"Kamu mau birthday party kapan, Boy?" Tanya mami Aulia saat mereka sedang sarapan pagi.
"Mau kumpul sama black Boys aja paling, Mi, sambil bakar-bakar di halaman belakang." Kata Fenly.
"Oh, ya udah. Mantu mami di ajak kan?"
"Pasti dong, tamu spesialnya kan dia." Fenly menaik-turunkan alisnya dengan senyum mengembang.
"Padahal dia cantik yah, Mi. Kok mau sama Fenly, harusnya dia sama papi jadi istri kedua." Celetuk pak Abraham, berniat becanda namun sayang candaannya malah di anggap serius oleh kedua orang di hadapannya. Mereka menatap pak Abraham dengan tajam seolah mencabik-cabik pria setengah abad itu dengan tatapan mematikan mereka.
"Ngomong apa tadi?" Mami Aulia bertanya dengan pisau buah yang menggantung di udara membuat pak Abraham menelan saliva nya susah payah.
"Becanda Mi, becanda." Pak Abraham sudah keringat dingin di tatap demikian oleh sang istri.
"Makan-makan, Mi. Nanti buahnya keburu dingin. Heheh"
***
Pulang sekolah Fenly sengaja mampir ke rumah Jane. Ia datang meminta izin ke calon ibu mertuanya untuk mengajak Jane kerumahnya dan pulang sedikit larut, malam nanti.
"Assalamualaikum, ibu." Jane masuk kedalam rumah di ikuti Fenly dari belakang.
"Ibu mertua, mantumu yang tampan datang." Ucapa Fenly dengan percaya dirinya yang tak pernah habis. Mungkin lebih tepatnya tidak punya malu.
"Eh, ada tamu. Jadi malu." Fenly menyembunyikan wajahnya di balik telapak tangan setelah mengetahui keberadaan orang lain selain Bu Rahma.
"Alah, so-soan malu, biasanya malu-maluin." Hardik Jane.
Fenly hanya cengengesan. Cowok itu menyalimi Bu Rahma dan tamu perempuan itu.
"Kenalin, Fen. Mamanya Jane, calon mama mertua kamu juga." Bu Rahma memperkenalkan nyonya Bella kepada Fenly.
Mendengar itu Fenly malah bengong.
Maksudnya? Ia memiliki dua orang ibu mertua begitu? Berarti dua orang ayah mertua juga? Argh! Satu saja merepotkan. Mungkin itu yang ada di dalam pikiran Fenly. Ia tak bisa membayangkan jika harus memiliki dua ayah mertua seperti pak Dito.
"Maksudnya gimana sih?" Tanya Fenly heran.
"Maruk banget punya dua ibu, kasihan yang gak punya dong Jane. Bagi mereka aja biar gak mubazir." Ucap Fenly asal.
"Dikira kue basah bisa dibagi-bagi." Kata Bu Rahma.
Jane mencubit pinggang Fenly. "Udah jangan banyak tanya nanti di jelasin."Fenly hanya manggut-manggut.
Bu Rahma dan nyonya Bella kembali melanjutkan aktifitasnya memotong sayuran untuk bahan utama bakwan.
"Bu, aku mau ajak Jane ke rumah, ada acara." Fenly mulai mengutarakan niatnya. Cowok itu menarik kursi dan duduk di hadapan Bu Rahma.
"Boleh gak, Bu?" Tanya Fenly.
"Acara apa?" Tanya Bu Rahma dengan mode interogasi.
"Birthday kecil-kecilan gitu, Bu. Paling cuma bakar-bakar sih." Jelasnya.
"Gimana, Bell?" Bu Rahma menyerahkan keputusan kepada nyonya Bella.
"Pulang jam berapa?" Kali ini nyonya Bella yang bersuara.
"Sedikit agak malem kayanya, Bu."
"Paling lambat kurang dari jam 12 harus sampai rumah." Putus nyonya Bella. Karna tidak mungkin ia memberi izin hanya sampai jam 10 kan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jane & Fenly [Selesai]
Teen FictionJane menyembunyikan kisah hidupnya rapat-rapat sampai akhirnya Fenly datang dan mengetahui betapa menyedihkan kehidupan gadis itu. Siapa yang menyangka Jane si tegar dan ketus itu memiliki problem keluarga yang berat. Bapak yang kasar, suka berjudi...