25. 100juta

28 10 0
                                    

Beberapa hari kedepan aku bakal gak update dulu guys, soalnya sibuk:( jadi aku doble yah hari ini 😂 selamat menikmati part menjengkelkan ini

Kalian suka ga sih sama cerita ini? Gak pernah vote sama komen nih:( komen+vote dong biar aku tambah giat:( wkwk maksa bet yah


Pak Dito menarik napasnya panjang. Pria paruh baya itu menjambak rambutnya frustrasi.

Sudah hampir 3 jam ia hanya luntang-lantung di pinggir jalan tanpa tau tujuan. Bingung harus apa dan kemana.

Harusnya sekarang ia sudah di club' kota untuk merayakan kemenangan judinya. Sialnya, juragan Jali malah datang di waktu yang tidak tepat. Si juragan tua biadab itu mengambil semua uang hasil kemenangan pak Dito untuk menutupi sebagian hutang nya yang menumpuk karna berkali-kali kalah judi dengan pria tua itu. Tidak menyisakan sepeserpun, membuat pak Dito harus rela berjalan ditengah kegelapan malam sendirian, bak gelandangan.

Hutang-hutang pak Dito memang sangat banyak, tidak hanya pada juragan Jali, beberapa teman judinya, juga rekan bisnisnya dulu. Semua uang itu pak Dito pakai untuk modal berjudi dan mengunjungi club', bersenang-senang di sana, menari mengikuti dentuman musik DJ di temani para gadis cantik yang aduhai. Bahkan ia lupa, jika anak dan istrinya juga butuh uang dan perhatian.

"Sial, kalo aja tadi gak ada bodyguard nya pasti udah gue hantem abis-abisan itu si Jali!" Maki pak Dito, rahangnya menegang kuat dengan gigi yang menggerutu nyaring.

Semanjak keluar dari area judi hingga sekarang, pak Dito tak hentinya memaki dan mengutuki juragan Jali. Yah begitulah, terkadang yang berhutang memang tak tau diri.

"Gue sumpahin mati berdiri tua Bangka itu."

"Argh!!" Pak Dito memukul tiang listrik dengan keras, hingga membuat jarinya terasa ngilu.

"Argh!!! Sial!" Pak Dito mengibar-ngibaskan tangannya untuk menetralkan rasa sakit.

"Kenapa gue harus bangkrut Tuhan. Kenapa cepet sekali Engkau buat saya miskin." Bukannya berdoa memohon ampun dan bertobat. Pak Dito malah memaki dan menyalahkan Tuhan atas apa yang di perbuatnya. Manusia memang aneh.

"Aaaaa." Pak Dito teriak sekencang mungkin, meluapkan segala emosinya di sana. Ia duduk di trotoar jalan, menenggelamkan wajahnya di lutut dengan tumpuan tangan.

Dingin malam semakin menusuk tapi tak membuat pak Dito beranjak dari tempatnya. Ia malah bersandar pada tiang lampu jalan sambil mengelonjorkan kakinya.

Sebuah mobil Alphard hitam berhenti tepat di depan pak Dito, sinar lampunya menyorot terang pada tubuh pak Dito yang tengah duduk.

"Apa-apaan sih!" Maki pak Dito menghalau sinar lampu mobil dengan tangannya.

Lampu mobil mati, mesin mobil juga tak lama ikut mati. Hanya lampu remang-remang jalanan yang kembali menerangi seluruh area.

Pak Dito hanya diam mematung sambil menatap heran mobil itu. Tak berselang lama, pintu mobil terbuka.

Sebuah kaki jenjang terlihat pertama kali saat pintu itu terbuka.

"Eh, siapa dah?" Pak Dito menggaruk kepalanya heran.

Seorang perempuan turun dari mobil, berdiri beberapa saat di sana, merapihkan jas hitam yang di kenakannya sebelum akhirnya berjalan dengan ritme anggun menghampiri pak Dito.

Pak Dito sempat diam terkagum menatap perempuan itu sebelum akhirnya ia mengenali wajah tak asing si perempuan.

Pria tua itu bangkit dari duduknya, menepuk-nepuk bokong lalu telapak tangannya untuk membersihkan dari kotoran.

Jane & Fenly [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang