Hari mulai berganti, malam menjadi pagi.
Prilly POV
Seperti biasanya, aku berangkat lebih pagi dari yang lainnya. Namun, hari ini aku jalan kaki, ya ... sekali-kali lah, bosen naik mobil mulu.
Masih pagi, aku tidak langsung ke sekolah, melainkan ke taman. Biasanya ngelanjutin baca novel yang sempet kepotong ceritanya. Aku tidak duduk di kursi kursi taman, aku lebih milih duduk di rerumputan, lebih nyaman.
Tiba-tiba pandanganku berubah ke--dua orang yang tengah berpelukan. Sepertinya aku kenal, setelah aku lihat-lihat ...
Ali!
Tapi gadis itu siapa? Aku tidak tau karena posisi dia membelakangiku. Jarak yang dekat, kulihat Ali sesekali mencium puncak kepala gadis itu. Kenapa dadaku terasa sesak? Mataku berair.Aku menangis? Tidak mungkin. Dengan cepat aku menghapus air mata yang sudah ada di ujung mata. Mata Ali yg awalnya tertutup rapat, kini perlahan membuka. Bisa kulihat yang pertama kali ia lihat adalah ... aku! Sepertinya Ali sedikit terkejut karena ada aku yang tengah memandangi mereka. Aku langsung lari dari sana. Pemandangan yg tidak sangat-sangat lah enak.
Aku berpikir, apa Ali hanya menjadikan aku pelariannya saja? Tidak-tidak! Aku tidak boleh mikir kayak gitu. Aku harus selalu berpikir positif!
Saking asiknya ngelamun, aku sampai tidak melihat jalan di depan dan alhasil ... BRUK!
"Eh maaf, sini gue bantuin." ucap orang itu mengulurkan tangannya padaku. Karena aku sekarang jatuh sebabnya. Sebenarnya aku sih yang salah. Aku terima uluran tangan itu. Setelahku lihat ... Dion!
"Dion, iya gapapa kok." ucapku masih memegang lutut karena sakit terkena goresan tanah.
"Gapapa apanya? Liat nih lutut lo luka karena gue." ucapnya sambil menunjuk lututku yang sedikit mengeluarkan cairan berwarna merah. DARAH!
"Yok gue anter ke UKS." Dion menuntunku menuju ruang UKS.
°°°
Ali POV
Pagi pagi, aku sudah berangkat ke sekolah. Karena aku ada janji sama Clara, temen lama. Dia sudah menungguku di taman biasa, belakang sekolah. Saat aku memanggilnya, ia langsung tersenyum padaku, aku pun membalasnya. Clara bercerita tentang pengalamannya berada di Jerman, cukup lama.
"Li ... aku boleh gak meluk kamu? Aku kangen banget sama kamu. Sebenernya kemarin aku pengen meluk kamu tapi ada Prilly. Aku kan gak enak sendiri," ucap Clara cukup panjang. Aku menanggapi ucapan Clara yg menganggap Prilly kemarin seperti pengganggu. Mau gak mau, aku menjawab 'ya'.
Dia memelukku cukup lama, aku memintanya melepaskan pelukan tapi ia malah mengeratkannya. Karena aku tak tega, aku mulai mengecup puncak kepala Clara dan memejamkan mataku. Setelah cukup, aku membuka mataku dan ... Prilly! Dia memandangiku dan Clara dari jauh. Sejak kapan? Apakah ia melihat aku mencium puncak kepala Clara? Kulihat ia berlari setelah aku melihatnya. Aku menjadi merasa bersalah. Tak seharusnya aku mencium Clara. Aku takut ia tak percaya ucapanku kemarin di danau. Aku takut ia menganggap diriku hamya menjadikannya pelarian saja. Maafkan aku, Prilly.
Ali POV end.
°°°
"Aww!" rintih Prilly kesakitan ketika lututnya sedang diobati oleh Dion.
"Tahan ya ... kalo gak dibersihiin jadi infeksi," ucap Dion tersenyum sehingga matanya menjadi sedikit menyipit.
"Iya deh." jawab Prilly pasrah.
Selesai diobati, Dion tak membolehkan Prilly keluar, sampai bel berbunyi yang ke-2 kalinya menandakan istirahat.
"Dioonn ... gue mau keluar, pengap tau disini mulu," rengek Prilly mengerucutkan bibirnya.
"Oke. Tapi udah gak sakit, kan?"
"Enggak," Dion kembali memapah Prilly sampai depan UKS. Prilly tak mau kalau yang melihatnya bisa membuat gosip yg tidak-tidak.
"Makasih, ya, udah nolongin gue."
"Iya, lagian itu salah gue. Gue tinggal dulu, ya. Kalo masih sakit, gue temenin,"
"Gak usah. Lo pergi dulu aja. Gue mau ke kantin." jawab Prilly lalu dibalas anggukan oleh Dion. Kemudian, Prilly segera pergi menuju kantin.
"Bu, nasi goreng satu sama es teh." pesan Prilly kepada ibu kantin itu.
"Oke non Prilly." jawab ibu itu. Tak lama kemudian, nasi goreng yang dipesan Prilly dan juga es teh sudah datang. Prilly memakannya sangat lahap, karena tadi pagi ia tak sarapan.
Prilly gak pernah sarapan, ya :v
"Prill, kenapa lo tadi gak masuk kelas?" tanya Ali tiba-tiba datang menghampiri Prilly yang sedang fokus dengan makanannya itu.
"Gue di UKS," jawab Prilly singkat. Sekarang Prilly tak ingin berbicara dengan Ali. Karena dia menanyainya, terpaksa Prilly menjawab. Ia tak ingin disebut sombong hanya karena hal tadi.
"Di UKS? Kenapa? Ada yang sakit?" tanya Ali berturut turut.
"Ya. Lutut gue sakit," jawab Prilly yang lagi lagi dijawab dengan singkat.
"Udah diobatin belom?" tanya Ali lagi yang membuat Prilly memutar bola matanya malas.
"Udah. Ih, kepo deh lo!" geram Prilly kemudian berlalu pergi meninggalkan Ali yang masih bingung dengan sikap Prilly yang tak seperti biasanya.
"Apa Prilly begini karena gue?" batin Ali merasa bersalah.
"Gue harus balikin Prilly kaya dulu! Yang ceria yang bawel dan yang lucu." gumam Ali kemudian meninggalkan kantin.
Tempat pertama yang Ali kunjungi adalah, taman. Ali sangat tahu kalau istirahat biasanya Prilly pergi ke kantin atau tidak ke taman. Ali sangat hafal itu. Ali melihat Prilly yg sedang sibuk dengan handphone di genggamannya. Perlahan, Ali menghampiri Prilly dan duduk di sebelahnya.
"Prill," panggil Ali.
"Apa?" sahut Prilly namun masih menatap layar handphonenya.
"Lo kenapa sih? Kenapa lo jadi diem akhir-akhir ini?"
Mendengar pertanyaan Ali, Prilly memutar kepalanya menghadap Ali. Mata mereka bertemu, saling menyampaikan perasaannya satu sama lain. Namun hanya mata, bukan bibir yang mengatakannya. Prilly mengalihkan pandang.
"Gue ...."
Thank u for reading, guys!🖤
Jangan lupa vote and commentnya!Revisi I :
04 November 2020.
Revisi II :
17 Desember 2020.-NabiilaZ
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt of Love [ PINDAH KE HINOVEL ]
RomansaTentang sepasang kekasih yang terus berusaha mempertahankan cinta agar tetap setia dalam rengkuhan. Mereka adalah Aliando Syarief dan Prilly Latuconsina. Akankah cerita mereka berakhir bahagia? Atau sebaliknya? Btw, ini cerita dari 2015 dan tamat di...