Part 23

11K 520 1
                                    


"I love u too." ucap Prilly tersenyum setelah puas memeluk Ali.

Ali tersenyum dan mencium puncak kepala Prilly lembut. Prilly memejamkan matanya menikmati kenyamanan yang Ali berikan setiap hari.

"Sekarang tanggal berapa?" tanya Ali menggenggam tangan Prilly.

"Tanggal 10. Emang kenapa?" tanya Prilly balik demgan heran. Sungguh, Ali kecewa mendengar jawaban Prilly yang lupa akan tanggal dimana mereka sudah menjalani hubungannya selama 4 bulan.

"Kenapa, sih?" tanya Prilly lagi karena melihat perubahan ekspresi Ali.

"Ayo ikut aku." Ali menarik tangan Prilly ke sebuah meja makan bundar yang sudah tersedia dua makanan untuknya dan Ali. Sama seperti tadi, tapi kali ini dihiasi oleh bunga-bunga yg bertebaran disana-sini. Lagi-lagi Prilly terkesima oleh surprise yang diberikan oleh Ali.

Ali mengajak Prilly duduk di tempat yang sudah disiapkan.

"Ini kamu semua yang nyiapin?"

"Ya enggak dong, sama mereka tuh," ucap Ali mengendikkan dagunya menunjuk ke orang yang telah membantunya.

"Kak Dion? Fira? Kak Kaia? Kak Alvin? Kalian kok ada disini?" tanya Prilly heran karena mereka semua tengah tersenyum kearahnya.

"Kalo gak ada kita ga akan ada semua ini lah tu," celetuk Alvin seadanya.

"Prill," Prilly menoleh ke arah Ali.

"Happy anniversarry 4 month, sayang ...." ucap ali meraih tangan Prilly dan menciumnya. Prilly? Prilly terdiam, bagaimana bisa ia melupakan tanggal jadiannya bersama Ali?

ProkProkProkProk!!

Suara tepuk tangan memenuhi area danau tersebut. Ya ... sekarang Ali merayakan hari jadinya bersama Prilly di danau kesayangannya.

"Kamu lupa?" desah Ali sedikit kecewa.

"Iya, maaf ya ak--"

"Gapapa. Aku tau kok," Ali menarik Prilly ke pelukannya. Tak menunggu lama, Prilly sudah membalas pelukan Ali. Cukup lama ....

"Ini orang bukan patung woy!" teriak Alvin malas.

"Hehe." Prilly melepas pelukan dan berlari ke Alvonin dan memeluknya.

"Makasih kak," ucap Prilly setelah melepas pelukan kakak tersayangnya.

"Kakak ga dipeluk nih?"

"Ah kakak maahh, peyuuukk!!!" Prilly manja dan memeluk Kaia. Prilly melirik ke arah Dion dan Fira.

"Kalian pacaran?" tanya Prilly di hadapan keduanya.

"Apaan sih lo Prill, ga kok, kita berdua cuman bantuin aja." jawab Fira tersenyum.

"Makasih ya kak, udah mau bantuin Ali." ucap Prilly tersenyum dan memeluk Dion. Semula Dion kaget melihat Prilly yang memeluknya di depan Ali dan teman-teman lain.

"Ekhem!" Dehaman Ali berhasil membuat mereka berdua melepas pelukan. Prilly melihat muka Ali yang memerah akibatnya.

Prilly hanya bisa menggigit bibir bawahnya melihat wajah Ali yang sepertinya marah. Prilly menghampiri Ali. Ali menatapnya datar. Prilly mencoba membujuknya dengan memegang erat tangan Ali. Tetap sama, datar.

"Kita pulang dulu ya, Li. Bye bye!" ucap Kaia seakan mengerti kondisi adiknya sekarang.

Mereka semua sudah pulang, kecuali Ali dan Prilly tentunya.

"Makasih ya udah nyiapin semuanya buat aku." Prilly menatap Ali. Namun Ali masih menatap ke sembarang tempat. Kini Prilly menghela napasnya panjang.

Cup!

Satu kecupan berhasil di pipi membuat Ali merona. Namun, Ali masih dengan gayanya yang acuh tak acuh terhadap Prilly.

"Aalliiiii jangan marah," rengek Prilly manja, bergelayut di tangan Ali. Ali yang tak bisa menahan diri akhirnya berani mencubit kedua pipi Prilly yang chubby itu.

"Jangan maraahh," pinta Prilly memainkan jari-jari Ali.

"Ngapain tadi meluk-meluk Dion?" tanya Ali datar.

"Kan dia juga bantu kamu, sayang ...."

"Enggak. Dia cuma maksa ke gue mau ikut,"

"Oh gue kira bantuin lo buat nyiapin semua ini," ketus Prilly melepaskan tangannya yang semula memainkan jari-jari Ali.

"Cie ngambek," Ali mencolek dagu Prilly.

"Kamu sih, aku meluk Dion aja marah. Kamu meluk Ghina aku ga marah tuh,"

"Iya, ga marah tapi cemburu," sahut Ali terkekeh.

"Iya, keliatan banget kalo tulus meluknya," ucap Prilly lagi membuat Ali muak karena selalu membahas Ghina. Namun, Ali tak melewatkan kesempatan ini, ia semakin menggoda Prilly.

"Iya, kalo ga tulus ga dapet chemistrynya," Ali menahan tawanya melihat wajah Prilly yang terlihat kesal.

"Oh gituu cium aja sekalian,"

"Iya, besok ada scene nyium keningnya. Untung banyak dong ya akunya," ucap Ali semakin membuat Prilly marah.

"Oh gituuuu ... ayo pulang, ngantuk nih!" Prilly mengambil tasnya dan pergi mendahului Ali. Ali tersenyum menang karena berhasil membuat Prilly semarah ini.

Di dalam mobil hanya keheningan yang tercipta diantara mereka. Prilly sok sibuk memainkan handphone meskipun tak ada notifikasi masuk sama sekali.

Thank u for reading, guys!🖤
Jangan lupa vote and commentnya!

Revisi I :
04 November 2020.
Revisi II :
17 Desember 2020.

-NabiilaZ

Hurt of Love [ PINDAH KE HINOVEL ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang