Indah mengenggam tangan jian dengan erat, mereka sedang berdiri di depan pintu rumah jian yang baru yang sudah ditempati oleh dira. Mereka kini sedang menanti kedatangan seseorang.
Wajah indah sangat gugup dan berusaha tidak terlihat gugup. Mengapa dia sangat gugup menanti kedatangan orang tua jian, sedangkan jian tampak biasa saja menunggu kedatangan kedua orang tua nya. Laki laki itu sedang menatap indah dengan tatapan heran karena tiba tiba saja indah mengenggam tangan nya.
"sakit?"
Indah mengangkat kepalanya lalu menatap jian dengan tanda tanya.
"ha?" tanya nya dengan sedikit gugup
Jian melirik ke arah bawah melihat genggaman tangan mereka yang menyatu. Tapi sangat aneh rasanya.
"ini keringetan begini tangan nya, gak papa kan?. Lo lagi sakit?" tanya jian saat merasakan rasa basah di telapak tangan indah
Indah menggeleng dengan cepat sambil terkekeh. "ak-aku sedikit gugup." pelan indah dengan malu.
Jian terdiam sejenak lalu tertawa kecil. "gugup? Santai aja. Mama gue gak suka makan orang kok." ujar jian tersenyum melihat wajah cemas indah, sebenarnya dia sudah tau bahwa indah sedang gugup sedaritadi karena indah gelisah terus.
Indah menatap malas ke jian saat jian malah bikin lelucon dalam situasi seperti ini.
"gak bisa, aku udah coba. Tetep aja gak bisa!" ujar indah sedikit merengek kepada jian
Jian menghela nafasnya lalu memegang kedua pipi indah, menatap gadis itu dengan wajah menyakinkan.
"gak usah gugup ndah, gue bisa ngatasin semua nya, lo harus berfikir bertindak seperti apa agar mama gue setuju dan memberikan kita restu. Karena apa? Karena salah satu syarat mama udah gue penuhi." ujar jian tampak tersenyum senang berusaha untuk menenangkan indah.
Jian dan indah dinyatakan lulus. Mereka sama sama mendapatkan nilai bagus, tapi sayang. Jian tak bisa melawan posisi pertama yang ditempati oleh indah yang mendapatkan nilai tertinggi di sekolah mereka.
Jian hanya bisa mendapatkan posisi ke 3. Meski begitu, jian sangat senang dan tidak menyangka kepada dirinya sendiri. Atas apa yang dia dapatkan kali ini benar benar tidak bisa untuk ia percayai.
"hm? Apa?" tanya indah belum tau mengenai syarat syarat dari mama jian agar mereka direstui
"dapet nilai bagus!" jawab jian sambil tersenyum.
Indah melotot dan tertawa kecil, "oh iya? Jadi itu syarat nya, eh maksudnya salah satu syarat untuk diberikan restu, kamu harus dapet nilai bagus di kelulusan kamu?" tanya indah mulai paham.
Jian mengangguk. "iya. Bener sekali, tapi masih banyak lagi persyaratan yang harus gue penuhi." ujar jian menatap indah
Indah mengerutkan dahinya. "apa saja? Berat kah?" tanya nya penasaran
Jian menggeleng. "nggak, nggak berat sih. Ya nama nya juga gue lagi berusaha, jadi gue harus bisa memenuhi persyaratan yang di kasih sama mama." pelan jian mengusap pucuk kepala indah.
Indah terdiam menunduk, pasti jian berat memenuhi persyaratan tersebut untuk bisa menjalankan kehidupan masa depan dengan nya. Pasti ini semua tidak bisa di bilang gampang oleh indah, ya meskipun anak itu selalu menggampangkan semua hal.
"kamu gak papa?"
"Hm?"
Jian menghela nafasnya dengan panjang sambil mendongakkan kepalanya menatap ke arah langit langit biru keputihan itu dengan senyum tipis nya
Lalu menatap gadis yang ada disamping nya.
"gak papa. Ini udah jadi keputusan gue, buat mulai hidup kita."
KAMU SEDANG MEMBACA
MM
Teen FictionPeringatan 21+, banyak adegan anu nya dan konflik BAHASA PRONTAL BGT Wajib follow author gntng Seorang cowok yang dikenal tampan penyuka sex bebas, tiba tiba disadarkan oleh cewek biasa yang dikenal bisu.