Hay hay. Happy Sunday :D
Oh ya, kalo hais baca vote dong XD
Biar semangat gitu ngetiknya:v
Makasih :p°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
"Kamu separuh nyawaku, sayang." ucap Ali lagi.
Kata-kata Ali berhasil membuat Prilly terbang ke langit ke tujuh. Meskipun singkat.
"Kamu masih marah sama aku?" tanya Ali lembut. Prilly menggeleng membuat Ali tersenyum.
"Kecewa," lanjut Prilly setelah gelengannya tadi. Raut wajah Ali berubah mengetahui Prilly yg masih kecewa dengannya.
"Maafin aku, aku gak se--"
"Aku udah tau,"
"Aku bener bener minta maaf, Prill. Aku gatau harus ngelakuin apa lagi waktu itu. Maafin aku," jelas Ali menunduk. Prilly yang melihatnya menjadi iba. Ia menggigit bibir bawahnya.
"Harus meluk? Ninggalin aku? Ga ngasih kabar?" tanya Prilly berturut-turut membuat Ali mendongakkan kepalanya menatap manik mata Prilly yang berwarna coklat itu.
"Handphone aku di mobil, aku lupa mau bawa. Waktu itu Ghina sakit hati, Prill. Maafin aku," ucap Ali tulus. Namun tidak, ia tak semudah itu untuk diluluhkan. Hatinya terlalu sakit atas kejadian waktu lalu.
"Dan waktu itu juga aku sakit hati," sahut Prilly tak bisa menahan tangisnya. Dengan cepat air mata itu turun, ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya yang mungil.
"Hey hey, jangan nangis. Aku minta maaf, aku janji ga ngulangin lagi. Asal kamu jangan nangis. Aku minta maaf," Ali meraih tangan Prilly. Menciumnya lagi seperti tadi.
Prilly menatap Al nanar. Terlihat jelas dari matanya yang menunjukkan rasa penyesalan, kerinduan, semuanya.
"Kamu jangan nangis, okey?" ucap Ali menghapus air mata Prily di pipi Prilly yang chubby. Prilly mengangguk.
"Janji?" Prilly mengubah posisinya menjadi duduk
"Janji, sayang." jawab Ali. Mereka menautkan jari kelingkingnya. Menempelkan kedua kening dan tersenyum.
Kreekkk ....
"Prill--" panggilan Alvin menggantung
"Ganggu ya gue kayaknya," lanjutnya berbalik arah.
"Ada apa, Kak?"
"Nih, lo makan dulu," ucap Alvin memberikan semangkuk bubur dan susu.
"Makasih ya , Kak." Alvin hanya mengangguk kemudian keluar dari kamar Prilly.
"Lii, masih sakit," rengek Prilly. Alis Ali bertatutan.
"Mana yang sakit? Biar aku panggilin dokter," tanya Ali panik.
"Disini," jawab Prilly menunjuk dada kirinya.
"Aku bakal ganti rasa sakit itu dengan kebahagiaan,"
"OMDO!" ucap Prilly kesal.
"Gak, aku gak omdo. Liat, selama hampir 6 bulan kita bersama. Aku bahagia sama kamu, dan kamu sebaliknya. Kamu sayang aku, aku sayang kamu."
"Kata siapa aku sayang kamu?" pernyataan Prilly membuat mata Ali terbelalak. Benar saja, Prilly tak pernah mengatakan jika ia sayang padanya.
"Tapi cinta," Prilly menggigit bibir bawahnya, menahan tawa.
"Dasar!" ucap Ali lalu mengelitiki pinggang Prilly. Tertawa, ya. Sekarang, Prilly tertawa bersama kekasihnya setelah beberapa hari.
Menahan rindu. Menyimpan kekecewaan. Menangis dalam diam. Merasa bersalah.
Itulah yang Prilly rasakan jika ia tak bersama Ali. Begitu juga sebaliknya.
Thank u for reading, guys!🖤
Jangan lupa vote and commentnya!Revisi I :
08 November 2020.
Revisi II :
17 Desember 2020.-NabiilaZ
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt of Love [ PINDAH KE HINOVEL ]
RomanceTentang sepasang kekasih yang terus berusaha mempertahankan cinta agar tetap setia dalam rengkuhan. Mereka adalah Aliando Syarief dan Prilly Latuconsina. Akankah cerita mereka berakhir bahagia? Atau sebaliknya? Btw, ini cerita dari 2015 dan tamat di...