Jian berdiri di atas jalanan tanah dengan tubuh mematung beserta wajahnya yang pucat dan mata nya membengkak. Dia melamuni sebuah tanaman bunga di halaman rumah nya, tanaman itu di tanam oleh dia dan indah.
Angin angin mendung menerpa wajahnya sehingga rambutnya terangin angin mata nya menjadi sedikit perih ketika angin itu mengenai mata bengkak nya. Dia mendongak menatap angin, tidak peduli betapa perih nya mata nya saat ini. Dia tetap memaksakan untuk melihat langit langit yang mulai menghitam menutupi langit biru
Tangan nya terasa sangat dingin. Dia terus menatap langit langit itu sampai air hujan pun mulai menetes perlahan lahan dari kecil menjadi deras.
Jian pergi?
Tidak.
Laki laki itu masih berdiri di tempatnya dengan tubuh mematung. Kepalanya masih mendongkak menerima semua tetesan air hujan yang deras.
"Aku kangen."
Seketika air mata nya mengalir dari ujung mata sehingga menyatu dengan air hujan. Dia mengepal kedua tangan nya lalu menaruh di dada nya sambil memejamkan mata
"Aku kangen kamu, Indah."
Sudah seminggu dia tidak bertemu dengan indah. Mama dan Bang Dira selalu mencegahnya saat dia ingin menemui indah, sampai sampai Mama menyewa bodyguard untuk menjaga di depan pintu kamar jian.
Entah mengapa jian tidak bisa melawan bodyguard itu. Dia terlalu malas dan lemas tidak bertemu dengan indah seminggu, dia rindu senyuman dan pelukan indah.
"Indah.., Indah!. INDAHHH GUA KANGEN SAMA LO!"
Akhirnya jian membuka mata lalu berteriak sekencang mungkin melampiaskan rasa rindu nya kepada hujan.
Jian mengusap kasar wajahnya sambil menangis. Dia tau bahwa teriakan nya itu tidak akan bisa terdengar oleh indah yang berada jauh dari nya.
"Jian! Masuk!"
Bang Dira datang menarik lengan jian, dengan tangan kiri memegang payung mengarahkan ke kepala jian. Tidak peduli tubuhnya diguyur hujan, asal adiknya itu tidak hujan hujanan.
Jian menepis tangan dira dengan kasar, dia juga menatap dira dengan tatapan tajam dan amarah.
"cepet, masuk! Nanti lo tambah sakit!" bentak dira kepada jian yang sudah di ajak masuk rumah.
Jian tetap menolak dengan keras, dia juga menepis payung yang melindungi kepalanya dari air hujan, sehingga payung itu terjatuh ke bawah tanah. Alhasil mereka berdua diguyur hujan dengan saling menatap
"bukan hujan yang bikin gua tambah sakit,TAPI MAMA SAMA LO YANG BIKIN GUA TAMBAH SAKIT!" Marah Jian dia menarik kerah baju Dira sembari menggertakan gigi nya
Dira menepis tangan jian dengan cepat. "lo gak usah macem macem deh. Mending lo masuk! Jangan bikin kerjaan gua nambah!" ketus dira terus menarik tangan jian.
Tapi jian menendang lutut belakang dira, sehingga dira menjadi lemas dan terjatuh ke tanah sembari meringis kesakitan.
"JIAN!"
Dira berteriak saat jian pergi entah kemana. Panggilan dira tak di hiraukan oleh jian. Laki laki itu pergi dari rumah nya dalam kondisi nya yang masih lemah.
"Sialan!"
•••••••
Tok
Tok
Tok
Indah membuka pintu rumahnya saat ada yang mengetok. Ternyata itu adalah jian yang basah kuyup wajah membiru, badan mengigil beserta mata nya yang sayu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MM
Teen FictionPeringatan 21+, banyak adegan anu nya dan konflik BAHASA PRONTAL BGT Wajib follow author gntng Seorang cowok yang dikenal tampan penyuka sex bebas, tiba tiba disadarkan oleh cewek biasa yang dikenal bisu.