Nara sudah kelimpungan menghubungi satu persatu teman yang ia ketahui dekat dengan Jane tapi semua teman-teman nya kompak mengatakan jika mereka tidak tahu dimana Jane. Kepala Nara sudah pening dan tak tahu lagi harus mencari sahabatnya itu kemana lagi.
Sudah tiga hari ia tak terdeteksi keberadaannya, sudah seperti jin panglaris saja. Selama tiga hari itu pula Bu Rahma dan nyonya Bella murung dan sedih menghawatirkan anak gadis satu-satunya mereka.
Nara jadi sering ke rumah Bu Rahma untuk memastikan ibu dan mama Jane baik-baik saja. Tapi tetap saja saat Nara kesana Bu Rahma dan nyonya Bella malah sedang kompak lomba melamun dan Nara tak bisa berbuat apa-apa selain menghela napas berat dan mencoba membujuk kedua ibu-ibu itu untuk makan.
"Fen, Lo gak khawatir sama Jane apa? Coba dong tolong bantu gue cari dia." Nara sudah terlihat sangat frustasi. Sementara Fenly hanya diam dengan pikirannya.
Jaka, Wawan dan Athalla juga ikut mencari sebisa mereka, bahkan mereka juga melaporkan kehilangan Jane ke pihak berwajib tapi tetap saja hasilnya nihil.
Tanpa kata Fenly beranjak dari duduknya dan pergi meninggalkan keempat temannya itu.
"Ebuset, main pergi aja. Gak ada inisiatif banget buat bantuin gue Lo." Omel Nara.
"PACAR LO ILANG INI FENLY, LO MALAH GAK ADA SEDIH-SEDIH NYA. BRENGSEK BANGET JADI COWOK!" Teriak Nara meluapkan segala kekesalannya.
Yah memang tidak ada yang tahu jika keduanya sudah putus, hanya mereka dan Tuhan.
***
Fenly mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi, tujuannya saat ini hanya satu rumah. Ia akan meminta bantuan papa dan anak buah sang papa untuk membantu mencari Jane.
Fenly memarkirkan asal motornya lalu berlari kedalam rumah. Untung saja hari ini pak Abraham sedang ada di rumah, Fenly langsung mendatangi sang papa di ruang kerjanya tanpa permisi.
"Pah, pa Abraham!" Teriak Fenly membuka pintu ruang kerja pak Abraham dengan tidak santai.
"Pak Abraham, pak Abraham. Gak ada sopan-sopannya sama bapak sendiri." Tegur pak Abraham.
Fenly tak mengindahkan teguran itu. "Pah, Jane ilang pah. Udah 3 hari dia gak ketemu-ketemu. Bantuin Fenly cari Jane pah. Kasihan Bu Rahma sama Bu Bella, kasihan juga Fenly pah." Rengek Fenly.
"Kok bisa? Ada masalah? Dia kabur kah?" Tanya pak Abraham berbondong-bondong yang hanya di balas gelengan kepala oleh anaknya.
"Ya udah kita cari sekarang."
***
Fenly mengekori saja pak Abraham yang sibuk memanggil dan memberi instruksi kepada beberapa anak buahnya. Beliau juga akan ikut pencarian bersama Fenly dan Hamdan tangan kanannya.
Baru saja mereka akan masuk kedalam mobil handphone Fenly berdering.
Fenly membulatkan mata saat telepon ia tempelkan di telinga. Suara keributan di sebrang sana terdengar sangat jelas sebelum akhirnya telepon dimatikan secara sepihak.
"Pah," Fenly memamerkan layar handphonenya kepada pak Abraham dan om Hamdan.
"Kita lacak lokasinya." Om Hamdan yang sudah duduk di kursi kemudi kembali keluar. Ia mengambil handphone Fenly dan berlari masuk kedalam rumah.
Om Hamdan dengan lihai melacak lokasi itu, tak butuh waktu lama lokasi berhasil di temukan. Fenly segera membidik lokasi yang tertera di laptop dengan handphonenya lalu dengan lengah seribu ia pergi sendiri dengan motornya.
***
Hari ketiga, Jane mengendap-endap keluar dari kamar saat penjaga itu kecolongan lupa mengunci pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jane & Fenly [Selesai]
Fiksi RemajaJane menyembunyikan kisah hidupnya rapat-rapat sampai akhirnya Fenly datang dan mengetahui betapa menyedihkan kehidupan gadis itu. Siapa yang menyangka Jane si tegar dan ketus itu memiliki problem keluarga yang berat. Bapak yang kasar, suka berjudi...