18. Bu Rahma sakit?

38 19 1
                                    

Vote+komen dong biar aku seneng.

°•°Selamat membaca°•°

Fenly mendekati orang tersebut yang tengah duduk di trotoar jalan dengan wajah lesu dan frustrasi.

"Permisi," mendengar suara Fenly orang tadi berdiri dan menepuk-nepuk bokongnya.

"Eh, calon mantu." Katanya ramah.

"Ngapain pak?" Tanya Fenly heran.

Wajah Pak Dito tiba-tiba saja berubah murung dan lemah membuat Fenly kebingungan.

"Gini mantu," sebelum melanjutkan ucapan pak Dito mengusap wajahnya kasar.

Raut wajahnya berubah sedih seketika.

"Jadi Rahma, ibunya Jane sore tadi dilarikan ke rumah sakit karna penyakit jantungnya kumat." Katanya lemah.

"Terus keadaan ibu gimana?" Tanya Fenly mulai khawatir dengan sang calon mertua.

"Itu dia masalahnya. Rahma harus dioperasi untuk pemasangan ring, tapi bapak gak punya uang sepeserpun mantu." Pak Dito memijat kepalanya.

"Bapak sudah cari kesana-kemari tapi belum juga dapat pinjaman. Harapan bapak cuma di kamu mantu." Tatapan pak Dito yang begitu sayu dan penuh beban itu berhasil menggerakkan hati Fenly.

"Berapa butuhnya pak?"

"20juta."

Fenly melongo, namun secepat mungkin ia menetralkan raut wajahnya. Toh memang operasi tidak ada yang murah. 'Demi calon mertua, masa 20juta gak ada.' Pikirnya.

"Rumah sakit mana?"

"Sentosa, mantu."

"Oke, saya langsung ke sana kalo begitu."

"Jangan mantu." Cegah pak Dito.

Dahi Fenly mengerut.

"Kenapa? Saya kan mau jenguk ibu sambil bayar tagihan rumah sakitnya."

"Rahma perlu istirahat, lagian juga sudah malam, besok saja. Mending sekarang mantu kasih aja uangnya ke bapak, biar nanti bapak yang akan ngurus-ngurus."

"Beneran?"

Pak Dito mengangguk dengan wajah yang sangat meyakinkan.

Fenly menatap lekat setiap jengkal wajah pak Dito. Memastikan bahwa yang di katakan nya itu benar dan ia juga dapat di percaya.

Tanpa pikir panjang Fenly mengeluarkan semua uang cash di dompetnya dan memberikannya pada pak Dito.

"Ini pak cuma ada 2juta. Sisanya saya transfer aja yah."

Pak Dito menggeleng cepat. "Jangan mantu, bapak gak punya kartu kredit." Tolaknya.

Fenly hanya mengangguk.

"Kalo gitu tunggu disini. Saya akan ambil uangnya dulu."

Ucapan Fenly barusan membuat pak Dito tersenyum senang.

.
.
.

Setelah mendatangi sekitar 3 mesin ATM dan menarik tunai, akhirnya Fenly kembali menemui pak Dito dengan membawa uang yang di janjikannya tadi.

Pak Dito masih di lokasi yang sama, tapi kali ini ia duduk di depan angkringan wedang jahe sambil menyeruput minuman hangat itu.

"Nih," Fenly memberikan uang yang di bungkus amplop coklat itu kepada pak Dito tanpa basa-basi lebih dulu.

Pak Dito menerimanya dengan senang hati, senyumnya mengembang sempurna.

"Terima kasih mantu." Ucapnya.

Jane & Fenly [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang