Prilly menunjuk salah satu boneka doraemon yang berukuran sedang.
"Ya beli, lah," sahut Ali cuek.
"Ikh Ali, yaudah lo tunggu disini," ucap Prilly meninggalkan Ali. Lelaki itu mengikuti Prilly sampai ke depan toko penjual boneka.
"Berapa, Pak?" tanya Ali ketika di kasir. Prilly menoleh ke belakang dan menautkan alisnya.
"Becanda," jawab Ali tersenyum manis.
"Hanya untukku, senyuman itu. Jangan orang lain."
"Hey, ayo makan dulu. Pasti laper, kan?" ajak Ali sembari membawakan boneka milik Prilly.
"Yuk!"
Belum sampai mereka di restoran, sudah banyak orang yang mengajak mereka foto dan meminta tanda tangan. Namun, Ali maupun Prilly tidak terbebani oleh itu. Prilly sekarang menjadi dikenal banyak orang karena ia dekat bersama Aliando syarief, Ali.
Setelah tidak ada fans lagi, barulah mereka berdua pergi ke sebuah restoran.
"Makan apa?"
"Kaya lo aja," Ali memanggil seorang pelayan yang ada disana dan memesan apa yg akan mereka makan.
Setelah makanan datang, segera mereka menyantap makanan dengan lahap.
Di sela-sela makan Ali, ada seseorang menepuk pundaknya. Sontak Ali langsung menoleh ke belakang. Mata Ali terbelalak tak percaya.
"Heyy apa kabar? Ayo duduk," ucap Ali antusias dan menggeser duduknya, memberi isyarat agar seorang itu duduk disampingnya. Sedangkan Prilly? Ia hanya terdiam bingung.
"Kabar baik. Kamu gimana?" ucap seorang itu yang ternyata seorang gadis.
"Apa yg lo liat. Baik," jawab Ali sambil melanjutkan makannya.
"Oiya, Li. Ini Prilly ya? Hey, salam kenal yaa," ucap gadis itu ramah menyalami Prilly.
"Eng ... salam kenal," jawab Prilly yg masih bingung. Kenapa mereka sudah saling kenal?
"Pasti lo bingung, ini Clara temen kecil gue dulu," ucap Ali merangkul Clara. Clara hanya tersenyum menanggapinya.
"Oohh," sahut Prilly tersenyum kecut. Prilly merasakan sedikit sesak di dadanya melihat keakraban mereka berdua. Prilly sesekali merasa diacuhkan oleh mereka berdua, teman kecil yang dipertemukan kembali. Apakah ia cemburu? Tidak, tidak mungkin. Prilly menggelengkan kepalanya agar tak terlalu ambil pusing memikirkan Ali dan Clara.
Akhirnya, Clara berpamitan pulang, "Ali, gue pulang dulu, ya. Prilly, pulang ya. Dadaahh." ucap Clara yang mulai tak tampak dari meja makan keduanya.
"Semoga ketemu lagi," gumam Ali lirih tersenyum, namum tak semanis biasanya. Suaranya masih terdengar oleh telinga Prilly. Prilly menatap wajah Ali heran. Apakah ia pacaran sama Clara? Pertanyaan itu yang muncul di benak Prilly.
"Prill, pulang yuk," ajak Ali setelah makanan mereka habis.
"Yuk." jawab Prilly datar dan pergi keluar diikuti Ali.
Setelah sampai di depan rumah Prilly, Ali tak langsung menyuruh Prilly turun, entah mengapa.
"Lo kenapa sih? Diem mulu. Biasanya juga bawel kaya ibu-ibu arisan," tanya Ali bingung. Memang, Prilly sedari tadi hanya diam. Ia berbicara seperlunya saja dan sibuk dengan handphoneya selama di mobil.
"Gapapa. Makasih tumpangan sama traktiran nya." ucap Prilly lalu turun dari mobil Ali dan memasuki rumahnya. Ali tak berani mencegah, ia takut Prilly akan dimarahi orang tuanya karena hari ini sudah cukup malam, bisa dibilang petang.
"Kenapa, sih, tuh anak? Apa dia cemburu karena gue sama Clara tadi? Rasanya gak mungkin deh." ucap Ali berbicara sendiri.
Thank u for reading, guys!🖤
Jangan lupa vote and commentnya!Revisi I :
04 November 2020.
Revisi II :
17 Desember 2020.-NabiilaZ
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt of Love [ PINDAH KE HINOVEL ]
RomanceTentang sepasang kekasih yang terus berusaha mempertahankan cinta agar tetap setia dalam rengkuhan. Mereka adalah Aliando Syarief dan Prilly Latuconsina. Akankah cerita mereka berakhir bahagia? Atau sebaliknya? Btw, ini cerita dari 2015 dan tamat di...