Komen dong guys, gak pernah di komen kalian nih:( kan aku pengen gitu😁 biar ala-ala penulis gede😂 eh ga deng. Komen aja biar aku seneng gitu.
Jane melepaskan cengkeramannya dari kerah seragam Fenly.
Fenly cemberut, merapikan bajunya yang berantakan karna ulah Jane.
Tanpa kata, cowok itu berjalan lebih dulu meninggalkan Jane dan masuk kedalam mobilnya. Jane hanya memutar bola mata malas, mengikuti Fenly.
"Ngambek-ngambek. Kaya bocah Lo!" Cibir Jane saat mereka sudah berada di dalam mobil.
Fenly tak menggubris ucapan Jane, ia sibuk memasang seat belt dengan gerakan tidak santai.
Jane menghela napas berat sambil menatap Fenly dengan jengah.
"Lo kenapa sih?" Tanya Jane sedikit ketus.
Fenly yang sudah selesai memakai seat belt itu menatap Jane dengan tatapan elang.
"Elo yang kenapa!" Fenly tak kalah ketus.
"Udah di tolongin bukannya makasih malah marah-marah."
Ucapan Fenly yang sedikit membentak itu membuat nyali Jane menciut. Bahkan gadis itu sampai memundurkan badannya.
"Udah gue bilang kalo ada apa-apa kasih tau gue, batu banget jadi orang. Gue tau dia bapak Lo, tapi sikapnya gak mencerminkan kalo dia seorang bapak. Kalo sampai Lo tadi kenapa-napa gimana? Gue pacar Lo Jane, apa salah gue lindungi pacar gue sendiri?!" Fenly sudah tidak bisa lagi menahan diri.
Yah, Fenly tau ini bukan ranahnya. Tapi membiarkan hal ini terjadi terus-menerus membuatnya terlihat sangat jahat.
"Bukan gue mau ikut campur masalah keluarga Lo, tapi perlakuan bapak Lo udah keterlaluan Jane. Gimana kalo---"
"CUKUP FEN, CUKUP!" Belum sempat Fenly mengeluarkan segala unek-uneknya Jane sudah memotong.
Sekali lagi Jane menghela napas berat sebelum akhirnya menatap Fenly.
"Makasih Lo udah peduli sama gue, Fen." Kali ini intonasi Jane lebih tenang dan lembut.
"Lain kali kalo ada apa-apa gue langsung hubungin. Sekarang jangan marah-marah lagi yah. Gih hidupin mesin mobilnya, kita berangkat sekolah, nanti telat lagi."
Fenly mengagguk. Ia menyalakan mesin mobilnya.
"Maafin gue," ucap Fenly.
Jane mengangguk. Kali ini Jane tidak ingin berdebat panjang dengan Fenly.
Sepanjang perjalanan ia hanya menatap ke luar jendela. Memperhatikan setiap bangunan jalan yang mereka lewati.
Jane rasa, tidak ada yang mengerti posisinya. Mereka tidak tahu apa yang di rasakan Jane selama ini. Ia sendiri sangat tidak ingin di posisi ini, tapi mungkin semua sudah menjadi bagian dari Kisha hidupnya.
***
Karna insiden kemarin yang membuat Fenly mendiamkannya setelah mengomel panjang. Jane jadi kelimpungan sendiri. Disisi lain ia senang karna tidak mendengar celotehan garing dari mulut cowok itu bahkan tindakan alay yang memalukan. Tapi disisi lainnya, Jane merasa sepi dan tak enak hati.
Fenly bukan tipekal cowok dingin yang irit bicara. Fenly itu banyak tingkah dan cerewet. Jadi saat tiba-tiba diam seperti ini Jane jadi bingung bahkan rasanya ia sangat frustrasi.
Seperti saat ini, Fenly memang menjemput Jane untuk pergi sekolah bersama. Tapi tak ada satu katapun yang keluar dari mulutnya bahkan hingga mereka sampai di sekolah.
"Kenapa?" Tanya Jane yang sudah mulai frustrasi.
Fenly hanya menoleh sebentar tanpa menjawab.
Jane menjambak rambutnya sendiri sambil berteriak yang refleks membuat Fenly menarik lengan cewek itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jane & Fenly [Selesai]
Teen FictionJane menyembunyikan kisah hidupnya rapat-rapat sampai akhirnya Fenly datang dan mengetahui betapa menyedihkan kehidupan gadis itu. Siapa yang menyangka Jane si tegar dan ketus itu memiliki problem keluarga yang berat. Bapak yang kasar, suka berjudi...