Karna Treasure MV Hello menduduki tranding 2 di kategori musik dan bikin aku seneng banget gak ketulungan. Makannya doble update untuk hari ini. Jangan lupa streaming banyak-banyak yah temen-temen
Seperti yang sudah di rencanakan tadi, sepulang sekolah Jane pergi ke minimarket yang tak jauh dari sekolahnya. Karna isu-isu minyak akan turun siang ini sudah menyebar ke seluruh penjuru kota.
Jane mempercepat jalannya, ia bahkan menolak ajakan Nara untuk nonton bioskop padahal lumayan di bayarin. Ini demi 2liter minyak goreng subsidi, jika tidak cepat-cepat yah wasallam. Minyak akan habis tanpa sisa di gondol pasukan ras terkuat di Indonesia. Siapa lagi jika bukan ibu-ibu.
"Singa," panggil Fenly.
Jane menghentikan langkahnya dengan malas. Sudah tahu sedang buru-buru malah pake ngiklan.
"Lo beneran mau ngewar minyak sama emak-emak?" Tanya Fenly.
"Iya, tokek bacot!"
"Ish, sama pacar juga gak ada lembut-lembutnya." Fenly ngambek.
Jane merapikan rambutnya kebelakang dengan sedikit kasar. Sebal karna ulah Fenly.
"Iya tokek, pacarnya gue yang ganteng." Jane memelankan intonasinya.
"Gue mau terjun ke medan perang buat memperebutkan minyak goreng. Lo mau ikut? Atau mau gue patahin leher Lo?"
"Gue lagi buru-buru ada aja gangguan."
Fenly mendengus sebal. "Ikut, gue mau ikut."
Jane menggeleng pasrah. Terserah Fenly saja, asal jangan ganggu Jane di medan tempur saja. Awas saja jika gara-gara Fenly Jane jadi tidak dapat minyak, habis cowok itu dibuatnya nanti.
***
Dugaan Jane tepat sekali. Halaman minimarket sudah di penuhi orang-orang yang terlihat sekali wajah siap siaganya, mengantri dengan berantakan. Mereka sepertinya sering bolos hari Senin saat sekolah dulu. Jane hanya bisa menghela napas kasar. Antrian juga di dominasi oleh para ibu.
Jane dan Fenly berdiri di dekat tiga orang yang juga sedang mengantri. Mereka terdiri dari ibu-ibu usia kisaran 40tahun, wanita muda dan seorang lelaki bertubuh besar.
Samar-samar Jane mendengar bisik-bisik mereka.
"Nanti pas di dalem jangan letoy! Harus gerak cepat. Tarik aja punya siapa pun yang penting dapet." Kata ibu berusia 40tahun itu.
"Siap Mak," sahut wanita muda dan lelaki berbadan besar itu.
"Nanti di depan kasir kita pura-pura gak kenal yah. Kalian ngantrinya agak jauhan pas bayar." Ibu itu kembali memberikan komando.
"Nih, emak kasih duitnya. Awas kembalinya balikin lagi! Jangan di tilep!" Omelnya.
Jane hanya bisa geleng-geleng kepala. Padahal mereka bisa beli secukupnya saja. Kan kasihan yang lain bisa tidak kebagian. Lagian buat apa banyak-banyak, berendam? Aneh.
"Lo harusnya ajak Nara, nanti gue bisa ajak Jaka, Wawan sama Athalla juga buat bantuin Lo ngewar minyak. Jangan kalah sama ibu itu." Fenly melirik malas ibu di sampingnya tadi. Sepertinya Fenly juga mendengar percakapan mereka.
"Gak usah rakus, nanti kena azab lagi. Yang butuh minyak gak cuma kita, tau."
Setelah mengantri sekitar setengah jam. Akhirnya pintu minimarket itu di buka juga.
Semua orang memasuki minimarket dengan terburu-buru. Tujuannya sama, rak minyak goreng subsidi.
Jane merelakan tubuhnya yang kecil itu terhimpit oleh banyak manusia. Dorongan bahkan pukulan melayang di tubuhnya. Tangan Jane harus cekatan dan cepat mengambil satu buah minyak goreng lalu keluar dari kerumunan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jane & Fenly [Selesai]
Dla nastolatkówJane menyembunyikan kisah hidupnya rapat-rapat sampai akhirnya Fenly datang dan mengetahui betapa menyedihkan kehidupan gadis itu. Siapa yang menyangka Jane si tegar dan ketus itu memiliki problem keluarga yang berat. Bapak yang kasar, suka berjudi...